Senin, 06 Agustus 2012

PENULISAN HISTORIOGRAFI AWAL


Historiografi merupakan hasil dari penulisan sebuah peistiwa sejarah. Histororigrafi secara harfiah dapat disimpulkan sebagai sejarah penulisan sejarah. Hal tersebut berarti historiografi adalah hasil penulisan dari suatu peristiwa sejarah. Dalam perkebangan awal historigrafi dikenal di peradapan romawi dan yunani klasik. Hal tersebut tidak terlepas dari peradaban  Yunani dan Romawi yang sudah maju pada zaman klasik dan mempunyai budaya menulis yang tinggi. Namun dalam segi penulisan keduanya memiliki  perbedaan daam hal penulisan historiografi, hal tersebut tidak terlepas dari perseoalan pemerintahan dan cara hidup di kedua wilayah tersebut. Beberapa tokoh yang terkenal adalah Herodotus, Thucydides, Polybius, Titus Livius, dsb. Dalam penulisannya historiografi dipengaruhi oleh penulis sendiri, sehingga kita dapat melihat atau membedakan corak penuilsan penulis dalam penulisan istoriografinya. Sebagai contoh adalah contoh penulisan Herodotus yang masih berbentuk prosa dan puisi sebagai tambahan Herodotus dikenal sebagai bapak sejarawan dunia.
Pada periode penulisan historigrafi yang ditulis pada masa klasik, kajian penulisannya lebih dominan pada peristiwa sejarah konteporer, atau sazaman dengan penulis. Namun juga terdapat penulisan sebuah peristwa sejarah yang jauh kebelakang, bisanya penulisannya akan beruntut sampai pada zaman konteporer, atau sezaman. Dalam penulisan sejarah atau historiografi pada abad klasik ini juga kita bias melihat, bahwa corak penulisan masih diepngaruhi oleh unsure Mitos atau mitologi, dengan penulisan masih terdapat peran dewa-dewa trerhadap kehidupan manusia. Dalam penulisan pada abad klasik ini, penulisanya juga masih menggunakan sumber-sumber tradisi lisan yang diwarisan secara turun temurun. Sumber lisan memang bergubn pada saat itu sehingga dalam melengkapi interpretasi dari penulis histirografi.
Dalam bebrapa hal penulisan pada masa ini masih bersifat sedarhana, karena belum mempunyai kerangga daam penulisannya. Sehingga belum mendiskripsikan sebuah peristwa sejarah dengan penulkisan yang lebih deskriptif analisis. Kekuranag tersebut tidak terlepas adri perkebangan penulisan tersebut yang masih tergolong awal peradapan. Selain itu, dala mengambil sumber sejarah, para penulis zaman ini belum mengadakan kajian terhadap sumber, atau melakukan kiritis terhadap sumber sehingga panulisan sejarahnya belum  dalam merekontrusikan sebuah peristiwa masih bersifat anakronis. Beberapa hal yang sering menjadi kajian sejrawan pad masa ini adalah penulisannya bersifat dogeng, genealogi, epos (atau cerita kepalawanan) dsb. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai peran sejarwan Romawi Klasik Polybius, dan karya beserta corak penulisan historiografinya.

Zaman Romawi merupakan berdiri pada periode tumbuh setalah runtuhya Yunani. Dalam kekaisarannya Romawi lebih menekankan pada pejajahan atau ekspansi wilayah ke daerah luar guna mmeperluas  wilayah kekuasaannya. Romawi berkembang menjadi wilayah yang luas karena memiliki sistem pemerintahan yang kuat dengan militer yang kuat pula, sehingga dalam misi ekspansi mereka banayk menuai kemenangan. Keadaan  social dan politik yang terjadi diwilayah ini, yang pada akhirnya juga berpengaruh kepada penulisan-penulisan historiografi di romawi, yang umumnya memilki cirri penulisan heroic, tentang kemenangan peperangan yang ada. Yang tentu dapat memebadakan penulisannya dengan Yunani. Meskipun mempunyai cirri tersendiri dalam menampilkan tema, namun secara strukutr penulisan secara umum relative serupa, dengam masih menggunakan karya berbentuk prosa, puisi maupun sastra.
Polybius merupakan Sejarawan yang terkenal pada masa Romawi, meski ia merupakan orang Yunani, ia hidup pada masa transisi, ketika Yunani runtuh dan Romawi mulai berkembang.ia dilahirkan di daerah Megalopolis yaitu daerah Yunani, ia  hidup pada tahun (208SM-126SM). Dalam hal status social, ia merupakan keluarga yang terpandang dalam pemerintahan romawi.  Semasa hidupnya ia mengalami gejolak politik yang kuat, terlihat pada tahun 167 SM, ia dipenjara oleh pemerinah Romawi, karena ia dan keluarganya dituduh terlibat dalam gerakan anti Romawi, ia di Sandra dan dibawa ke Italia. Selama masapenahanan tersebut ia  mengenal orang-orang kelas atas atas yang saat itu tinggal di daerah tersebut diantaranya adalah Cato dan Scipio yang  merupakan komandan perang Romawi,keduanya merupakan pengaggum kebudayaan yunani. Dalam memulai karya historiografinya yang dimulai pada saat ia dipenjara selama 17 tahun. Dan dimulai sejak masa ekspansi Romawi awal Perang Punisia ke II. Dalam penulisanya ia menulisakan kisah-kisah sejarah pada masa kontemporer atau semasa ia hidup. Karya-karyanya dominan pada peristiwa peperanan Romawi terhadap wilayah-wilayah kekuasaan yang ditaklukan. Yang menceritakan tentang keperkasaan Romawi dalam menaklkan musuh-musuhnya.  Hal tersebut tidak terlepas dari pengalamanya yang serng keliling samudra dalam perjalanya untuk mencatat sebah peristiwa yang terjadi.
Pada tahap penulisannya, Polybius lebih condong menuliskan sebuah peristiwa-peristiwa sejarah yang persifat peperangan atau heroic. Menceritakana kegigihan tentara Romawi dalam setap pertempuran, selain itu juga mebahasah masalah politik, dan kekuasaan yang dipimpin oleh Romawi. Dalam bebrapa penulisannya ia juga menceritakan, tentang sistem pemerintahan Roma, yang menurutnya pemerintahan kekaisaran Romawi adalah monarkhi, yaitu kekeuasaan neraga ada pada diri saja sepenuhnya.namun dalam perekembangan zaman, pemerintahan Romawi bersifat aristrokasi, dimana pemerintahan dijalan oleh kaum-kaum bangsawan yang duduk dalam pemerintahan. Dan yang terakir ia juga menyimpulkan bahwa pemerintahan Roamwi juga dapat bersifat Demokratis karena tampuk kekuasaan dipilih oleh Senatus atau anggota senat. Dalam sistem pemerintah Romawi, ia mengetahui banayak, karena kedekatannya denga petingi dan penjabat di romawi sendiri. Selain itu  Polybius merupakan salah satu sejarawan pertama untuk mencoba untuk menyajikan sejarah sebagai urutan penyebab dan efek, berdasarkan pemeriksaan yang teliti dan kritik tradisi. Dia menceritakan sejarahnya berdasarkan pengetahuan tangan pertama. Yang  menuliskan sebuah peristiwa sejarah yang ditulisnya Polybius menggunanakan metode wawancara terhadap saksi- saksi atau veteran yang menjadi saksi sejarah suatu peristiwa.
Karya yang dihasilkan oleh Polybius mengenai sejarah kekaisaran Romawi adalah The Histories yang menceritakan kejadian peperangan yang terjadi di Romawi, buku ini terdiri dari bebrapa jilid, sampai tujuh, namun bagian terakair rusak berat sehingga kurang dapat menejalsakan tentang peristiwa yang sedang terjadi. Dalam buku tersebut menjelaskan dari peristiwa perang Punic satu dan Dua. Kemudian dalambuku ini juga menceritakan kehidupan di Romawi, salah satunya yang telah disebutkan diatas mempabasah mengenai masalah strukutur pemerintahan di Kekaisaran Romawi. Yang juga membahas masalah kakuataan unggulan Romawi adalah masyarakatnya yang beragam dimana banayak masyakat yang memilki suara dan memicu sikap individualis yang menciptakan pemikiran-pemikiran baru, dan hal tersebut pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi wialayah Kekaisaran Romawi.



Senin, 16 Juli 2012

Review Buku “Asal Usul "Separatisme" Melayu Muslim di Thailand Selatan” oleh Thanet Aphornsuvan



