Sabtu, 26 Mei 2012

Munculnya Organisasi-organisasi Politik dalam Pergerakan Nasional : Organisasi“kanan” dan yang berhaluan “kiri”.



Masa kolonial merupakan masa sulit yang dialami oleh bangsa Indonesia , karena pada masa ini, kebebasan politik dibatasi gerakannya oleh pemrintah kolonial. Baru pada awal abad ke 20, pergerakan politik mulai di Indonesia mulai Nampak, hal tersebut juga merupakan salah satu dampak dari politik etis yang dilakukan oleh pemrintah kolonial. Kebijakan tersebut juga didukung oleh politik liberal yang masuk sekitar tahun 1870 atau dimulainya undang-undang agraria. Politik etis yang diterapkan di inonesia pada tahun 1900 , membawa mempunyai misi yaitu edukasi, irigrasi dan transmirasi. Salah satu kebijakan tersebut adalah terbukanya kesempatan pendidikian yang dirasakan oleh kaum pribumi, meski pendidikan tersebut diperoleh hanya pada kaum elit saja. Kebijakan ini merupakan upaya untuk mensejahterakan penduduk pribumi. Dari pemberian pendidkan itu, pada tahap selanjutnya akan memunculkan gerakan-gerakan poltik yang dilakukan oleh kaum pribumi , yang berkembang pada tahun 1908, ditandai oleh organisasi Budi Oetomo. Munculnya pergerakan politik ini, pada periode abad kje 20 ini,akan menjadi cirri dari pergerakan nasional, dimana oranisasi-organisasi politik memiliki peran dalam kemerdekaan Indonesia .
Munculnya organisasi politik pribumi
Organisiasi poltik pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah Budi Oetomo. Organisasi politik ini didirikan oleh dr. Wahdidin S, yang didirikan pada hari rabu 20 mei tahun 1908 di Jakarta. Yang ditunjuk sebagai ketua dari ornasisasi ini adalah dr. Soetomo. Ornasiasi ni secara umum terdiri dari orang-orang terpelajar dari golongan priyayi Jawa dan Madura. Seperti namanya, oranissi ini bertrujuaingin mengangkat derajat pribumi “boedi oetomo” dengan menuntut kepada pemerintah Hidia Belanda untuk membuka kesempatan terhadap golongan pribumi untuk dapat masuk dalam struktur pemrintahan kolonial, seperti menjadi pegawai pemerintahan. Oraganisasi in dalam cangkupan masanya belum mayeluruh di wilaayah Indonesia, karena hanya terbatas pada pulau Jawa dan Madura, organisasi ini jga termasuk organisasi elit, dimana pnedukungnya adalah Priyayi-priyayi rendahan.[1]
Organisasi berikutnya adalah sarekat islam yang didirikanpd tahun 1811 di Solo. Organasasi meruapan organiasi yang dibentuk oleh pedagang-pedagang muslim yang teddapat di daerajh tersebut, pada mulanya organisasi juga meruapakan bentuk dari perlaweanan terhadap para pedagang cina. Selain itu gerakan ini banyak menadapat pengikut dari pedagang-pedagang kecil. Pada perkembngnya organisasi politik ini mendapat pengikut masa yang banyak,. Karena organisasi ini tidak membatasi anggotanya, tidak seprti  Boedi Oetomo, yang hanya dari golongan Priyayi. Sehingga dalam waktu singkat organisasi ini memilki masa yang besar, sebagai gerakan masa.pd tahun 1912 partai ini mendapat pencekalan dari pemerintah kolonial, tetapi setalah in SI mengubar bebrapa anggaran, sehingga organiasi in dapat menyelanggarakan kongres pertama mereka pada tahun 1913 di Surabaya. Alam pidato pertamnya ini, SI mengatakan bahwa SI, bkan merupakan partai politik yang mengehendakai adanya sebuah revolusi, dan dengan tegas mengatakan bahwa setia dan puas terhadap pemerintah belanda. Namaun pada kenyatanya organiasi ini menjadi tidak terkendali diman terdapat pemberontakan-pemberotan oleh petani dan buruh yang menjadi anggota SI, sehingga dalam perkembangannya organisasi ini menghendaki adanya sebuah revolusi.[2]
Selain itu terdapat organisasi politik yang didirikan oleh kaum indo yaitu Douwes Dekker, pada tahun 1912, yaitu indesche partij. Yang bertujuan untuk membangun patroitisme semua “indiers” terhadap tanah air, yang telah member lapangan hidup bagi mereka, agar mereka menadapat dorongan untuk kerjasa atas  dasar persamaan ketatatnegaraan untuk memajukan tanah air “hindia” indesche partij berdiri atas dasar nasionalisme ntuk kemrdekaan Indonesia.
