Senin, 16 Juli 2012

Review Buku “Asal Usul "Separatisme" Melayu Muslim di Thailand Selatan” oleh Thanet Aphornsuvan



Gerakan Separatisme yang terjadi di Thailand merupakan salah satu dampak dari kurangnya pemerintah dalam menanggapi masalah yang ada di Negara tersebut. Gerakan separatisme ini ditandai dengan pemberontakan-pemerontakan yang dilakukan oleh sebagian penduduk Thailand yang menganggap bahwa pemerintah secara tidak langsung telah mendiskriminasikan mereka. Secara umum gerakan seprataisme ini diartikan sebagai  pemerontakan teradadap Negara yang dilkukan oleh beberapa kelompok yang tidak puas akan kebijakan terhadap suatu negera.[1] Dan biasanya sebagian besar gerakan ini dilkakukan oleh kolompok-kelompok entis yang merasa tidak puas. Pemberontakan ini terjadi di wilayah selatan  di bagian Yala, Narathiwat, dan Pattani. Dapat terlihat dari sejarah panjang dari adanya pembentukan masyarakat islam melayu di Thailand selatan pada waktu itu kekuasaan masih dipenggah oleh kerajaan Siam. Pada saat ini juga sudah mulai terjadi pergolakan dari wilayah selatan yang mayoritas beragama muslim. Dalam berbagai hal masalah yang timbul dari pembentukan Negara baru yang juga dipengaruhi oleh kekuatan asing, membuat konsep Negara Thailand  atau Negara modern yang ingin menampilkan sebuah identitas nasional , yang lebih menggunakan budaya dari kalangan mayoritas  dinegara tersebut. sehingga akan berdampak perbuahan yang semula  multi etnik di paksa menjadi Negara yang bersifat seragam. Hal  tersebut berdampak pada tersingkirnya kaum minoritas dari Negara tersebut. beberapa pengamat luar negeri berpendapat bahwa kaum minoritas dalam hal ini muslim melayu dianggap sebagai ” tamu” bukan sebagai bagian dari keutuhan sebuah  Negara. Sebagai dampak dari perkembangan ari sturkut Negara yang juga sedikit banyak mempengaruhi tindakan separatisme ini. Sejalan dengan hal tersebut kebijakn-kebijakan pemrintah yang di pimpin oleh beberapa penguasa juga semakin membuat gerakan ini semakin intensif dilakukan.
Dalam  beberapa hal seperti keadaan ekonomi, politik dan budaya mereka terpinggirkan oleh masyarakat Thailand lainnya yang beragama Budha. Dampak diri intimidasi tersebut adalah banyaknya warga usia produktif terutama laki-laki yang tidak mendapatkan pekerjaan di dearah tersebut. Hal tersebut juga melatarbelakangi pemeberontaka tersebut yang berujung dengan ingin memisahkan diri dari Negara Thailand yang sudah mereka anggap sudah ditak mampu menjalankan kebijakan secara adil. Peran agama juga sangat mempengarhi dalam gerakan  yang terjadi.gerakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh polisi Siam yang berjaga di wilayah selatan Thailand, yang menuduh semena-mena warga muslim di wilayah tersebut, idak jarang setelah mereka itangkap dipukuli. Hal terssebut yang juga melatarbelakangi gerakan-gerakan separatism. Sebagai contoh dari gerakan yang kemudian akan menjadi catatan bagi sejarah Thailand adalah gerakan yang dipelopori oleh Haji Sulong, yang merupakan pemimpin dari gerakan muslim melayu yang menuntut dominasi pemerintah terhadap orang-orang muslim di Thailand pada tahun 1948. Dalam kejadian tersebut banyak korban jiwa baik dari aparat seperti polisi dan tentara, kemudian korban yang paling besar adalah warga sipil atau anggota dari gerakan tersebut yang umumnya masih berusia muda. Dalam pergerakan konteks gerakan ini juga dipngaruhi oleh kesadaran umat muslim melayu di di Thailand selatan terumatama pada pertengahan adab ke 20. Hal ini juga menandai sebuah periode  awal kebangkitan muslim di Thailand. Paada periode ini generasi muda dari muslim melayu di Thailand sudah memiliki ilmu cukup diperoleh dari pendidikan-pendidikan pesatren. Hal tersebut selanjutnya member dampak pada pemikiran generasi muda untuk mendirikan sarekat islam secara murni, dengan memahami ajaran Nabi Muhammad.
Gerakan-gerakan separatisme yang terjadi di negera ini tidak lepas dari masalah etnisitas yang terdapat diberbagai wilayah. Sehingga ketika sesuatu kelompok etnis tertentu merasa terdesak dengan keadan politik yang ada dan tidak dapat diselesaikan dengan jalur damai, maka timbulah gerakan represif tersebut. saya melihat masalah yang dihapadapi pemerintah Thailand adalah upaya yang dilakukan terhadap kaum minoritas dalam hal ini maslim melayu tidak dilakukan secara pendekatan-pendekatan yang lebih pasif. Hal tersebut didukung dengan pemebentukan Negara Thailand yang modern dengan pemebntukan sebuah identitas nasional yang lebih berpihak pada etnis mayoritas, kemduian dilembagakan. Sehingga menyebabkan jurang pemisah antara kaum mayoritas dengan minoritas, yang seharusnya dapat bersosialisasi satu dengan yang lain. Saya juga melihat peran kekuataan asing juga berpengaruh dalam pembentukan Negara ini. Selain itu tindakan yang dilakukan oleh oknum pemerintah terhadap masyakat muslim melayu yang terdapat di wilayah tersebut, mengakibatkan tidak percayanya penduduk terhapat pemerintah pusat. Yang sudah dianggap lalai dalam tugasnya memberikan keadilan bagi masyarakat. Maka tidak heran bentrokan-bentrokan yang tidak dalam diselesaikan ini menimbulkan gerakan separatism yang dilakuakan oleh masyarakat muslim melayu yang terdepat pada wilayah selatan tersebut. gerakan-gerakan seperti tersebut juga terjadi di berbagai wilayah Negara lain, yang sebagian besar gerakan tersebut dilatar belakangi oleh, keadaan social,ekonomi, politik yang tidak berpihak pada mereka. Dengan semangat rasa yang sama-sama terdiskrimansi inilah muncul gerakan-gerakan tersebut.


[1] Asal Usul "Separatisme" Melayu Muslim di Thailand Selatan  oleh Thanet Aphornsuvan