Gerakan Separatisme yang terjadi di Thailand merupakan salah satu dampak dari kurangnya pemerintah dalam menanggapi masalah yang ada di Negara tersebut. Gerakan separatisme ini ditandai dengan pemberontakan-pemerontakan yang dilakukan oleh sebagian penduduk Thailand yang menganggap bahwa pemerintah secara tidak langsung telah mendiskriminasikan mereka. Secara umum gerakan seprataisme ini diartikan sebagai  pemerontakan teradadap Negara yang dilkukan oleh beberapa kelompok yang tidak puas akan kebijakan terhadap suatu negera.[1] Dan biasanya sebagian besar gerakan ini dilkakukan oleh kolompok-kelompok entis yang merasa tidak puas. Pemberontakan ini terjadi di wilayah selatan  di bagian Yala, Narathiwat, dan Pattani. Dapat terlihat dari sejarah panjang dari adanya pembentukan masyarakat islam melayu di Thailand selatan pada waktu itu kekuasaan masih dipenggah oleh kerajaan Siam. Pada saat ini juga sudah mulai terjadi pergolakan dari wilayah selatan yang mayoritas beragama muslim. Dalam berbagai hal masalah yang timbul dari pembentukan Negara baru yang juga dipengaruhi oleh kekuatan asing, membuat konsep Negara Thailand  atau Negara modern yang ingin menampilkan sebuah identitas nasional , yang lebih menggunakan budaya dari kalangan mayoritas  dinegara tersebut. sehingga akan berdampak perbuahan yang semula  multi etnik di paksa menjadi Negara yang bersifat seragam. Hal  tersebut berdampak pada tersingkirnya kaum minoritas dari Negara tersebut. beberapa pengamat luar negeri berpendapat bahwa kaum minoritas dalam hal ini muslim melayu dianggap sebagai ” tamu” bukan sebagai bagian dari keutuhan sebuah  Negara. Sebagai dampak dari perkembangan ari sturkut Negara yang juga sedikit banyak mempengaruhi tindakan separatisme ini. Sejalan dengan hal tersebut kebijakn-kebijakan pemrintah yang di pimpin oleh beberapa penguasa juga semakin membuat gerakan ini semakin intensif dilakukan.
Dalam  beberapa hal seperti keadaan ekonomi, politik dan budaya mereka terpinggirkan oleh masyarakat Thailand lainnya yang beragama Budha. Dampak diri intimidasi tersebut adalah banyaknya warga usia produktif terutama laki-laki yang tidak mendapatkan pekerjaan di dearah tersebut. Hal tersebut juga melatarbelakangi pemeberontaka tersebut yang berujung dengan ingin memisahkan diri dari Negara Thailand yang sudah mereka anggap sudah ditak mampu menjalankan kebijakan secara adil. Peran agama juga sangat mempengarhi dalam gerakan  yang terjadi.gerakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh polisi Siam yang berjaga di wilayah selatan Thailand, yang menuduh semena-mena warga muslim di wilayah tersebut, idak jarang setelah mereka itangkap dipukuli. Hal terssebut yang juga melatarbelakangi gerakan-gerakan separatism. Sebagai contoh dari gerakan yang kemudian akan menjadi catatan bagi sejarah Thailand adalah gerakan yang dipelopori oleh Haji Sulong, yang merupakan pemimpin dari gerakan muslim melayu yang menuntut dominasi pemerintah terhadap orang-orang muslim di Thailand pada tahun 1948. Dalam kejadian tersebut banyak korban jiwa baik dari aparat seperti polisi dan tentara, kemudian korban yang paling besar adalah warga sipil atau anggota dari gerakan tersebut yang umumnya masih berusia muda. Dalam pergerakan konteks gerakan ini juga dipngaruhi oleh kesadaran umat muslim melayu di di Thailand selatan terumatama pada pertengahan adab ke 20. Hal ini juga menandai sebuah periode  awal kebangkitan muslim di Thailand. Paada periode ini generasi muda dari muslim melayu di Thailand sudah memiliki ilmu cukup diperoleh dari pendidikan-pendidikan pesatren. Hal tersebut selanjutnya member dampak pada pemikiran generasi muda untuk mendirikan sarekat islam secara murni, dengan memahami ajaran Nabi Muhammad.
Gerakan-gerakan separatisme yang terjadi di negera ini tidak lepas dari masalah etnisitas yang terdapat diberbagai wilayah. Sehingga ketika sesuatu kelompok etnis tertentu merasa terdesak dengan keadan politik yang ada dan tidak dapat diselesaikan dengan jalur damai, maka timbulah gerakan represif tersebut. saya melihat masalah yang dihapadapi pemerintah Thailand adalah upaya yang dilakukan terhadap kaum minoritas dalam hal ini maslim melayu tidak dilakukan secara pendekatan-pendekatan yang lebih pasif. Hal tersebut didukung dengan pemebentukan Negara Thailand yang modern dengan pemebntukan sebuah identitas nasional yang lebih berpihak pada etnis mayoritas, kemduian dilembagakan. Sehingga menyebabkan jurang pemisah antara kaum mayoritas dengan minoritas, yang seharusnya dapat bersosialisasi satu dengan yang lain. Saya juga melihat peran kekuataan asing juga berpengaruh dalam pembentukan Negara ini. Selain itu tindakan yang dilakukan oleh oknum pemerintah terhadap masyakat muslim melayu yang terdapat di wilayah tersebut, mengakibatkan tidak percayanya penduduk terhapat pemerintah pusat. Yang sudah dianggap lalai dalam tugasnya memberikan keadilan bagi masyarakat. Maka tidak heran bentrokan-bentrokan yang tidak dalam diselesaikan ini menimbulkan gerakan separatism yang dilakuakan oleh masyarakat muslim melayu yang terdepat pada wilayah selatan tersebut. gerakan-gerakan seperti tersebut juga terjadi di berbagai wilayah Negara lain, yang sebagian besar gerakan tersebut dilatar belakangi oleh, keadaan social,ekonomi, politik yang tidak berpihak pada mereka. Dengan semangat rasa yang sama-sama terdiskrimansi inilah muncul gerakan-gerakan tersebut.


[1] Asal Usul "Separatisme" Melayu Muslim di Thailand Selatan  oleh Thanet Aphornsuvan


Selasa, 26 Juni 2012

Review Buku “Places and Poeples”


Dalam buku places and peoples ini menjelaskan kehidupan sosioalekonomi maupun politik di Asia tenggara. Dengan berpedoman pada abad ke 18 setelah itu penulis juga membandingkan dengan abad sekarang mengenai perubahan yang relative cepat diberbagai kawasan di Asia Tenggara. Disini dijelaskan tentang keadaan masyarakat yang ada di daratan Asia Tenggara yang hidup dalam heterogenitas kesukuan yang ada. Dan dijelaskan pula perubahan yang terjadi di dalam masyarakat ketika alam jaman mulai bergerak dan mereka mencoba beradaptasi dengan alam. Pada awal buku ini dijelaskan bahwa penulis bercerita dan tertarik dengan keadaan geografis yang subur di Asia Tenggara. Dan menjelaskan bahwa dalam pada abd ke 18 keadaan alamnya masih alami dengan banyak terdapat hutan sebagai sumber pangan di daratan yang rendah terdapat pertanian yang subur yang menanam tanaman padi. Selain itu terdapat flora dan fauna yang sangat eksotik di daerah ini. Dan terdapat sungai sungai besar yang memiliki lahan subur guna menunjang kebutuhan hidup, seperti terdapat di Sungai Mekong tempat yang subur bagi pertanian. Dijelaskan pula bahwa sektor ekonomi pada dipengharui oleh keadaan alam, sebagai contoh para petani sangat bergantung dengan dengan hujan yang turun secara teratur dan apabila terjadi perubahan yang tidak menentu mereka akan mengalami kerugian dan terancam gagal panen. Dan hasil kayu dari hutan-hutan juga dimanfaatkan sebagai bagiaan dari bangunan dan rumah-rumah penduduk. Keadaan tersebut berangsur-angsur berubah ketika terjadi masa penjajahan atau kolonialismedaerah  di Asia Tenggara. Dan terjadinya transformasi kearah modern pun dimulai. Denga dikenalkannya dengan aturan-aturan baru yang berbasis pada aturan eropa juga menjadikan sturktur masyarakat didalamnya juga terpengaruh. Sebelum kolonilasime masuk, sudah terlebih dahulu masuk bangsa-bangsa yang telah mejalin hubungan dengan daerah di Daratan asia tenggara. Yang meneyebarkan agama seperti hindu, budha islam dan Kristen. Dan pada abad selanjutnya mucul beberapa pahan seperti komunis, liberalis dan kapitalisme.beberapa hal tersebut pada selanjutnya akam mempengaruhi masyarakat yang ada di dalam masyarakat Asia tenggara.
Dalam hal letak goegrafis  yang mempunyai banyak kepulauan masyarakat di Asia Tenggara sendiri hidup dalam lingkungan yang berbeda, hal tersebut terjadi karena hidup dikepulauan maka mereka akan terisolasi satu dengan yang lain. Dalam kepualuan tersebut juga dipengaruhi subur tidaknya pulau tersebut sebagai lahan penghidupan, hal tersebut juga terlihati di Indonesia, seperti beberapa pulau memiliki kepadatan penduduk yang tinggi disisi lain berpenduduk jarang. Dalam tererasingan tersebut muncul berbagai budaya yang berbeda, sehingga memunculkan keunikan tersendiri.kepulauan di Asia Tenggara sendiri tercatat sebanyak 25.000 pulau. Dan di Indonesia terdapat kurang lebih 17.500 pulau. Sebagai wilayah kepulauan di kawasan Asia Tenggara mempunyai tingkat yang relative tinggi mengalami bencana, serti letusan gunung Krakatau pata tanggal 26 agustus 1883 dan menewaskan tiga puluh enam ribu akibat terjangan tsunami yang diakibatkan letusan gunung tersebut. Selain itu bencana yang dahsyat juga pernah terjadi di Filiphina Minatubo jug meletus tahun1991 yang menewaskan 200.000 hetar.
Sistem mata pecaharian masyarakat di daratan Asia Tenggara adalah nelayan yang telah didukung oleh geografis sebagai wilayah kepulauan. Dalam hal pekerjaan sudah terdapat pembagian kerja yang sederhana, yaitu laki-laki sebagai tulang punggung keluarga mencari ikan di pantai dan istri dan anak membantu untuk memperbaiki jarring yang rusak. Tempat tinggal mereka terdapat di tepi pantai dan pinggir pantai yang terbuat dari papan-papan kayu dan tiang-tiang yang menjorok keluar sehingga seperti rumah panggung, dan perahu sebagai temapt mecari nafkah ditempatkan dibawah rumah. Sistem ini mata penacaharian ini berkembang sejalan dengan perahuperahu yang dibuat modern.  Terdapat pula sistem bercocok tanam nomaden atau perladangan yang dikakukan oleh orang-orang pedalaman yang tinggal dihutan-hutan dikawasan Asia Tenggara. Yang melakukannya dengan tebang taman dan biasanya satu atau dua tahun mereka akan berpindah tempah, dalam melakukan kegiatan ini dibutuhkan tenaga yang besar terdiri dari keluarga yang terikat suku tersebut.selain tu terbapat sektor pertanian sebagai mata pencaharian di kawasan asia tenggara dimana sektor ini menjadi dominan di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut juga terlihat dari hasil besar sebagai hal yang utamabagi kerajaan-kerajaan agraris seperti ayyutha, mataram islam di jawa. Dalam perkembangannya sistem pertaian memperluas tanah sebagai lahan untuk produksi yang digunakan sebagai ketahanan pangan dan juga untuk diekspor. Dalam perkembangan ini juga mneyerap tanah bukan dari daratan rendah saja, namun juga menggunakan dataran tinggi dengan metode penanaman terasering.



URBANISASI DI ASIA TENGGARA



Urbanisasi yang terjadi diberbagai kota-kota besar di Asia Tenggara yang urbanisasinya dipengaruhi oleh beberapa factor yang dipengaruhi oleh peranan kota sebagai pusat administrasi suatu Negara maupun sebagai pusat perdagangan dan pelayanan jasa. Dalam hal ini kota-kota dijawa dibentuk oleh stuktur kota tersebut sebagai kota pedalam atau sebagai kota pesisir. Menurut Wertheim (1980), ada dua pola utama dalam pembentukan sebuah Negara, sebagai negera pedalaman atau sebagai kota perdagangan. Pola tersebut sedah terbentuk sejak lama pada masa prakolonial yaitu ditandai oleh masih berdirinya kerajaan-kerajaan yang berbasis agama seperti Majapahit atau Angkor,aydhya dan kota-kota dagang seperti Malaka[1]. Hubungan antara kedua polalah  tersbeut adalah kota dagang sebagai penyedia barang-barang eksport yang biasanya digunakan oleh kalangan-kalangan elit keranjaan, sedangkan kota pedalaman sebagai pemasok kebutuhan bahan pangan seperti beras,dn barang-barang lainnya sebagai konumsi kota dagang. Pada kota dagang terdapat penduduk yang heterogen, hal tersebut dilatarbelakangi oleh hubungan dagang dengan luar negeri, yang menyebabkan menetapnya pedagang tersebut kedalam penduduk kota dagang, sebagai conttoh adalah malaka yang mempunyai beberapa etnis seperti Melayu,India,dan Cina.
Pada masa kolonial pada mulanya masuk di Asia Tenggara tidak berdampak pada tatanan structural yang ada. Karena tujuan awal mereka adalah menjadi rempah-rempah dan memonopoli perdagangan yang ada. Namun setelah diperkenalkannya sistem perkebunan tanaman bersifat impor atau biasa disebut sebagai sistem tanam paksa, barulah terjadi perbahan-perubahan social yang ada. Seperti di jawa,yang menimbulkan perubahan  birokrasi barat sebagai atasan dari struktur pemerintahan tradisional. Sebagai contoh lain Burma sebagai wilayah jajahan Inggris mempunyai dua kekuasaan pertama di Rangoon namun masih terdapat kukuasaan yang masih diperintah raja local. Dalam perubahan yang ada tersebut membuat pola kehidupan yang ada pada kawasan negera dunia ke tiga ini. Perubahan yang relative cepat terjadi pada awal abad ke 20.
Dalam hal urbanisasi yang mempengaruhi kawasan-kawasan di Asia Tenggara sendiri adalah perubahan yang dibawa oleh dampak dari kolonisasi itu sendiri. Seperti dalam hal pengenalan sistem produksi  dengan menggunakan media tekonologi mesin. Dan proses industrialisasi yang ada dikota-kota besar, menyebabkan urbanisasi di perkotaan. Dimana tersedianya beberapa pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan di desa. Proses industrilasasi tersbebut tentunya  berdampak tersedianya lapangan pekerjaan yang akan dijadikan sebagai buruh pabrik atau sebagai kuli angkut. Dan berdampak selanjut adalah berkurangan tenaga kerja yang ada di desa, karena banyak ditinggal penduduknya mencari penghasilan yang ada dikota


DAFTAR PUSTAKA
Hans-Dieter, E.,Ruodiger,K. 2002. Urbanisasi di Asia tenggara : Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial. Jakarta : yayasan obor Indonesia.


[1] Hans-Dieter, E.,Ruodiger,K. 2002. Urbanisasi di Asia tenggara : Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial. Jakarta : yayasan obor Indonesia.


PROTES PETANI DI JAWA TAHUN 1850-1942 Dari Buku Bandit-Bandit Jawa : Studi Historis 1850-1942 karya Suhartono


Kolonisasi sudah dimulai pada abad ke 17, VOC menguasai perdagangan di nusantara, dan melakukan monopoli perdagangan. Dan kolonisasi itu mulai intensif ketika diberlakukannya sistem  tanam paksa (cultuurstelsel)  yang dilakukan pada tahun 1830. Yang merupakan sistem untuk penanaman hasil tanaman yang laku untuk diekspor. Daiantaranya adalah tanaman, kopi,nila dan tebu yang bahan-bahan tersebut laku diperdagangankan di pasaran dunia, setelah beberapa periode menggunakan rempah-rempah sebagai hasil eksport keluar negeri. Sistem ini membuka dampak  bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang ada dipedalam (petani), yang bertumpu pada masyarakat yang berbasis agraris. Karena sistem tanam paksa memerlukan tanah yang luas sebagai alat untuk produksi selain tenaga kerja sendiri tentunya. Tana- tanah mulai diekplorasi guna kepentingan pemerintah colonial. Hal tersebut tentunya akan  menerobos dan mengambil alih tanah milik petani, guna sebagai perkebunan-perkebunan. Yang melatar belakangi sistem diberlakukan adalah seperti yang dijelaskan diatas untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya untuk kas pemerintah, selain itu adanya dampak dari perang yang dilakukan oleh pejuang-pejuang nusantara guna mengusir kompeni dari wilayah mereka, seperti perang Diponegoro, kemudian juga ada perang di Maluku, dsb. Perang yang berlangsung terus menerus ini yang menimbulkan kerugian yang besar dari pihak belanda, maka dari itu sistem ini di jalankan. Selain itu pemerintah colonial juga menyediakan jasa-jasa swaata guna menjalankan perkebunannya.
Dalam buku yang saya review ini, menjelaskan tentang gerakan-gerakan protes yang dilakukan oleh petani guna melawan peemrintah colonial yang telah menyengsarakan mereka. Dalam buku ini menggunakan studi tempat yang ada di jawa, petama di kareisedenan Banten-Batavia, kemudian Yogyakarta-Surakarta, dan terakir di Pasuruan-Probolinggo. Dalam pembagian daerah-dearah yang ada dia atas, mempunyai pola yang sama dalam eksploitasi petani yang dilakukan oleh peemrintah colonial, sebagai contoh, di karisedenan Banten-Batavia, lebih dikenal sebagai tanah partikelir (tanah yang diperuntukkan bagi pemilik modal, terutama orang-orang cina). Kemudian ada apanage atau tanah lungguh yang merupakan tanah kerajaan yang dimiliki oleh karisedenan Yogyakarta-Surakarta. Dan di karesidenan Pasuruan-Probolinggo ada tanah Gubernemen, tanah milik pemerintah colonial.
Yang menjadi permasalahan dalam sistem tersebut adalah dampaknya bagi petani, dimana petani yang kehilangan sawah dan akan menjadi buruh perkebunan. Selain itu sistem ini secara tidak langsung akan mengikat petani untuk bekerja di dalam perkebunan tersebut karena semakin menyempitnya lahan untuk pertanian. Dalam sistem ini petani akan semakin miskin karena upah yang diberikan perkebunan sangat kurang layak dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup. Yang akhirnya akan berdampak pada pencurian-pencurian dana perusakan lahan oleh para petani. Hal ini sering disebut sebagai bandit-bandit social. Istilah bandit social diperkenalkan oleh Hobsbawn seorang sajarawan inggris, yang menyebut bahwa perbanditan dilakukan oleh sekelompok orang marginal dari masyarakat petani; kegiatan mereka dianggap criminal oleh penguasa. Hubungan petani dan bandit menciptakan perbanditan social. Bandit social adalah hero,kampion,orang yang mempunyai musuh sama dengan musuh petani.
Protes yang dilakukan oleh petani ini dampak dari peraturan dan sistem yang dijalankan oleh pereintah colonial, gerakan ini dilakukan secara individu maupun kelompok dengan organisasi tardisional, untuk mendapatkan kembali hak haknya dengan tanpa konfrontasi langsung dengan pemrintah atau perkebunan. Sekalanya pergerakannya masih bersifat regional dan masih  belum adanya sistem jaringan diantara mereka. Pada buku ini mengakan perbanditan yang dilakukan pada tahun 1850,karena pada saat itu sisitem tanam paksa mulai berda mpak pada petani.  Meski tindakan perbaditan ini, diketahui oleh pemerintah colonial, namun tidak pernah dapat meneyelasikan tindakan tersebut. Karena dengan sistem tersebut telah membuat petani melakukan tindakan yang criminal tersebut. Yang menjadi permasalah menarik dari buku ini, peran dari kekuasaan tradisional mempersulit keadaan petani, sebagi contoh adalah eran kepala desa sebagai penarik pajak, dan pengumpul ahsil panen, mereka juga disebut sebagai bekel, dan penarikan pajak tersebut dilakukan dengan cara tidak adil,dengan pembagian yang tidak adil bagi petani,2/5 untuk petani,2/5patuh(yang mempunyai tanah lungguh,1/5untuk bekel.belum temasuk kerja wajib, dan pajak yang harus dilakukan oleh petani.
Kegiatan perbaditan atau disebut sebagai bandit social adalah merupakan dampak dari intervensi pemrintah colonial terhadap masyarakat pribumi terutama petani yang terlembagakan oleh sistem atau aturan yang dibuat oleh pemerintah.dengan sistem tanam paksa ini, pemerintah colonial semakin mempersulit kehidupan para petani, yang sebelumnya hidup yang serba sederhana menjadi miskin, hal tersebut ditambah dengan struktur social disini adalah kekuasaan tradisional yang semakin memperburuk petani, dan memsikinkan mereka. Sehingga  mereka juga digolongkan sebagai musuh petani, sehingga diberbagai keadaan mereka juga dirampok, dan di kuras harta mereka. Meski tersebut gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan oleh kaum lemah terhadap orang yang menguasainya. Karena mereka berusaha mengganggu stabilitas peraturan tersebut dengan gerakan yang mereka anggap bisa, seperti pembakaran lahan, pencurian terhadap orang-orang kaya yang bekerja pada pemerintah colonial dan sebagainya. Dan menerut saya, protes petani tersbut merupakan bentuk dari eksitensi mereka guna, mengganggu orang-orang yang berkuasa atas mereka.

