Tan khoen swie merupakan salah satu orang yang
berpengaruh dalam masyarakat Jawa . Ia merupakan soerang penerbit yang dikenal
oleh orang banyak . Salah satu buku yang pernah diterbitkannya adalah Serat
primbon jampi jawi yang ditulis oleh Bratasuparta pada tahun 1933 . Orang
banyak mengira bahwa kehidupan Tan Khoen Swie jauh dari masyarakat pribumi
karena ia adalah keturunan cina . Ia mengenbangkan sastra Jawa dan mengakrabkan
ilmu pengetahuan Jawa kepada masyarakat luas, yang merupakan misinya selama
menggumbuli bisnis percetakan . Percetaan yang dipimpinnya sendiri sudah
berusia hamper setengah abad lebih, terhitung mulai tahun 1905 samapi 1960 .
Yang menarik dari usaha penerbitannya adalah memajang foto dan tanda tangannya
disetiap dihampir setiap buku yang diterbitkannya . Pada serat primbon jampi
jawi yang memiliki halaman sampai 104
dan berisi 290 cara pengobatan , disertai lampiran tata cara agar pembaca mudah mencarinya . Dalam penerbitan buku ini,
Tan khoen swie ingin menyebar luaskan ilmu pengobatan tradisional Jawa kepada
masyarakat luas yang sebelumnya hanya hanya dipraktekan oleh para bangsawan
atau penguin kraton saja . Dan secara tidak langsung ia telah turut menyelalamatkan
sepenggal local genius pengobatan pribumi yang semula hanya diwariskan dengan
budaya lisan dan diubahnya memalui tulisan . Tan khoen swie berpesan agar
masyarakat yang jauh dari dokter(orang msikin) dianjurkan menggunakan resep
tradisional jawa dan tidak meninggalkan
pantangan-pantangan yang ada dalam primbon . Karena naskah tradisional ini
memuat gugon tuhon (mitos) orang jawa perihal penyakit dan racikan jamu jawa
asli . Dalam beberapa cara yang digunakan mengandung unsur yang masitik senisal
( mandi karmas pada hari jumat biar dalam keadaaan suci dan mori putih sebgai
obat ). Kemudian juga terdapat unsure-unsur agama ( membaca kulhu atau surat
iklas )
KECANTIKAN
DAN PENGOBATAN PENYAKIT REPRODUKSI DALAM NASKAH RUKMINI TATTWA
I
KETUT JIRNAYA
Masyarakat Nusantara
sampai saat ini masih menggunakan obat-obatan tradisional disamping obat-obatan modern sebagai sarana
pengobatan . Hal itu tidak lain, karena masyarakat Nusantara memiliki SDA yang
melimpah guna menunjang tersedianya bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai
obat tradisional . Pengetahuan tentang mengobatan tradisional telah diturunkan
oleh para leluhur yang sebagian besar dituliskan didalam naskah-naskah seperti
naskah lontar , kulit kayu, dluwang dll .
Salah satunya yang memiliki banyak sumber tentang pengobatan tradisional adalah Bali . Karena
didaerah tersebut masih banyak ditemukan naskah naskah yang dapat kita pahami
isinya . Salah satunya adalah Rukmini tattwa yang merupakan suatu naskah yang
berisikan pengobatan tradisional khususnya membahas tentang perawatan fisik
laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah dalam arti untuk melanggengkan
rumah tangga . Naskah rukmini tattwa memiliki keunikan dalam segi nama, karena
dalam naskah-naskah pengobatan biasnya menggunakan istilah-istilah usada,
seperti usada kuda , usada rera , usada manak dll .
Dalam sejarahnya,
dari cerita Bhatarayhuda istilah Rukmini adalah penjelmaan dari Dewi Sri ( dewi
kesuburan ) yang bersuamikan Sri Kresna
. Dewi Rukmini mempunyai sahabat yang bernama Dewi Saci yang juga merupakan
permaisuri dari Dewa Indra . Kemudian
Dewi RUkmini sering bercerita tentang masalah rumah tangganya, kemudian Dew
Saci memberikan nasehat-nasehat kepada Dewi RUkmini untuk melakukan perawatan
Tubuh guna memperlanggeng Rumah tangganya dengan Sri Kresna .
Naskah rukmini
tattwa ini menjelaskan secara lengkap tentang perawatan tubuh bagi pengunaanya . Diantaranya juga membahsah
tentang berbagai maslah yang dihadapi oleh pasangan suami istri . Seperti
maslah ejakulasi dini, memperbesar kelamin dsb. Kemudian masalh kewanitaan
seperti keputihan , bau tidak sedap , merapet kan kelamin dsb . Dalam naskah
ini Juga dijelaskan beberap cara yang menggunakan mantra-mantra gaib dalam
setiap pengobatannya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar