Selasa, 26 Juni 2012

Review Buku “Places and Poeples”


Dalam buku places and peoples ini menjelaskan kehidupan sosioalekonomi maupun politik di Asia tenggara. Dengan berpedoman pada abad ke 18 setelah itu penulis juga membandingkan dengan abad sekarang mengenai perubahan yang relative cepat diberbagai kawasan di Asia Tenggara. Disini dijelaskan tentang keadaan masyarakat yang ada di daratan Asia Tenggara yang hidup dalam heterogenitas kesukuan yang ada. Dan dijelaskan pula perubahan yang terjadi di dalam masyarakat ketika alam jaman mulai bergerak dan mereka mencoba beradaptasi dengan alam. Pada awal buku ini dijelaskan bahwa penulis bercerita dan tertarik dengan keadaan geografis yang subur di Asia Tenggara. Dan menjelaskan bahwa dalam pada abd ke 18 keadaan alamnya masih alami dengan banyak terdapat hutan sebagai sumber pangan di daratan yang rendah terdapat pertanian yang subur yang menanam tanaman padi. Selain itu terdapat flora dan fauna yang sangat eksotik di daerah ini. Dan terdapat sungai sungai besar yang memiliki lahan subur guna menunjang kebutuhan hidup, seperti terdapat di Sungai Mekong tempat yang subur bagi pertanian. Dijelaskan pula bahwa sektor ekonomi pada dipengharui oleh keadaan alam, sebagai contoh para petani sangat bergantung dengan dengan hujan yang turun secara teratur dan apabila terjadi perubahan yang tidak menentu mereka akan mengalami kerugian dan terancam gagal panen. Dan hasil kayu dari hutan-hutan juga dimanfaatkan sebagai bagiaan dari bangunan dan rumah-rumah penduduk. Keadaan tersebut berangsur-angsur berubah ketika terjadi masa penjajahan atau kolonialismedaerah  di Asia Tenggara. Dan terjadinya transformasi kearah modern pun dimulai. Denga dikenalkannya dengan aturan-aturan baru yang berbasis pada aturan eropa juga menjadikan sturktur masyarakat didalamnya juga terpengaruh. Sebelum kolonilasime masuk, sudah terlebih dahulu masuk bangsa-bangsa yang telah mejalin hubungan dengan daerah di Daratan asia tenggara. Yang meneyebarkan agama seperti hindu, budha islam dan Kristen. Dan pada abad selanjutnya mucul beberapa pahan seperti komunis, liberalis dan kapitalisme.beberapa hal tersebut pada selanjutnya akam mempengaruhi masyarakat yang ada di dalam masyarakat Asia tenggara.
Dalam hal letak goegrafis  yang mempunyai banyak kepulauan masyarakat di Asia Tenggara sendiri hidup dalam lingkungan yang berbeda, hal tersebut terjadi karena hidup dikepulauan maka mereka akan terisolasi satu dengan yang lain. Dalam kepualuan tersebut juga dipengaruhi subur tidaknya pulau tersebut sebagai lahan penghidupan, hal tersebut juga terlihati di Indonesia, seperti beberapa pulau memiliki kepadatan penduduk yang tinggi disisi lain berpenduduk jarang. Dalam tererasingan tersebut muncul berbagai budaya yang berbeda, sehingga memunculkan keunikan tersendiri.kepulauan di Asia Tenggara sendiri tercatat sebanyak 25.000 pulau. Dan di Indonesia terdapat kurang lebih 17.500 pulau. Sebagai wilayah kepulauan di kawasan Asia Tenggara mempunyai tingkat yang relative tinggi mengalami bencana, serti letusan gunung Krakatau pata tanggal 26 agustus 1883 dan menewaskan tiga puluh enam ribu akibat terjangan tsunami yang diakibatkan letusan gunung tersebut. Selain itu bencana yang dahsyat juga pernah terjadi di Filiphina Minatubo jug meletus tahun1991 yang menewaskan 200.000 hetar.
Sistem mata pecaharian masyarakat di daratan Asia Tenggara adalah nelayan yang telah didukung oleh geografis sebagai wilayah kepulauan. Dalam hal pekerjaan sudah terdapat pembagian kerja yang sederhana, yaitu laki-laki sebagai tulang punggung keluarga mencari ikan di pantai dan istri dan anak membantu untuk memperbaiki jarring yang rusak. Tempat tinggal mereka terdapat di tepi pantai dan pinggir pantai yang terbuat dari papan-papan kayu dan tiang-tiang yang menjorok keluar sehingga seperti rumah panggung, dan perahu sebagai temapt mecari nafkah ditempatkan dibawah rumah. Sistem ini mata penacaharian ini berkembang sejalan dengan perahuperahu yang dibuat modern.  Terdapat pula sistem bercocok tanam nomaden atau perladangan yang dikakukan oleh orang-orang pedalaman yang tinggal dihutan-hutan dikawasan Asia Tenggara. Yang melakukannya dengan tebang taman dan biasanya satu atau dua tahun mereka akan berpindah tempah, dalam melakukan kegiatan ini dibutuhkan tenaga yang besar terdiri dari keluarga yang terikat suku tersebut.selain tu terbapat sektor pertanian sebagai mata pencaharian di kawasan asia tenggara dimana sektor ini menjadi dominan di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut juga terlihat dari hasil besar sebagai hal yang utamabagi kerajaan-kerajaan agraris seperti ayyutha, mataram islam di jawa. Dalam perkembangannya sistem pertaian memperluas tanah sebagai lahan untuk produksi yang digunakan sebagai ketahanan pangan dan juga untuk diekspor. Dalam perkembangan ini juga mneyerap tanah bukan dari daratan rendah saja, namun juga menggunakan dataran tinggi dengan metode penanaman terasering.