Masuknya Pendidikan Modern Barat di Asia Tenggara, Khususnya Indonesia


Datangnya bangsa asing di kawasan Asia Tenggara mulai berepnagruh pada abad ke XIX, setalah kedatangan mereka umunya bebrapa abad sebelumnya. Di kawsan Asia tenggara menurut, dalam kontek kolonialisasi , terbagi menjadi bebrapa bagian, pemisahan ini umumya terjadi, ketika bangsa Asing tersebut mulai dominan di suatu tempat di wilayah Asia Tenggara. Serperti di mayala, lebih dominan Inggris, kemudian Filipina dikuasai oleh Spanyol, dan Indonesia dikuasai oleh Belanda.kekuasaan inilah yang dapat membentuk sebuah wialayah tersebut di masa selanjutnya.Pada  masa colonial terjadi beberapa perubahan yang mendasari terbentuknya sebuah sistem baru . hal tersebut Nampak dari beberapa kebijakan yang dilakukan pemerinatah colonial, yang sedikit banyak merubah sistem tradisional yang ada. Perubahan tersebut nampak pada sector perekonomian, sistem social kemduian jug pada sistem politik. Perubahan tersebut dapat dirasakan oleh negera jajahannya terutama di bagian wialayah Asia Tenggara. Dalam halk ekonomi, pamerintah menereapkan sistem pajak yang digunakan untk kepentingan colonial. Pada abad ke XIX, dimana pada saat itu pemerintahahan menerpkan sistem pajak dan ekonomi pasar bebas, yang mengijinkan pada pemodal swasta masuk untuk berinvestasi, dengan beberapa usaha seperti perkebunan. Hal tersebut meninbulkan kemiskinan terhadap petani, karena umumnya beban pajak dikenakan dengan biaya besar, dan menyulitkan petani. Menjelang pergantian abad, yaitu sekitar abad ke XX , pemerintah mulai mengubah sistem perekonomian bebas tersebut menjadi monopoli pemrintahan. Pada periode ini, pemrintah menganjurkan petani untuk menanam tanaman yang menguntungkan , seperti tanaman opium. Salain hal tyersebut, pengaruh hukum juga mempengarui, dengan diberlakukannya hukum yang sesuai dengan kepentingan pemerintah. Selain hukum adat yang masih dipertahan masyarakat pada umumnya.
Terjadinya perubahan antara lain adalah masuknya bidang pendidikan barat di wilayah jajahannya tersebut. Pendidikan pada saat itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli bagi beberapa instasi milik pemerintah. Banyaknya wilayah administrasi dalam pemrintahan inilah yang pada tahap selanjutnya akan menyerap banyaka dari orang-orang pribumi yang masuk kedalam sekolah-sekolah yang didirikan oleh orang Eropa. Pada maualnya perkembangan pendidikan pada daerah jajahan hanya diperuntukkan bagi masyarakat elite birokrasi atau bangsawan local, yang menempati jabatan sebagai bupati, demang dsb. Hal tersebut berguna untuk pemrintah colonial dalam mengawasi pemerintahan yang dijalankan oleh pejabat-pejabat local tersebut.  Selah satu model pengajaran pada saat ini adalah, bahasa belanda sebagai bahasa dalam pengajaran. Maka hal tersebut tentu memberikan pengetahuan baru bagi orang-orang pribumi dalam pengetahuan modern.Hal tersebut tentu akan bekmebang apabila adanya teanga-tenaga yang memadai dalam proses mengajar tersebut. Pertama tama, pengajar memang berasal dari orang-orang Eropa, namun pada tahap perkembangannya pengajar-pengajar pribumi digunakan utnuk membantu dalam proses pembelajarannya. Perkembangan proses pendidikan ini juga terjadi di beberapa Negara yang dikuasai asing, sperti Myanmar, Siam dan Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan kebutuhan pemerintah colonial guan membangun sistem birokrasi, dengan memanfaatkan orang-orang pribumi.
Tidak hanya pada sistem pemrintahan, banyak sekolah yang juga mnegajarkan bebrapa keahlian khusus, yang berguna pada saat itu. Selah satunya adalah pelatihan spesaialis kedokteran hewan, kemudian ilmu Hidrologi dsb. Sebagai contoh perekmbangan pendidikan sudah mulai ada di negera colonial khususnya Indonesia adalah dibukanya sekolah teknik di bandung pada tanggal satu april tahun 1943, waktu pendudukan jepang.[1]  Selain itu pada tahun berikutnya juga telah dibuka sekolah-sekolah yang mempunyai spesifikasi terhadap bidang khusus, seperti sekolah pertanian, pertukangan, dsb.[2] Hal tersebut tetu menjadi salah  bukti  dari pengajaran yang diberikan oleh orang-orang Eropa, khususnya pada abad ke XX awal.



[1]  NIOD, Pemboekaan Sekolah Teknik Tinggi di Bandoeng,  Koran Asia Raya, edisi : 26 Oktober 1943
[2] NIOD,  Sekolah Pelajaran Tinggi di Djakarta, Semarang, Tegal , Tjilatjap , Koran   Aia Raya, Edisi : 17 Oktober 1944

Sabtu, 26 Mei 2012

Munculnya Organisasi-organisasi Politik dalam Pergerakan Nasional : Organisasi“kanan” dan yang berhaluan “kiri”.



Masa kolonial merupakan masa sulit yang dialami oleh bangsa Indonesia , karena pada masa ini, kebebasan politik dibatasi gerakannya oleh pemrintah kolonial. Baru pada awal abad ke 20, pergerakan politik mulai di Indonesia mulai Nampak, hal tersebut juga merupakan salah satu dampak dari politik etis yang dilakukan oleh pemrintah kolonial. Kebijakan tersebut juga didukung oleh politik liberal yang masuk sekitar tahun 1870 atau dimulainya undang-undang agraria. Politik etis yang diterapkan di inonesia pada tahun 1900 , membawa mempunyai misi yaitu edukasi, irigrasi dan transmirasi. Salah satu kebijakan tersebut adalah terbukanya kesempatan pendidikian yang dirasakan oleh kaum pribumi, meski pendidikan tersebut diperoleh hanya pada kaum elit saja. Kebijakan ini merupakan upaya untuk mensejahterakan penduduk pribumi. Dari pemberian pendidkan itu, pada tahap selanjutnya akan memunculkan gerakan-gerakan poltik yang dilakukan oleh kaum pribumi , yang berkembang pada tahun 1908, ditandai oleh organisasi Budi Oetomo. Munculnya pergerakan politik ini, pada periode abad kje 20 ini,akan menjadi cirri dari pergerakan nasional, dimana oranisasi-organisasi politik memiliki peran dalam kemerdekaan Indonesia .
Munculnya organisasi politik pribumi
Organisiasi poltik pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah Budi Oetomo. Organisasi politik ini didirikan oleh dr. Wahdidin S, yang didirikan pada hari rabu 20 mei tahun 1908 di Jakarta. Yang ditunjuk sebagai ketua dari ornasisasi ini adalah dr. Soetomo. Ornasiasi ni secara umum terdiri dari orang-orang terpelajar dari golongan priyayi Jawa dan Madura. Seperti namanya, oranissi ini bertrujuaingin mengangkat derajat pribumi “boedi oetomo” dengan menuntut kepada pemerintah Hidia Belanda untuk membuka kesempatan terhadap golongan pribumi untuk dapat masuk dalam struktur pemrintahan kolonial, seperti menjadi pegawai pemerintahan. Oraganisasi in dalam cangkupan masanya belum mayeluruh di wilaayah Indonesia, karena hanya terbatas pada pulau Jawa dan Madura, organisasi ini jga termasuk organisasi elit, dimana pnedukungnya adalah Priyayi-priyayi rendahan.[1]
Organisasi berikutnya adalah sarekat islam yang didirikanpd tahun 1811 di Solo. Organasasi meruapan organiasi yang dibentuk oleh pedagang-pedagang muslim yang teddapat di daerajh tersebut, pada mulanya organisasi juga meruapakan bentuk dari perlaweanan terhadap para pedagang cina. Selain itu gerakan ini banyak menadapat pengikut dari pedagang-pedagang kecil. Pada perkembngnya organisasi politik ini mendapat pengikut masa yang banyak,. Karena organisasi ini tidak membatasi anggotanya, tidak seprti  Boedi Oetomo, yang hanya dari golongan Priyayi. Sehingga dalam waktu singkat organisasi ini memilki masa yang besar, sebagai gerakan masa.pd tahun 1912 partai ini mendapat pencekalan dari pemerintah kolonial, tetapi setalah in SI mengubar bebrapa anggaran, sehingga organiasi in dapat menyelanggarakan kongres pertama mereka pada tahun 1913 di Surabaya. Alam pidato pertamnya ini, SI mengatakan bahwa SI, bkan merupakan partai politik yang mengehendakai adanya sebuah revolusi, dan dengan tegas mengatakan bahwa setia dan puas terhadap pemerintah belanda. Namaun pada kenyatanya organiasi ini menjadi tidak terkendali diman terdapat pemberontakan-pemberotan oleh petani dan buruh yang menjadi anggota SI, sehingga dalam perkembangannya organisasi ini menghendaki adanya sebuah revolusi.[2]
Selain itu terdapat organisasi politik yang didirikan oleh kaum indo yaitu Douwes Dekker, pada tahun 1912, yaitu indesche partij. Yang bertujuan untuk membangun patroitisme semua “indiers” terhadap tanah air, yang telah member lapangan hidup bagi mereka, agar mereka menadapat dorongan untuk kerjasa atas  dasar persamaan ketatatnegaraan untuk memajukan tanah air “hindia” indesche partij berdiri atas dasar nasionalisme ntuk kemrdekaan Indonesia.
Munculnya gerakan  Sosialis-Dekokratis
Munculnya gerakan gerakan yang bersifat sosialis jug mewarnai dalam sejarah berdirinya partai-partai politik yang bersifat “kiri” pada mas pergerakan ini. Pengaruhnya mulai terasa dari munculnya (partai social Demoocratie party) SDP yang merupakan gerakan radkal yang menginginkan revolusi kaum proletar untuk bebeas dari kapitalisme penjajahan. Pada tahun 1914 juga mncul gerakan partai politik ( (indceshe social Democrattie Veriniging)  ISDV yang etrhimpun dari tenega-tenag intelektual dari Indonesia dan Belanda. Gewrakan ini juga mempunyai surat kabar yang mengkritik kebijakan kebijakan pemerintah.  ISDV ini pada selanjutnya juga banyak mempengaruhi SI untuk mendirikan serekat sarekat pekerja. Hal ersebut nampak dari kongres SI II yang kedua tahun 1917 yang bercorak “kiri” yang dlatar belakangi oleh penderitaan rakyat yang semakin berat sebagai akibat dari peperanagn . yang mengatakan dalam pidatonya bahwa’’ kapitalislme dan imperialism dianggap ‘’haram’’ demikian pula segala bentuk pejajaha. Dala kongres ini juga ditentsng oleh anggota SI borjuis yang kolot. Pada kongres SI ketiga dibentuklah Radical Concentraci yang merupakan suatu badan gabungan dmana SI, budi Oetomo, insulinde pasundan dan ISDP bergabung. Dalam bentuk gabungan ini mengabil revolusi-revolusi dalam gerakannya. Gerakan eralkan yang revolusioner ini pada akhirnya juga mncul parati gerakan baru yang juga merupakan partai dari sempalan SI yaitu partai komunis Indonesia PKI.
Lahirnya partai komunis Indonesia PKI pada tahun 1920 yang merupakan bentuk baru dari ISDV. Yang juga meruapakan partai berhaluan komunis yang menginginkan perubahan terhadap pemerintahan kolonial. Pemimpnya adalah semaun yang juga merupakan anggota SI pihak oposisi. Dalam gerakannya PKI hamper selalu melakukan sebuah gerakan gerakan yang radikal dalam tujuan poltikya, yaitu dapat dilihat dari pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926. Masa PKI banyak terdiri dari kaum buruh dan petani yang memang dalam gerakan parati ini yang menggunakan teori pertentang kelas, yang merupakan cirri dari gerakan komunis di Eropa. Dalam pergerakannya PKI banyak mengalami Hambatan, karena partai ini dilarang oleh pemrintah kolonial karena mengancam stabilitas pemerintahan kolonial. Yang tersebut terbukti dibubarkannya rapat-rapat PKI  dan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpinnya yang kemudian dibuang di Boven Digul. Gerakan ini mulai surut setelah pemberontaakn PKI yang  dilakuan di beberapa daerah yang memungkin pemerintah untuk mengawasi secara ketat aktifitas partai ini.
 Secara pergerakan, seprti telihat dari pemberontakan di Banten pada tahun 1926, terlihat bahwa masa PKI juga terdiri dari Golongan Ulama dan para Jawara. Para ulama di banten, mengungkapkan bergabungnya mereka dalam PKI memang didasarkan atas, ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial. Selain itu mereka juga kurang paus dengan Sarekat islam yang tidak tegas, dan hanya melakukan politik-poltik dalam menghadapi kolonialisme, berbegad dengan PKI yang agresif melakukan perlawan-perlawanan secara nyata terhadap Kolonialisme. Dalam perekrutan masanya pKI juga menggunakan aksi-aksi propaganda, semisal membesahkan pajak kepala, kepada petani apabila membantu dalam pemberontakan dan tercapainya sebuah kemerdekaan.
Terdapat pula partai berhaluan kiri yang dibentuk pada tahun 1927, di Bandung yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai ini dalam aewal berdirinya, mengadakan tuntutkan diantaranya adalah pengjhapusan kamp di Digul, menuntut kemerdekaan Indonesia, dalam rapatnyta pada bulan agustus di tahun yang sama, juga menuntut dibebaskannya Mohammad hatta dan 3 mahasisiwa di negeri belanda lainyya. Pada permulaan rapat-rapatnya PNi mulai mendapat larangan oleh Gubernur Jendral pada tahun 1928, larangaran tersebut sebagai dampak dari aksi-aksi propaganda yang dijalankan PNI, dalam pidato-pidatonya. Dalam perkemabangnya PNI merupakan sebuah partai yang dapat dibilang menenurskan PKI, dimana mengususng gerakan-gerakan yang revolusioner. Namaun setalah menggabungkan diri didalam sarkretariat negeri-negeri Pasifik, PNI mulai mendapat pengawasan yang intensif dari pemerintah. Sehingga pada tahun 1930 para pemimpin PNI dijatuhi hukuman penjara masing-masing 1-4 tahun, didalamnya termasuk Ir. Seokarno.