Munculnya gerakan  Sosialis-Dekokratis
Munculnya gerakan gerakan yang bersifat sosialis jug mewarnai dalam sejarah berdirinya partai-partai politik yang bersifat “kiri” pada mas pergerakan ini. Pengaruhnya mulai terasa dari munculnya (partai social Demoocratie party) SDP yang merupakan gerakan radkal yang menginginkan revolusi kaum proletar untuk bebeas dari kapitalisme penjajahan. Pada tahun 1914 juga mncul gerakan partai politik ( (indceshe social Democrattie Veriniging)  ISDV yang etrhimpun dari tenega-tenag intelektual dari Indonesia dan Belanda. Gewrakan ini juga mempunyai surat kabar yang mengkritik kebijakan kebijakan pemerintah.  ISDV ini pada selanjutnya juga banyak mempengaruhi SI untuk mendirikan serekat sarekat pekerja. Hal ersebut nampak dari kongres SI II yang kedua tahun 1917 yang bercorak “kiri” yang dlatar belakangi oleh penderitaan rakyat yang semakin berat sebagai akibat dari peperanagn . yang mengatakan dalam pidatonya bahwa’’ kapitalislme dan imperialism dianggap ‘’haram’’ demikian pula segala bentuk pejajaha. Dala kongres ini juga ditentsng oleh anggota SI borjuis yang kolot. Pada kongres SI ketiga dibentuklah Radical Concentraci yang merupakan suatu badan gabungan dmana SI, budi Oetomo, insulinde pasundan dan ISDP bergabung. Dalam bentuk gabungan ini mengabil revolusi-revolusi dalam gerakannya. Gerakan eralkan yang revolusioner ini pada akhirnya juga mncul parati gerakan baru yang juga merupakan partai dari sempalan SI yaitu partai komunis Indonesia PKI.
Lahirnya partai komunis Indonesia PKI pada tahun 1920 yang merupakan bentuk baru dari ISDV. Yang juga meruapakan partai berhaluan komunis yang menginginkan perubahan terhadap pemerintahan kolonial. Pemimpnya adalah semaun yang juga merupakan anggota SI pihak oposisi. Dalam gerakannya PKI hamper selalu melakukan sebuah gerakan gerakan yang radikal dalam tujuan poltikya, yaitu dapat dilihat dari pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926. Masa PKI banyak terdiri dari kaum buruh dan petani yang memang dalam gerakan parati ini yang menggunakan teori pertentang kelas, yang merupakan cirri dari gerakan komunis di Eropa. Dalam pergerakannya PKI banyak mengalami Hambatan, karena partai ini dilarang oleh pemrintah kolonial karena mengancam stabilitas pemerintahan kolonial. Yang tersebut terbukti dibubarkannya rapat-rapat PKI  dan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpinnya yang kemudian dibuang di Boven Digul. Gerakan ini mulai surut setelah pemberontaakn PKI yang  dilakuan di beberapa daerah yang memungkin pemerintah untuk mengawasi secara ketat aktifitas partai ini.