URBANISASI DI ASIA TENGGARA



Urbanisasi yang terjadi diberbagai kota-kota besar di Asia Tenggara yang urbanisasinya dipengaruhi oleh beberapa factor yang dipengaruhi oleh peranan kota sebagai pusat administrasi suatu Negara maupun sebagai pusat perdagangan dan pelayanan jasa. Dalam hal ini kota-kota dijawa dibentuk oleh stuktur kota tersebut sebagai kota pedalam atau sebagai kota pesisir. Menurut Wertheim (1980), ada dua pola utama dalam pembentukan sebuah Negara, sebagai negera pedalaman atau sebagai kota perdagangan. Pola tersebut sedah terbentuk sejak lama pada masa prakolonial yaitu ditandai oleh masih berdirinya kerajaan-kerajaan yang berbasis agama seperti Majapahit atau Angkor,aydhya dan kota-kota dagang seperti Malaka[1]. Hubungan antara kedua polalah  tersbeut adalah kota dagang sebagai penyedia barang-barang eksport yang biasanya digunakan oleh kalangan-kalangan elit keranjaan, sedangkan kota pedalaman sebagai pemasok kebutuhan bahan pangan seperti beras,dn barang-barang lainnya sebagai konumsi kota dagang. Pada kota dagang terdapat penduduk yang heterogen, hal tersebut dilatarbelakangi oleh hubungan dagang dengan luar negeri, yang menyebabkan menetapnya pedagang tersebut kedalam penduduk kota dagang, sebagai conttoh adalah malaka yang mempunyai beberapa etnis seperti Melayu,India,dan Cina.
Pada masa kolonial pada mulanya masuk di Asia Tenggara tidak berdampak pada tatanan structural yang ada. Karena tujuan awal mereka adalah menjadi rempah-rempah dan memonopoli perdagangan yang ada. Namun setelah diperkenalkannya sistem perkebunan tanaman bersifat impor atau biasa disebut sebagai sistem tanam paksa, barulah terjadi perbahan-perubahan social yang ada. Seperti di jawa,yang menimbulkan perubahan  birokrasi barat sebagai atasan dari struktur pemerintahan tradisional. Sebagai contoh lain Burma sebagai wilayah jajahan Inggris mempunyai dua kekuasaan pertama di Rangoon namun masih terdapat kukuasaan yang masih diperintah raja local. Dalam perubahan yang ada tersebut membuat pola kehidupan yang ada pada kawasan negera dunia ke tiga ini. Perubahan yang relative cepat terjadi pada awal abad ke 20.
Dalam hal urbanisasi yang mempengaruhi kawasan-kawasan di Asia Tenggara sendiri adalah perubahan yang dibawa oleh dampak dari kolonisasi itu sendiri. Seperti dalam hal pengenalan sistem produksi  dengan menggunakan media tekonologi mesin. Dan proses industrialisasi yang ada dikota-kota besar, menyebabkan urbanisasi di perkotaan. Dimana tersedianya beberapa pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan di desa. Proses industrilasasi tersbebut tentunya  berdampak tersedianya lapangan pekerjaan yang akan dijadikan sebagai buruh pabrik atau sebagai kuli angkut. Dan berdampak selanjut adalah berkurangan tenaga kerja yang ada di desa, karena banyak ditinggal penduduknya mencari penghasilan yang ada dikota