Kesimpulan
Dari terbentuknya organisasi-organisasi yang berkembang di Indonesia, Kita dapat melihat dalam beberapa tahun, setelah berdirinya organisasi-organisasi Budi Oetomo, Sarekat Islam, Indesche partij. Muncul gerakan-gerakan yang bersifat sosialis, seprti ISDV, ISDP dan PKI, masuknya geraka ini tidak terlepas dari rovulisi di usia sebagai damapak dari perang dunia ke I, gerakan tersebut lantas memasuki di wilayah Indonesia, seperti SDP ( social democratie party).[3] Yang meyebarkan pendapat baru mengenai pertumbuhan kapitalisme dan imperialisme di daerah jajahan, dalam perjuanganya unuk menuntaskan penjajahan tersebutlah anggota-anggota SDP yang bekerja di Indonesia turut aktif membantu perjuangan rakyat Indonesia dan member petunuk-petunjuk mengenai tujuan-tujuan yang harus dikejar oleh geraan-gerakan rakyat.
 Dalam perkebangannya ornasiasi-organisasi tersebut terdapat tdak kesamaan dalam misi, sperti contoh sarekat islam dan PKI, hal tersebut dipengaruhi oleh kegiatan tujuan politik, sepperti di tubuh SI dalam pergerakannya menggunakan unsur-unsur islam dalam menumpas penjajahan . berbeda dengan PKI yang memperjuangan perjuangan kelas dan pergerakan secara radikal dalam menyacapai sebuah keputusan. Selain dari bebrapa partai tersebut, juga terdapat partai PI, Partindo, BTI,. Munculnya partai –partai yang mengusng agama dalam menjalin anggotanya juga berrmunculan saat massa keerdekaan seperti, masyumi, partai krisrten Indonesia (PARKINDO), Partai Katolik Indonesia (PKRI) dsb.
                Namun secara garsi besar munculnya partai-partai politik didukung dari berkembangnya intelektualitas di dalam beberapa golongan pribumi, sehingga memunculkan organisasi politk yang mbertujuan untuk membebaskan penjajahan di Indonesia.Dalam pergerakan partai politik pada periode ini kita dapat melihat bahwa tujuan mereka secara umum adalah membebaskan diri dari penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, yang sangat merugikan rakyat.  Ha;l tersebut dapat menjelaskan kita bahwa periode ini merupakan sebuah upaya dari masyarakat pribumi untuk mendapatkan hak-haknya dengan berpolitik.



[1] Sejarah Nasional Indonesia jilid V
[2] Rtgerrs S.J. 2012. “ Sejarah pergerakan Nasional INDONESIA”. Yogyakarta. Penerbit : Ombak.
[3] Ibid, hal 8-9
 

Tradisi Boyongan di kabupaten Nganjuk : Cikal bakal Berdirinya Kabupaten Nganjuk


Nganjuk merupakan suatu wilayah yang terdapat di wilayah jawa timur, kabupaten ini secara geografis terletak diantara beberapa wialyah yang mengapitnya yaitu wialayha selatan berbatasan dengan kabupaten Kediri, timur dengan Jombang, Barat dengan Madiun,utara dengan kabupaten Bojonegoro. Secara adimnistratif nganjuk terdiri dari beebrapa kabupaten, yaitu terdiri dari 20 kecamatan termasuk didalamnya adalah Kecamatan Berbek yang dalam sejarah merupakan cikal bakal berdirinya kabupaten Nganjuk. Secara pendapatan ekonomi, nganjuk ditopang dari perekonomian agraris yaitu pertanian komoditas utama dari kabupaten ini adalah brambang atau bawah Merah yang merupakan terbesar di jawa timur. Selain hal tersebut daerah Nganjuk juga disebut sebagai kota angin, karena memang di daerah ini memilki angin yang kencang,terurtam saat musim kemarau. Secara umum wilayah kabupaten Nganjuk merupakan daerah yang masih menganut tradisi tardisional leluhur, bebrapa tradisi yang masih memilki unsure tradisional adalah upacara siraman sedudo, yang diadakan di desa ngliman, Kecamatan Sawahan juga banyak dikunjuigi oleh wisatawan. Selain acara  tersebut, kabupaten Nganjuk juga memilki tradisi unik yang juga diadakan setiap tahun,  salah satu tradisi yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah tradisi Boyongan yang akan dibasah dalam artikel ini.
Tradisi boyongan (berpindah tempat) merupakan suatu ritrual yang dilakukan oleh pemrintah kabupaten nganjuk yang dilakuakn setiap setahun sekali,  tradisi tersebut biasanya dilakukan pada bulan april. Kegiatan ini dlakukan oleh dalam rangka memperingati hari jadi ngajuk sekaligus sebagai pertanda peralihan pusat administrasi dari kabupaten Berbek menjadi Kabupaten Nganjuk sampai sekarang. Dalam sejarahnya perubahan tersebut tercatat pada tahun 1880, pada waktu itu yang menjadi bupati terakir Berbek adalah KRMT. Sostrokusumo III (1878-1901), sekaligus menjadi bupati pertama kabupaten Nganjuk. Sebelum perpindahan tersebut Nganjuk merupakan wilayah distrik ( pembantu Bupati) dari kabupaten Berbek yang merupakn wilayah dari Karisedenan Kediri pada tahun 1875. Perpindahan tersebut terjadi ketika dimulainya pembangunan jalur kereta api dari Surabaya-Solo, dalam pembangunanya tersebut, jalur kereta api tersebut melewati daearah Nganjuk, sehingga Ngajuk dipilih oleh pemerintah colonial sebagai wilayah baru Kabuaten yang sebelumnya ada di daerah Berbek. selain itu letak Kabupaten Berbek yang berada di lereng gunung Wilis, mneyebabkan pertumbuhan kota di daerah ii berjalan lambat. Sungai yang membentang di wialayh ini tidak dapat menjadi sarana transportasi karena sungainya desar dan banyak bebatuan, berbeda dengan sungai berantas sebagai sarana transportasi. Hal tersebut juga terlihat dalam Encyclopedia Van nederlandsch Indies Grovenhoge; Mertimes nijhoff, 1919, halaman 274-274, terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa ibu kota Berbek adalah wilayah yang terisolasi. [1]Dalam hal ini, perpindahan tersebut dapat dijelaskan melalui beberapa fakor diatas yang mempengaruhi perpindahan wilayah pusat administrasi tersebut. Mengenai kapan terjadinya tradisi boyongan yang pertama dilakukan, kita dapat mengacu pada poto yang didokumentasikan oleh arcief Nganjuk adalah : Peringatan 50 tahun berdirinya kota : Nganjoek yang diadakan di onderdistrict-Prambon. Dapat diperkiran antara tahun 1880-1930 :
1.      Peringatan HUT Kabupaten Nganjoek yang ke 50 diadakan pada tahun 1930 :
2.      Peringatan pelaksanaan pada saat RAAA. SOSROHADIKOESOMO ( Gusti Djito )masih menjabat sebagai Regent (=Bupati) Nganjoek.
3.      Tahun 1880 adalaha tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota kabupaten Berbek berpindah ke Nganjoek :
4.      Pada tahun 1880 yang menjabat sebagai Bupati di Berbek adalah KRMT. SOSOTROKOESOMO III.
5.      KRMT. SOSTROKOESOMO III adalah bupati yang pertama di kota Nganjoek.

           
Prosesi Boyongan
Dalam Kegiatan ini, tradisi Boyongan yang dilakukan oleh pemrintah kabupaten Nganjuk meliputi beberapa serangkaian acara  dimulai dari bebrapa ritual, yang dilakukan oleh sesepuh di kecamaten Berbek. kemudian dilanjutkan dengan proses boyongan tersebut. Kegiatan ini dimulai pada pagi hari, yaitu persiapan peserta kirab, peserta dikumpulkan di lapangan alun-alun kecamatan Berbek, untuk kemudian pendataan kepasa satiap pearta. Setalah kesamuannya siap dilanjutkan ke acara pelepasan. prosesi boyongan yang dilakukan setiap tahun ini, mulai pukul 08.00 dari berbek menuju alun-alun Nganjuk yang memiliki jarak sekitar 10 Km.pd saat berlangsungnya kirap tersebut, biasanya psar Berbek yang juga dilewati oleh rute boyongan tersebut ditutup semntara waktu, untuk kelancaran jalan prosesi. Dalam tradisi ini, peserta Boyongan sendiri terdiri dari Bupati dan para staf dan pejabat pemrintahan kabupaten Ngajnuk. Selain dari pemerintah daerah,pejabat setingkat kecamatdi wilayah kabupaten Nganjuk juga berpartisipasi dalam acara tersebut.  beberapa lapisan masyarakat salah satunya para seniman yang juga turut berpartisipasi dalam acara ini. Pertunjukan yang dilakukan dalam acara ini adalah para peserta memakai akaian khas tradisional jawa, selain itu juga menampilkan beberap pertunjukan yang menarik lainnya. Dalam prosesinya, yang menjadi pembuka dan ada dibarisan terdap dalam acara Boyongan ini adalah Bupati yang saat ini menjabat, juga mengendarai kereta kencana kemudian disusun oleh wakil bupati, dilanjuktkan oleh beberapa staf atau kedinasan yang terdapat di kabupaten Nganjuk, samapi pada staf setingkat kecamatan dan desa. setelah itu disusun oleh masyarat yang ingin berpartisipasi dalam, acara ini. Dalam acara ini terdapat tarian tarian yang mengeringi prosesi Boyongan tersebut. Diantara tari tarian tersebut adalah :
Tari Mung Dhe
Sejarah tari Mung Dhe (tarian Perang) yang tidak dapat dilepaskan dalam peristiwa perang Diuponegoro tahun 1825-1830, yang menuai kegagalan dari pasukan tersebut, dampak dari kegagalan tersebut adalah para pengikut atau prajurit yang lari ke jawa timur. Penciptaan tarian ini juga digunakan dalam mengumpulkan prajurit Diponegoro.  Dengan gerakan yang sigap dan baris berbaris dengan adegan-adegan peperangan tari ini merupakan tari yang syarat akan nilai perjuangan, tari ini secara keseluruhan jumlah pemainnya terdiri dari 14 orang pemain. 2 orang berperan sebagai prajurit, 2 orang membawa bendera, 2 orang botoh dan 8 orang pemain music dan pengiring. Dalam hal tata busana, para pemain tari Mung Dhe mengguanakan makeup yang mempertegas aksen dan peran mereka masing-masing, seperti mempertebal alis, kumis dan jawas.   tari ini mengiringi dalam prosesi boyongan yang berlangsung dari kecamatan Berbek sampai kabupaten Nganjuk. Untuk pemeran botoh, mengguanakn Topeng, dalam tradisinya botoh berfunsi sebagai penyemangat saat peperangan. Ada dua botoh, ayitu pethul yang menyemangati pihak yang menang, sedangkan temben meruapak penyemangat [ihak yang kalah dalam perang tersebut.[2]
Selain tarian khas dari kabupaten Nganjuk yaitu Mung Dhe, acara yang dilakukan dalam boyongan tersebut juga membawa beberapa sesaji yang telah dipersiapkan. Sesaji tersebut beruap tumpeng yang dilengkapi juga dengan panganan trafdisional. Tumpeng ini buat oleh setiap kecamatan yang akan mengikuti prosesi boyongan. Selanjutnya tumpeng ini akan diarak samapi pada tempat berakirya rute boyongan yaitu di alun-alun kota nganjuk, tumpeng tersebut kemudian menjadi rebutan masyarakat yang telah menunggu dan mengharapkan berkas dari tradisi ini. Dalam sesaji berupa tumpeng ini, karena setiap pembawanya adalah dari setiap kecamatan yang ikut dalam porsesi boyongan, kita juga dapat melihat cirri khas dari tumpeng tersebut yang biasanya di hias dengan barang ataupun benda yang menjadi ciri dari setiap kecamatan tersebut. Acara terakir ditutup oleh masuknya bupati ke dalam pendopo kabupaten setelah menyerakhan pusaka yang dibawa yaitu pusaka payung nogo yang nantinya akan diserahkan kepada sesepuh di kabupaten tersebut.
            Acara dalam tradisi boyongan di kabupaten Nganjuk ini memiliki makna dalam sertiap prosesi yang dilakuaknnya, baik dari ritual yang digunakan sampai pada elemen elemen dalam prosesi tersebut. Dalam acara ini kita dapat meilhat, bahwa kegiatan selain sebagai sarana hiburan oleh masyarakat, juga sebagai upaya pmerintah dalam hal ini pemrintah kabupaten Nganjuk, untuk semakin dekat dengan rakyatnya, dengan melakukan kirap ini, para pejabat juga dapat memantau secara langsung kondisi masyarakat di daearah ini, dengan melihat keadaan mereka yang melihat acara boyongan ini dari pinggir jalan. Selain hal tersebut makna yang dapat terlihat dari tradisi ini adalah masyarakat dapat bersuka cita, dan menikmati makanan yang telah didapat dalam pengambilan berkah, sehingga mencerminkan masyarakat yang memilki smangant gotong royong. Tarian perang  ( mungdhe ) juga menjadi salah satu bagian dari prosesi boyongan tersebut. hal tersebut dapat menyiratkan kepada masyarakat Nganjuk bahwa mereka tidak oleh melupakan jasa-jasa pahlawan yang telah gugur mempertahan tanah air, yang gigih melawan penjajahan kolonial.
Dari barisan acara tersebut terlihat bahwa Bupati berada pada tempat terdapan, sehingga dapat dilihat bahwa hal tersebut merupakan sebuah simbol dari kekuasaan raja-raja di mataram, selain itu peran bupati merupakan sebuah pencitraan seorang raja, sehingga Bupati menempati posisi yang utama dalam sebuah pemerintahan. Kedatangan bupati di dalam pendopo kabupaten disambut dengan tarian jurit. Setelah itu terdapat penyerahan benda pusaka dalam prosesi terakir dalam tardisi boyongan adalah meneyerahkan benda pusaka yaitu payung nogo kepada sesepuh di kabupaten Nganjuk, hal tersebut secara simbolis menyiratkan masih diakuinya sebuah benda yang memilki nilai mistis, sehingga benda tersbut dikeramatkan.  
Dalam tradisi boyongan tersebut, banayak elemen masyarakat dari beberapa golongan berbaur untuk melihat acara tersebut. Dari orang tua sampai yang muda. Untyuk golongan pemuda maupun anak-anak, apabila dalam acara ini tidak bertepatan dengan hari libur, umumnya menurut pandangan penulis banyak anak-anaka sekolah dasar yang tidak mengadakan keoiatan pembelajaran pada saat itu. Biasanya para guru mewajibkan anak-anak tersebut melihat acara tersebut. Hal tersebut merukan sebuah upaya yang dilakuakn oleh dinas pendidikan untuk mengenalkan kebudayaan di Nganjuk, sehingga dapat memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan setempat, yang juga menjadi indentitas kedaerahan bagi genegrasi muda.
Acara ini juga  mempunyai peluang sebagai aset pariswisa di Kabupaten Nganjuk, dimana prosesi ini tidak di semua tempat dapat mengadakannya, karena Nganjuk memiliki sejarah yang khas dalam terbentuknya sebuah pemrintahan sekarang ini. Prosesi dapat menjelaskan bagaiaman tradisi semacam ini masih dipertahan di daearah ini, mengingat perubahan perubahan yang terdapat di beberap wilayah kota di Indonesia yang umumnya sudah banyak meninggalkan tradisi yang semakin giat dengan moderbitas, dan menghilangkan nilai-nilai budaya dalam perkembangannya. Dengan diadakannnya  acara tersebut setiap tahun, pemerintah kabupaten Nganjuk juga dapat meningkatkan jumlah wisatawan asing baik, domistik maupun mancanegara, untuk berkunjung di Nganjuk. Sehingga nantinya potens-poptensi di wilayah kabupaten Nganjuk dapat dimninati oleh masyarakt secara luas.


[1] Dikutip melalui media online “hppt ://tanjunganom.tc.provjatim.go.id. tanggal 13 Mei 2012, pukul 12.30.
[2] Nganjuk dan sejarahnya,

Rabu, 16 Mei 2012

Review Buku : Orang Laut, Bajak Laut dan Raja Laut


ORANG LAUT, BAJAK LAUT, RAJA LAUT
( Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX)

Nusantara merupakan sebuah wilayah yang terdiri dari berbagai pulau yag membentang dari timur kebarat.  hal ini dapat mempengarui keadaan yang ada pada masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah yang mencangkup nusantara. Sehingga memunculkan berbagai suku yang kesemuannya memilki ciri khas tersendiri baik dari segi tradisi maupun pola kehidupan sosialnya. Terlepas dari itu semua wilayah nusantara yang sebagian besar berbatasan dengan laut, menghasilkan sebagian masyarakatnya mencari makan dari laut. Hal itu yang melatarbelakangi penulisan yang dilakukan oleh alhi sejarah maritime yang ada di Indonesia, yaitu Adrian B. Lapian. Unutk menulis sebuah buku yang berjudul  Orang Laut,Bajak laut, Raja Laut, yang dukhususkan membahas tentang keadaan laut di Sulawesi pada abad ke XIX.  Buku ini menecritakan pola masyarakat yang ada di laut yang kemudian membaginya menjadi orang laut,bajak laut dan raja laut.
Mengenai kehidupan orang laut sudah berlangsung lama sebelum abad ke XIX, karena mereka memang  sebuah masyarakat kecil yang hidup di laut dan menggantungkan hidupnya dilaut. Mereka belum mengenal organisasi atau sebuah aturan yang ada pada suatu Negara, sistem masyarakatnya masih sangat sederhana, mereka hanya mengenal pemimpin hanya sebatas keluarga, mereka hidup diatas perahu kecil yang hanya dapat menampung sekitar empat sampai lima orang dalam perahu tersebut. Mereka pada umumnya hidup nomaden, yaitu berpindah dari stu tempat ke tempat lainnya, namun pergerakan mereka tidak sampai ke laut lepas, mereka tinggal dipinggir laut, atau sekitar laut dangkal. Mereka hidup dalam perahu-perahu kecil yang dihuni oleh keluarga-keluarga, terdiri dari ayah dan ibu beserta anak-anaknya, umumnya pada masyarakat yang disebut orang laut ini, tidak mempunyai anak yang banyak, karena memang daya tampung dalam perahu tidak memungkinkan mereka mempunyai anak yang banyak. Mereka biasa berkumpul dengan keluarga lain pada saat-saat tertentu seperti ketika ada seorang dari keluarga mereka sakit, pada saat pernikahan yang berlangsung. Umumnya sanak keluarga jauh datang untuk menjenguk atau meramaikan upacara tersebut. Dalam kehidupan yang serba terasing ini, orang laut juga sesekali melakukan kontrak dengan orang-orang yang ada di darat, terutama dalam hal mencari kayu untuk pembuatan perahu, mereka juga biasanya menukarkan ikan mereka dengan kebutuhan pokok lainnya seperti beras, pakaian dan sebagainya.  Orang yang tinggal di darat menganggap orang laut sebagai orang yang primitif yang masih berkebudayaan rendah. Namun mereka juga dapat membatu untuk kebutuhan masyarakat atas konsumsi ikan. Lama kelamaan juga terdapat orang laut yang pindah didarat atau dipinggir pantai untuk tinggal menetap. Karena banyak yang berpikiran wilayah laut semaikn berbahaya dan wilayah untuk mencari ikan semakin terbatas karena juga mendapat saingan dari pencari ikan lain, akibatnya orang laut yang masih mempertahankan pola hidupnya di atas perahu mulai menyingkir dari tempat yang telah ramai tersebut ke wilayah yang masih sepi dari aktifitas masyarakat lainnya.
Selain orang laut yang mencari kehidupan di laut, juga terdapat sekelompok masyarakat yang disebut sebagai bajak laut, mereka hidup dengan cara meramapas barang dari kapal-kapal yang berhasil mereka bajak. Mengenai bajak laut yang terkenal di asia tenggara kushusnya di perairan Sulawesi adalah bajak laut Sulu, Mangindanao, Balangingi, dsb. Bajak laut sering dikatakan sebagai tindak kejahatan karena mereka untuk mendapatkan segala sesuatu meggunakan cara kekerasan dan tidak jarang disertai dengan pembunuhan. Dalam setiap aksinya mereka selalu membawa tawanan yang ada dalam kapal yang mereka bajak ke darat dan menjual awak kapal tersebut kepada orang yang membutuhkantenaga kerja untuk menggarap tanah mereka. Mereka diperkerjakan di ladang milik petani kaya yang memiliki tanah yang luas. Untuk melakukan pelayaran ke tempat yang jauh untuk mencari budak-budak untuk di jual tersebut, para bajak laut ini membutuhkan jasa seorang yang mengetahui keadaan laut. Untuk itu mereka juga berhubungan dengan orang laut yang lebih mahir mengenai keadaan bahari yang ada. Dalam hal ini, terdapat hubungan timbale balik antara keduanya, orang laut juga mendapat perlindungan dari bajak laut, dari ancaman luar. Sedangkan bajak laut sendiri memperoleh tenaga trampil yang bisa digunakan sebagai penunjuk arah.
Sejak awal abad XIX, kekuatan bajak laut di Nusantara mulai berkurang karena mereka diburu oleh pemerintah colonial yang menganggap tindakan mereka sebagai tindakan yang tergolong criminal. Hal tersebut membuat pergerakan bajak lakut semakin terhambat oleh para pesaing asing yang datang di kepulauan nusantara. Pada mulanya mereka memang masih sanggup menghadapai tekanan yang diberikan oleh para bajak laut asing ini, namun lama kelmaan mereka semakin terpojok. Hal tersebut semakin diperkuat oleh peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah colonial.Dengan memberlakukan undang-undang yang mengatur tentang pelarangan bajak laut dan menganggap mereka sebagai penjahat di laut. Untuk itu pemerintah melakukan perburuan terhadap bajak laut, dan mereka yang terbukti salah dan melakukan kejahatan di laut akan dihukum mati. Bajak laut dalam arti pemerintah colonial ini dapat dibagi menjadi dua jenis, pertama yang disebut sebagai pirate yaitu bajak laut yang melakukan kegiatan di laut secara illegal, dan bertentangan dengan hukum yang berlaku. Kemudian yang kedua adalah korsario, atau bajak laut yang dikeluarkan pemerintah untuk membajak bajak laut secara liar, dalam arti bajak laut tipe inni bisa disebut sebagai bajak laut yang legal, yang kegiatannnya memang disetujui oleh pemerintah. Mereka juga bertujuan untuk membajak atau menangkap kapal-kapal yang berlayar di laut territorial mereka.
Kelompok yang terakhir yang dibahas dalam buku ini adalah raja laut. Yang merupakan kelompok yang terorganisir. Mereka dipimpin oleh seorang pangeran atau yang biasa disebut sebagai Kapitan laut. Mereka adalah golongan kelas bangsawan yang bertugas dialut untuk melakukan pembajakan kapal yang telah masuk kedalam daerah territorial mereka tanpa ijin. Mengenai  raja laut ini, umumnya dimiliki oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara yang tergolong maritime yang kegiatannya lebih berorentasi dalam laut. Selain untuk pertahan pada kerajaan, fungsi dari raja laut seprti yang telah disebutkan diatas. Kelompok ini juga tergolong kedalam bajak laut korsario, karena mereka bersifat legal berkerja sama dengan  orang laut dan bajak laut, untuk melakukan kegiatan di laut lepas. Peran raja laut membutuhkan orang banyak dalam setiap kegiatannya. Bajak laut yang biasnya bergabung ini adalah bajak laut yang sebelumnya menempati daerah kekuasaan kerajaan yang sekarang ini sedang berdiri. Bajak laut juga menjadi posisi penting dalam pemerintahan kerjaan itu dapat terlihat jabatan yang ada pada kerajaan Tidore dan Ternate. Pada akhir abad ke XIX, kegiatan mereka mulai terganggu dengan datangnya kekuatan asing yang mulai membatasi kekuasaan laut mereka. Dengan fasititas yang lebih canggih dan menggunakan tenaga uap, membuat kekuatan asing ini berangsur-angsur mulai menenggelamkan kekuasaan pribumi. Dan pada abad selanjutnya perdagangan di laut Sulawesi ini dikuasai oleh kekuatan asing tersebut.

4. Riwayat Penulis : Tentang Adrian B. lapian
Sejarawan ini memberikan banyak sekali kontribusi penting dalam penulisan sejarah Indonesia dan Asia tenggara secara umum. Ia lahir pada tanggal 1 september  1929 di tegal, Jawa Tengah. Tersohor sebagai alhi sejarah maritime yang dengan desertasinya Orang laut,bajak Laut dan Raja laut : Sejarah Kawasan laut Sulawesi Abad XIX dianggap telah membuka lembaran baru dalam penulisan sejarah maritim dan sejarah dikawasan Indonesia. Ia lulus sebagai doctor ke-101 Universitas Gajah Mada (UGM) dengan predikat cum Laude. Ia juga pernah bekerja sebagai jurnalistik ,yang kemudian mengantarnya bekerja di (LIPI). Ketertarikannya terhadap sejarah, terutama sejarah maritim membuat ia menulis skripsi tentang jalan perdagangan maritime ke Maluku pada awal abad XVI. Pada tahun 1988, yaitu saat Konferensi IAHA ke-15, Shahari Thalib, seorang sejarawan Guru Besar  Universitas Malaya, menganugrahkan gelar sebagai ‘’ Nahkoda pertama sejarawan maritime Asia Tenggara’’. Kepakaran Adrian B.lapian semakin menonjol ketika ia terpilih sebagai anggota Unesco Consultative Commite untuk program Intrergral study of the silk road : roads of dialogue, napak tilas jalur sutra via jalur laut yang merupakan ekspedisi maritime pertama Unesco sebagai begian dari dasawarsa pengembangan kebudayaan sedunia (world  decade fro cultural development 1988-1997.