 Secara pergerakan, seprti telihat dari pemberontakan di Banten pada tahun 1926, terlihat bahwa masa PKI juga terdiri dari Golongan Ulama dan para Jawara. Para ulama di banten, mengungkapkan bergabungnya mereka dalam PKI memang didasarkan atas, ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial. Selain itu mereka juga kurang paus dengan Sarekat islam yang tidak tegas, dan hanya melakukan politik-poltik dalam menghadapi kolonialisme, berbegad dengan PKI yang agresif melakukan perlawan-perlawanan secara nyata terhadap Kolonialisme. Dalam perekrutan masanya pKI juga menggunakan aksi-aksi propaganda, semisal membesahkan pajak kepala, kepada petani apabila membantu dalam pemberontakan dan tercapainya sebuah kemerdekaan.
Terdapat pula partai berhaluan kiri yang dibentuk pada tahun 1927, di Bandung yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai ini dalam aewal berdirinya, mengadakan tuntutkan diantaranya adalah pengjhapusan kamp di Digul, menuntut kemerdekaan Indonesia, dalam rapatnyta pada bulan agustus di tahun yang sama, juga menuntut dibebaskannya Mohammad hatta dan 3 mahasisiwa di negeri belanda lainyya. Pada permulaan rapat-rapatnya PNi mulai mendapat larangan oleh Gubernur Jendral pada tahun 1928, larangaran tersebut sebagai dampak dari aksi-aksi propaganda yang dijalankan PNI, dalam pidato-pidatonya. Dalam perkemabangnya PNI merupakan sebuah partai yang dapat dibilang menenurskan PKI, dimana mengususng gerakan-gerakan yang revolusioner. Namaun setalah menggabungkan diri didalam sarkretariat negeri-negeri Pasifik, PNI mulai mendapat pengawasan yang intensif dari pemerintah. Sehingga pada tahun 1930 para pemimpin PNI dijatuhi hukuman penjara masing-masing 1-4 tahun, didalamnya termasuk Ir. Seokarno.

Kesimpulan
Dari terbentuknya organisasi-organisasi yang berkembang di Indonesia, Kita dapat melihat dalam beberapa tahun, setelah berdirinya organisasi-organisasi Budi Oetomo, Sarekat Islam, Indesche partij. Muncul gerakan-gerakan yang bersifat sosialis, seprti ISDV, ISDP dan PKI, masuknya geraka ini tidak terlepas dari rovulisi di usia sebagai damapak dari perang dunia ke I, gerakan tersebut lantas memasuki di wilayah Indonesia, seperti SDP ( social democratie party).[3] Yang meyebarkan pendapat baru mengenai pertumbuhan kapitalisme dan imperialisme di daerah jajahan, dalam perjuanganya unuk menuntaskan penjajahan tersebutlah anggota-anggota SDP yang bekerja di Indonesia turut aktif membantu perjuangan rakyat Indonesia dan member petunuk-petunjuk mengenai tujuan-tujuan yang harus dikejar oleh geraan-gerakan rakyat.
 Dalam perkebangannya ornasiasi-organisasi tersebut terdapat tdak kesamaan dalam misi, sperti contoh sarekat islam dan PKI, hal tersebut dipengaruhi oleh kegiatan tujuan politik, sepperti di tubuh SI dalam pergerakannya menggunakan unsur-unsur islam dalam menumpas penjajahan . berbeda dengan PKI yang memperjuangan perjuangan kelas dan pergerakan secara radikal dalam menyacapai sebuah keputusan. Selain dari bebrapa partai tersebut, juga terdapat partai PI, Partindo, BTI,. Munculnya partai –partai yang mengusng agama dalam menjalin anggotanya juga berrmunculan saat massa keerdekaan seperti, masyumi, partai krisrten Indonesia (PARKINDO), Partai Katolik Indonesia (PKRI) dsb.