DAFTAR PUSTAKA
Hans-Dieter, E.,Ruodiger,K. 2002. Urbanisasi di Asia tenggara : Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial. Jakarta : yayasan obor Indonesia.


[1] Hans-Dieter, E.,Ruodiger,K. 2002. Urbanisasi di Asia tenggara : Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial. Jakarta : yayasan obor Indonesia.


PROTES PETANI DI JAWA TAHUN 1850-1942 Dari Buku Bandit-Bandit Jawa : Studi Historis 1850-1942 karya Suhartono


Kolonisasi sudah dimulai pada abad ke 17, VOC menguasai perdagangan di nusantara, dan melakukan monopoli perdagangan. Dan kolonisasi itu mulai intensif ketika diberlakukannya sistem  tanam paksa (cultuurstelsel)  yang dilakukan pada tahun 1830. Yang merupakan sistem untuk penanaman hasil tanaman yang laku untuk diekspor. Daiantaranya adalah tanaman, kopi,nila dan tebu yang bahan-bahan tersebut laku diperdagangankan di pasaran dunia, setelah beberapa periode menggunakan rempah-rempah sebagai hasil eksport keluar negeri. Sistem ini membuka dampak  bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang ada dipedalam (petani), yang bertumpu pada masyarakat yang berbasis agraris. Karena sistem tanam paksa memerlukan tanah yang luas sebagai alat untuk produksi selain tenaga kerja sendiri tentunya. Tana- tanah mulai diekplorasi guna kepentingan pemerintah colonial. Hal tersebut tentunya akan  menerobos dan mengambil alih tanah milik petani, guna sebagai perkebunan-perkebunan. Yang melatar belakangi sistem diberlakukan adalah seperti yang dijelaskan diatas untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya untuk kas pemerintah, selain itu adanya dampak dari perang yang dilakukan oleh pejuang-pejuang nusantara guna mengusir kompeni dari wilayah mereka, seperti perang Diponegoro, kemudian juga ada perang di Maluku, dsb. Perang yang berlangsung terus menerus ini yang menimbulkan kerugian yang besar dari pihak belanda, maka dari itu sistem ini di jalankan. Selain itu pemerintah colonial juga menyediakan jasa-jasa swaata guna menjalankan perkebunannya.
Dalam buku yang saya review ini, menjelaskan tentang gerakan-gerakan protes yang dilakukan oleh petani guna melawan peemrintah colonial yang telah menyengsarakan mereka. Dalam buku ini menggunakan studi tempat yang ada di jawa, petama di kareisedenan Banten-Batavia, kemudian Yogyakarta-Surakarta, dan terakir di Pasuruan-Probolinggo. Dalam pembagian daerah-dearah yang ada dia atas, mempunyai pola yang sama dalam eksploitasi petani yang dilakukan oleh peemrintah colonial, sebagai contoh, di karisedenan Banten-Batavia, lebih dikenal sebagai tanah partikelir (tanah yang diperuntukkan bagi pemilik modal, terutama orang-orang cina). Kemudian ada apanage atau tanah lungguh yang merupakan tanah kerajaan yang dimiliki oleh karisedenan Yogyakarta-Surakarta. Dan di karesidenan Pasuruan-Probolinggo ada tanah Gubernemen, tanah milik pemerintah colonial.
Yang menjadi permasalahan dalam sistem tersebut adalah dampaknya bagi petani, dimana petani yang kehilangan sawah dan akan menjadi buruh perkebunan. Selain itu sistem ini secara tidak langsung akan mengikat petani untuk bekerja di dalam perkebunan tersebut karena semakin menyempitnya lahan untuk pertanian. Dalam sistem ini petani akan semakin miskin karena upah yang diberikan perkebunan sangat kurang layak dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup. Yang akhirnya akan berdampak pada pencurian-pencurian dana perusakan lahan oleh para petani. Hal ini sering disebut sebagai bandit-bandit social. Istilah bandit social diperkenalkan oleh Hobsbawn seorang sajarawan inggris, yang menyebut bahwa perbanditan dilakukan oleh sekelompok orang marginal dari masyarakat petani; kegiatan mereka dianggap criminal oleh penguasa. Hubungan petani dan bandit menciptakan perbanditan social. Bandit social adalah hero,kampion,orang yang mempunyai musuh sama dengan musuh petani.
Protes yang dilakukan oleh petani ini dampak dari peraturan dan sistem yang dijalankan oleh pereintah colonial, gerakan ini dilakukan secara individu maupun kelompok dengan organisasi tardisional, untuk mendapatkan kembali hak haknya dengan tanpa konfrontasi langsung dengan pemrintah atau perkebunan. Sekalanya pergerakannya masih bersifat regional dan masih  belum adanya sistem jaringan diantara mereka. Pada buku ini mengakan perbanditan yang dilakukan pada tahun 1850,karena pada saat itu sisitem tanam paksa mulai berda mpak pada petani.  Meski tindakan perbaditan ini, diketahui oleh pemerintah colonial, namun tidak pernah dapat meneyelasikan tindakan tersebut. Karena dengan sistem tersebut telah membuat petani melakukan tindakan yang criminal tersebut. Yang menjadi permasalah menarik dari buku ini, peran dari kekuasaan tradisional mempersulit keadaan petani, sebagi contoh adalah eran kepala desa sebagai penarik pajak, dan pengumpul ahsil panen, mereka juga disebut sebagai bekel, dan penarikan pajak tersebut dilakukan dengan cara tidak adil,dengan pembagian yang tidak adil bagi petani,2/5 untuk petani,2/5patuh(yang mempunyai tanah lungguh,1/5untuk bekel.belum temasuk kerja wajib, dan pajak yang harus dilakukan oleh petani.
Kegiatan perbaditan atau disebut sebagai bandit social adalah merupakan dampak dari intervensi pemrintah colonial terhadap masyarakat pribumi terutama petani yang terlembagakan oleh sistem atau aturan yang dibuat oleh pemerintah.dengan sistem tanam paksa ini, pemerintah colonial semakin mempersulit kehidupan para petani, yang sebelumnya hidup yang serba sederhana menjadi miskin, hal tersebut ditambah dengan struktur social disini adalah kekuasaan tradisional yang semakin memperburuk petani, dan memsikinkan mereka. Sehingga  mereka juga digolongkan sebagai musuh petani, sehingga diberbagai keadaan mereka juga dirampok, dan di kuras harta mereka. Meski tersebut gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan oleh kaum lemah terhadap orang yang menguasainya. Karena mereka berusaha mengganggu stabilitas peraturan tersebut dengan gerakan yang mereka anggap bisa, seperti pembakaran lahan, pencurian terhadap orang-orang kaya yang bekerja pada pemerintah colonial dan sebagainya. Dan menerut saya, protes petani tersbut merupakan bentuk dari eksitensi mereka guna, mengganggu orang-orang yang berkuasa atas mereka.

Masuknya Pendidikan Modern Barat di Asia Tenggara, Khususnya Indonesia


Datangnya bangsa asing di kawasan Asia Tenggara mulai berepnagruh pada abad ke XIX, setalah kedatangan mereka umunya bebrapa abad sebelumnya. Di kawsan Asia tenggara menurut, dalam kontek kolonialisasi , terbagi menjadi bebrapa bagian, pemisahan ini umumya terjadi, ketika bangsa Asing tersebut mulai dominan di suatu tempat di wilayah Asia Tenggara. Serperti di mayala, lebih dominan Inggris, kemudian Filipina dikuasai oleh Spanyol, dan Indonesia dikuasai oleh Belanda.kekuasaan inilah yang dapat membentuk sebuah wialayah tersebut di masa selanjutnya.Pada  masa colonial terjadi beberapa perubahan yang mendasari terbentuknya sebuah sistem baru . hal tersebut Nampak dari beberapa kebijakan yang dilakukan pemerinatah colonial, yang sedikit banyak merubah sistem tradisional yang ada. Perubahan tersebut nampak pada sector perekonomian, sistem social kemduian jug pada sistem politik. Perubahan tersebut dapat dirasakan oleh negera jajahannya terutama di bagian wialayah Asia Tenggara. Dalam halk ekonomi, pamerintah menereapkan sistem pajak yang digunakan untk kepentingan colonial. Pada abad ke XIX, dimana pada saat itu pemerintahahan menerpkan sistem pajak dan ekonomi pasar bebas, yang mengijinkan pada pemodal swasta masuk untuk berinvestasi, dengan beberapa usaha seperti perkebunan. Hal tersebut meninbulkan kemiskinan terhadap petani, karena umumnya beban pajak dikenakan dengan biaya besar, dan menyulitkan petani. Menjelang pergantian abad, yaitu sekitar abad ke XX , pemerintah mulai mengubah sistem perekonomian bebas tersebut menjadi monopoli pemrintahan. Pada periode ini, pemrintah menganjurkan petani untuk menanam tanaman yang menguntungkan , seperti tanaman opium. Salain hal tyersebut, pengaruh hukum juga mempengarui, dengan diberlakukannya hukum yang sesuai dengan kepentingan pemerintah. Selain hukum adat yang masih dipertahan masyarakat pada umumnya.
Terjadinya perubahan antara lain adalah masuknya bidang pendidikan barat di wilayah jajahannya tersebut. Pendidikan pada saat itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli bagi beberapa instasi milik pemerintah. Banyaknya wilayah administrasi dalam pemrintahan inilah yang pada tahap selanjutnya akan menyerap banyaka dari orang-orang pribumi yang masuk kedalam sekolah-sekolah yang didirikan oleh orang Eropa. Pada maualnya perkembangan pendidikan pada daerah jajahan hanya diperuntukkan bagi masyarakat elite birokrasi atau bangsawan local, yang menempati jabatan sebagai bupati, demang dsb. Hal tersebut berguna untuk pemrintah colonial dalam mengawasi pemerintahan yang dijalankan oleh pejabat-pejabat local tersebut.  Selah satu model pengajaran pada saat ini adalah, bahasa belanda sebagai bahasa dalam pengajaran. Maka hal tersebut tentu memberikan pengetahuan baru bagi orang-orang pribumi dalam pengetahuan modern.Hal tersebut tentu akan bekmebang apabila adanya teanga-tenaga yang memadai dalam proses mengajar tersebut. Pertama tama, pengajar memang berasal dari orang-orang Eropa, namun pada tahap perkembangannya pengajar-pengajar pribumi digunakan utnuk membantu dalam proses pembelajarannya. Perkembangan proses pendidikan ini juga terjadi di beberapa Negara yang dikuasai asing, sperti Myanmar, Siam dan Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan kebutuhan pemerintah colonial guan membangun sistem birokrasi, dengan memanfaatkan orang-orang pribumi.
Tidak hanya pada sistem pemrintahan, banyak sekolah yang juga mnegajarkan bebrapa keahlian khusus, yang berguna pada saat itu. Selah satunya adalah pelatihan spesaialis kedokteran hewan, kemudian ilmu Hidrologi dsb. Sebagai contoh perekmbangan pendidikan sudah mulai ada di negera colonial khususnya Indonesia adalah dibukanya sekolah teknik di bandung pada tanggal satu april tahun 1943, waktu pendudukan jepang.[1]  Selain itu pada tahun berikutnya juga telah dibuka sekolah-sekolah yang mempunyai spesifikasi terhadap bidang khusus, seperti sekolah pertanian, pertukangan, dsb.[2] Hal tersebut tetu menjadi salah  bukti  dari pengajaran yang diberikan oleh orang-orang Eropa, khususnya pada abad ke XX awal.



[1]  NIOD, Pemboekaan Sekolah Teknik Tinggi di Bandoeng,  Koran Asia Raya, edisi : 26 Oktober 1943
[2] NIOD,  Sekolah Pelajaran Tinggi di Djakarta, Semarang, Tegal , Tjilatjap , Koran   Aia Raya, Edisi : 17 Oktober 1944