Sekilas Tentang : peradaban Suangai Niil, Tigris, dan Eufrat


     Peradaban sungai Nil

Perdaban sungai nil di mesir,afrika,lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan banjiryang membawa Lumpur,hal ini yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat tersebut.Peradaban tersebut di bangun oleh masyarakat mesir kuno,lembah sungai nil yang subur mendorong mansyarakat untuk bertani.Dan hasil bertani mereka adalah gandum,sekoi,jamawut dan jelaiyaitu sejenis padi padian yangbiji atau bushnya keras seperti jagung.Untuk memenuhi kebuthan, mereka menjual hasil pertanain mereka kepada pedagang funisia,Mesopotamia,yunani.Mereka menganut system kepercayaan yang menyembah para dewa/dewi,seperti dewa anibius yang memberi kehidupan.Kepercayaan mereka yang kedua berkaitan dengan pengawetan mayat yang disebut mummi.Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari kehendak dewa maut,manusia ingin tetap hidup abadi.Agarroh tetap hidup,maka jasad sebagai lambing ro harus tetap utuh.Masyarakat mesir juga mengenal tulisan yang disebut hieroglyph yang berbentuk gambar.Selain itu mereka juga membuat kalender bulan berdasarkan siklus( peredaran) bulan selama 291/2hari.Karena dianggap kurang tetap,kemudian mereka menetapkan kalender berdasrkan kemunculan bintang anjing (sinus).mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan,satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12X30 hari lalu ditambahkan lima hari.


 Peradaban sungai Tigris dan Eufrat
Mesopotamia”tanah diantara dua sungai” yang juga disebut ahli sejarah sebagai yunani kuno dan secara garis besarsama dengan irak modern,sebagian besar terdiri dari daratan boyak bekas endapan.Kekecualianya hanyalah tempat bermuaranya sungai tigris dan eufrat di teluk Persia yang berupa paya dan rawa gelagah.Iklimnya panas dan kering,walaupun sekarang tampak tidak menarik. Bagi sejarah kemajuan manusia tidak ada tempat lain didunia yang mengandung arti lebih mendalam.Ditanah yang diapit dua sungai tersebut manusia untuk pertama kalinyamenjadi beradab.Disinilah sekitar 5000 tahun lalu,suatu bangsa yang dikenal sebagai bangsa sumeria,peradaban sejati didunia dari sumber sumber yang berada jauh didalam kegelapan prasejarah.Para ahlipun menaruh dugaan,bahwa meosoptamia dianggap sebagai tempat revolusi perkotaan manusia dan sebagai revolusi perekonomian manusia juga berlangsung disana.terbukti oleh beberapa temuan,yang membuktikan,bahwa mereka telah cukup maju,sehingga mampu membangun rumah berbentuk persegi panjang dari Lumpur,yang masing masing memiliki beberapa kamar.Mereka juga sanggup pulamelengkapi rumah tersebut dengan tungku serta cerobong,yang juga berlapis tanah liat.Diosekitar ruangan juga ditemukan benda benda yang menjukkan bahwa pereka pengrajin batu yang terampil,seprti ditemukannya kapak batu,yang sisinya sudah terasah,dan dari tulang mereka membuat pusut dan jarum.




KERAJAAN ACEH PADA MASA SULTAN ISKANDAR MUDA


                              Pemerintahan kesultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda adalah pada tahun 1607-1636. Yang sebelumnya ia dipenjara oleh sultan Ali Ri’ayat Syah karena ia tidak setuju terhadap pemerintahannya. Iskandar muda melihat bahwa sultan Ali tidak Cakap dalam menangani masalah perampokan dan bahaya kemiskinan yang di derita oleh rakyat Aceh. Hal itulah yang dilirik oleh Portugis yang melihat bahwa pemerintahan Aceh sedang lemah, dan berusaha menyiapkan armadanya untuk menyerang Aceh. Melihat kondisi tersebut Sultan Iskandar Muda mengirimkan surat kepada Sultan Ali agar membebaskannya, agar ia bisa membantu menyerang Portugis permintaanya itu dikabulkan sehingga Ia dibebaskan. Yang kemudian pada tanggal 4 april 1607 ia berhasil mengusir Portugis dari Aceh.  Setelah peristiwa tersebut Ia berhasil menduduki kerajaan dan menjdi Sultan yang menggantikan Ali Ri’ayat Syah. Pendudukan kerajaan tersebut didukung oleh orang-orang besar. Salah satu keunggulan dari pemerintahan Sultan Iskandar muda adalah keberaniannya untuk melawan para penjajah yang ingin menguasai perdagangan di Nusantara. Hal inilah yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan sultan untuk mengatur perdagangan.
                              Sejak Iskandar Muda naik tahta perubahan-perubahan besar yang terencana berlaku dengan cepat. Terutama kemajuan ekonominya, Ia menyimpulkan bahwa produk-produk hasil bumi Nusantara merupakan bahan yang menjadi rebutan oleh orang-orang Eropa. Bahan komoditi ekspor yang bernilai tinggi diantaranya adalah emas dan lada yang pada saat itu banyak terdapat dikepulauan Sumatra.   Selain itu pada masa pemerintahannya Aceh memiliki kekuaatan militer yang sangat kuat maka tidak heran  Sultan berhasil menaklukan wilayah-wilayah seprti Natal, Pasaman, Tiku, Pariaman. Dengan ini wliayah kekuasaan Aceh akan semakin luas serta dapat menambah tersedianya hasil alam yang laku dijual dipasaran. Wilayah-wilayah tersebut umumnya di berikan kepada orang-orang yang dipercayai Sultan untuk mengurus wilayah tersebut.  Belanda sendiri pun belum mau memusaatkan perhatiannya kepada Aceh setelah Aceh berhasil memukul mundur Portugis. Belanda berfikir bahwa Aceh merupakan kerajaan yang kuat. Selain itu pertikaian yang berlangsung antara Aceh dengan Johor merupakan keuntungan tersendiri bagi Belanda maupun Portugis. Belanda juga ingin membantu Johor untuk melawan Aceh dan dujadikan sebagai sekutu. Setelah berpikiran bahwa perseteruan itu dapat membendung pergerakan Portugis dan belanda dapat menguasai Malaka.
                           Saat Aceh mengetahui bahwa Johor bersekutu dengan Belanda, Maka Aceh berniat untuk melakukan penyerangan terhadap Johor. Pada tahun 1612 Aceh berhasil mengalahkan Johor,pada saat itu Sultan Alauddin dari Johor berhasil melarikan diri. Sebaliknnya Raja Bungsu ditangkap tertangkap juga Raja Siak,ipar  Alauddin. Banyak perwira dan orang-orang bangsawan tertangkap dan dibawa ke Aceh sebagai tawanan.  Terdapat orang-orang belanda juga yang bertugas di pos dagang di Johor.  Perkembangan selanjutnya adalah sultan membebaskan Raja bungsu yang dianggap tida berpihak pada Portugis dan ia juga ,mengikuti perintah Aceh. Sultan juga menikahkannya dengan adhiknya supaya terjalin lebih erat. Semenjak itu Johor menjad daerah kekuasaan Aceh.  Pada tahun  1615 sultan memerintahkan untuk menyerang Malaka, namun pada saat itu portugis sudah siap sehingga serangan Aceh dapat dihentikan.
                              Serangan terbesar Aceh ke Malaka terjadi pada tahun 1629. Pasukan Aceh yang saat itu berkekuaatan 236 kapal denagn 20.000 prajurit. Pertemperan melawan Portugis dimalaka itu sangat berlangsung lama  yang menimbulkan banyak korban,pasukan Aceh dapat mengepung Portugis di Malaka hingga berbulan-bulan. Namun penyerangan di Aceh mengalami kekalahan akibat lemah pengawasan  dari daerah luar (laut) sehingga muncul banyak bala bantuan dari pihak Portugis diantaranya dari Pahang dan juga dari Goa. bahkan kapal besar Aceh pun berhasil dikuasai dan pada saat itu Aceh mengalami kekalahan yang hebat dan menderita banyak korban. Pada saat itulah Aceh megalami guncangan hebat,karena kalah atas peperangan melawan Portugis.
                              Selatah kekalahan tersebut pada 1636 Sultan Iskandar Muda mangkat dari jabatannya dan dingantikan oleh menantunya yaitu Iskandar Tsani yang tidak lain adalah menantunya. Sumber dari barat menyebutkan bahwa lima belas hari sebelum mangkatnya, sultan menghukum putranya sendiri. Putra tersebut dituduh berkelakuan jahat dan tak dapat dikendalikan. Ada yang mengatakan hukuman mati tersebut dijalankan karena putra sultan telah melakukan perzinaan dengan seorang istri penduduk yang kemudian dengan diperlakukannya hukum islam maka putra tersebut dibunuh. Pada masa pemeritah Sultan Iskandar Tsani inilah Aceh mengalami perkembangan dalam ilmu penegtahuan keagamaan.
                             Pada dasarnya pemerintahan yang dipimpin Sultan iskandar muda  mengandung program perluasaan wilayah sebagai berikut :pertama, menguasai seluruh negeri dan pelabuhan  disekitar Selat Malaka. Kedua, mengalahkan Johor supaya tidak tidak dapat lagi ditunggangi oleh Belnda maupun Portugis. Ketiga, mengalahkan Porutgis dan menaklukan Malaka.keempat, mengalahkan negeri-negeri disebelah timur Malaya,sejauh merugikan perdagangan Aceh dan mencapai kemengan dari musuh seperti Pahang dan patani.  Kelima, menaikkan harga jual hasil bumi untuk ekspor dengan jalan memusatkan pelabuhan samudera di Aceh atau mengadakan pengawasan yang ketat sedemikian rupa sehingga kepentingan Raja tidak dirugikan.