                Namun secara garsi besar munculnya partai-partai politik didukung dari berkembangnya intelektualitas di dalam beberapa golongan pribumi, sehingga memunculkan organisasi politk yang mbertujuan untuk membebaskan penjajahan di Indonesia.Dalam pergerakan partai politik pada periode ini kita dapat melihat bahwa tujuan mereka secara umum adalah membebaskan diri dari penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, yang sangat merugikan rakyat.  Ha;l tersebut dapat menjelaskan kita bahwa periode ini merupakan sebuah upaya dari masyarakat pribumi untuk mendapatkan hak-haknya dengan berpolitik.



[1] Sejarah Nasional Indonesia jilid V
[2] Rtgerrs S.J. 2012. “ Sejarah pergerakan Nasional INDONESIA”. Yogyakarta. Penerbit : Ombak.
[3] Ibid, hal 8-9
 

Tradisi Boyongan di kabupaten Nganjuk : Cikal bakal Berdirinya Kabupaten Nganjuk


Nganjuk merupakan suatu wilayah yang terdapat di wilayah jawa timur, kabupaten ini secara geografis terletak diantara beberapa wialyah yang mengapitnya yaitu wialayha selatan berbatasan dengan kabupaten Kediri, timur dengan Jombang, Barat dengan Madiun,utara dengan kabupaten Bojonegoro. Secara adimnistratif nganjuk terdiri dari beebrapa kabupaten, yaitu terdiri dari 20 kecamatan termasuk didalamnya adalah Kecamatan Berbek yang dalam sejarah merupakan cikal bakal berdirinya kabupaten Nganjuk. Secara pendapatan ekonomi, nganjuk ditopang dari perekonomian agraris yaitu pertanian komoditas utama dari kabupaten ini adalah brambang atau bawah Merah yang merupakan terbesar di jawa timur. Selain hal tersebut daerah Nganjuk juga disebut sebagai kota angin, karena memang di daerah ini memilki angin yang kencang,terurtam saat musim kemarau. Secara umum wilayah kabupaten Nganjuk merupakan daerah yang masih menganut tradisi tardisional leluhur, bebrapa tradisi yang masih memilki unsure tradisional adalah upacara siraman sedudo, yang diadakan di desa ngliman, Kecamatan Sawahan juga banyak dikunjuigi oleh wisatawan. Selain acara  tersebut, kabupaten Nganjuk juga memilki tradisi unik yang juga diadakan setiap tahun,  salah satu tradisi yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah tradisi Boyongan yang akan dibasah dalam artikel ini.
Tradisi boyongan (berpindah tempat) merupakan suatu ritrual yang dilakukan oleh pemrintah kabupaten nganjuk yang dilakuakn setiap setahun sekali,  tradisi tersebut biasanya dilakukan pada bulan april. Kegiatan ini dlakukan oleh dalam rangka memperingati hari jadi ngajuk sekaligus sebagai pertanda peralihan pusat administrasi dari kabupaten Berbek menjadi Kabupaten Nganjuk sampai sekarang. Dalam sejarahnya perubahan tersebut tercatat pada tahun 1880, pada waktu itu yang menjadi bupati terakir Berbek adalah KRMT. Sostrokusumo III (1878-1901), sekaligus menjadi bupati pertama kabupaten Nganjuk. Sebelum perpindahan tersebut Nganjuk merupakan wilayah distrik ( pembantu Bupati) dari kabupaten Berbek yang merupakn wilayah dari Karisedenan Kediri pada tahun 1875. Perpindahan tersebut terjadi ketika dimulainya pembangunan jalur kereta api dari Surabaya-Solo, dalam pembangunanya tersebut, jalur kereta api tersebut melewati daearah Nganjuk, sehingga Ngajuk dipilih oleh pemerintah colonial sebagai wilayah baru Kabuaten yang sebelumnya ada di daerah Berbek. selain itu letak Kabupaten Berbek yang berada di lereng gunung Wilis, mneyebabkan pertumbuhan kota di daerah ii berjalan lambat. Sungai yang membentang di wialayh ini tidak dapat menjadi sarana transportasi karena sungainya desar dan banyak bebatuan, berbeda dengan sungai berantas sebagai sarana transportasi. Hal tersebut juga terlihat dalam Encyclopedia Van nederlandsch Indies Grovenhoge; Mertimes nijhoff, 1919, halaman 274-274, terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa ibu kota Berbek adalah wilayah yang terisolasi. [1]Dalam hal ini, perpindahan tersebut dapat dijelaskan melalui beberapa fakor diatas yang mempengaruhi perpindahan wilayah pusat administrasi tersebut. Mengenai kapan terjadinya tradisi boyongan yang pertama dilakukan, kita dapat mengacu pada poto yang didokumentasikan oleh arcief Nganjuk adalah : Peringatan 50 tahun berdirinya kota : Nganjoek yang diadakan di onderdistrict-Prambon. Dapat diperkiran antara tahun 1880-1930 :
1.      Peringatan HUT Kabupaten Nganjoek yang ke 50 diadakan pada tahun 1930 :
2.      Peringatan pelaksanaan pada saat RAAA. SOSROHADIKOESOMO ( Gusti Djito )masih menjabat sebagai Regent (=Bupati) Nganjoek.
3.      Tahun 1880 adalaha tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota kabupaten Berbek berpindah ke Nganjoek :
4.      Pada tahun 1880 yang menjabat sebagai Bupati di Berbek adalah KRMT. SOSOTROKOESOMO III.
5.      KRMT. SOSTROKOESOMO III adalah bupati yang pertama di kota Nganjoek.

           
Prosesi Boyongan
Dalam Kegiatan ini, tradisi Boyongan yang dilakukan oleh pemrintah kabupaten Nganjuk meliputi beberapa serangkaian acara  dimulai dari bebrapa ritual, yang dilakukan oleh sesepuh di kecamaten Berbek. kemudian dilanjutkan dengan proses boyongan tersebut. Kegiatan ini dimulai pada pagi hari, yaitu persiapan peserta kirab, peserta dikumpulkan di lapangan alun-alun kecamatan Berbek, untuk kemudian pendataan kepasa satiap pearta. Setalah kesamuannya siap dilanjutkan ke acara pelepasan. prosesi boyongan yang dilakukan setiap tahun ini, mulai pukul 08.00 dari berbek menuju alun-alun Nganjuk yang memiliki jarak sekitar 10 Km.pd saat berlangsungnya kirap tersebut, biasanya psar Berbek yang juga dilewati oleh rute boyongan tersebut ditutup semntara waktu, untuk kelancaran jalan prosesi. Dalam tradisi ini, peserta Boyongan sendiri terdiri dari Bupati dan para staf dan pejabat pemrintahan kabupaten Ngajnuk. Selain dari pemerintah daerah,pejabat setingkat kecamatdi wilayah kabupaten Nganjuk juga berpartisipasi dalam acara tersebut.  beberapa lapisan masyarakat salah satunya para seniman yang juga turut berpartisipasi dalam acara ini. Pertunjukan yang dilakukan dalam acara ini adalah para peserta memakai akaian khas tradisional jawa, selain itu juga menampilkan beberap pertunjukan yang menarik lainnya. Dalam prosesinya, yang menjadi pembuka dan ada dibarisan terdap dalam acara Boyongan ini adalah Bupati yang saat ini menjabat, juga mengendarai kereta kencana kemudian disusun oleh wakil bupati, dilanjuktkan oleh beberapa staf atau kedinasan yang terdapat di kabupaten Nganjuk, samapi pada staf setingkat kecamatan dan desa. setelah itu disusun oleh masyarat yang ingin berpartisipasi dalam, acara ini. Dalam acara ini terdapat tarian tarian yang mengeringi prosesi Boyongan tersebut. Diantara tari tarian tersebut adalah :
Tari Mung Dhe
Sejarah tari Mung Dhe (tarian Perang) yang tidak dapat dilepaskan dalam peristiwa perang Diuponegoro tahun 1825-1830, yang menuai kegagalan dari pasukan tersebut, dampak dari kegagalan tersebut adalah para pengikut atau prajurit yang lari ke jawa timur. Penciptaan tarian ini juga digunakan dalam mengumpulkan prajurit Diponegoro.  Dengan gerakan yang sigap dan baris berbaris dengan adegan-adegan peperangan tari ini merupakan tari yang syarat akan nilai perjuangan, tari ini secara keseluruhan jumlah pemainnya terdiri dari 14 orang pemain. 2 orang berperan sebagai prajurit, 2 orang membawa bendera, 2 orang botoh dan 8 orang pemain music dan pengiring. Dalam hal tata busana, para pemain tari Mung Dhe mengguanakan makeup yang mempertegas aksen dan peran mereka masing-masing, seperti mempertebal alis, kumis dan jawas.   tari ini mengiringi dalam prosesi boyongan yang berlangsung dari kecamatan Berbek sampai kabupaten Nganjuk. Untuk pemeran botoh, mengguanakn Topeng, dalam tradisinya botoh berfunsi sebagai penyemangat saat peperangan. Ada dua botoh, ayitu pethul yang menyemangati pihak yang menang, sedangkan temben meruapak penyemangat [ihak yang kalah dalam perang tersebut.[2]
Selain tarian khas dari kabupaten Nganjuk yaitu Mung Dhe, acara yang dilakukan dalam boyongan tersebut juga membawa beberapa sesaji yang telah dipersiapkan. Sesaji tersebut beruap tumpeng yang dilengkapi juga dengan panganan trafdisional. Tumpeng ini buat oleh setiap kecamatan yang akan mengikuti prosesi boyongan. Selanjutnya tumpeng ini akan diarak samapi pada tempat berakirya rute boyongan yaitu di alun-alun kota nganjuk, tumpeng tersebut kemudian menjadi rebutan masyarakat yang telah menunggu dan mengharapkan berkas dari tradisi ini. Dalam sesaji berupa tumpeng ini, karena setiap pembawanya adalah dari setiap kecamatan yang ikut dalam porsesi boyongan, kita juga dapat melihat cirri khas dari tumpeng tersebut yang biasanya di hias dengan barang ataupun benda yang menjadi ciri dari setiap kecamatan tersebut. Acara terakir ditutup oleh masuknya bupati ke dalam pendopo kabupaten setelah menyerakhan pusaka yang dibawa yaitu pusaka payung nogo yang nantinya akan diserahkan kepada sesepuh di kabupaten tersebut.
            Acara dalam tradisi boyongan di kabupaten Nganjuk ini memiliki makna dalam sertiap prosesi yang dilakuaknnya, baik dari ritual yang digunakan sampai pada elemen elemen dalam prosesi tersebut. Dalam acara ini kita dapat meilhat, bahwa kegiatan selain sebagai sarana hiburan oleh masyarakat, juga sebagai upaya pmerintah dalam hal ini pemrintah kabupaten Nganjuk, untuk semakin dekat dengan rakyatnya, dengan melakukan kirap ini, para pejabat juga dapat memantau secara langsung kondisi masyarakat di daearah ini, dengan melihat keadaan mereka yang melihat acara boyongan ini dari pinggir jalan. Selain hal tersebut makna yang dapat terlihat dari tradisi ini adalah masyarakat dapat bersuka cita, dan menikmati makanan yang telah didapat dalam pengambilan berkah, sehingga mencerminkan masyarakat yang memilki smangant gotong royong. Tarian perang  ( mungdhe ) juga menjadi salah satu bagian dari prosesi boyongan tersebut. hal tersebut dapat menyiratkan kepada masyarakat Nganjuk bahwa mereka tidak oleh melupakan jasa-jasa pahlawan yang telah gugur mempertahan tanah air, yang gigih melawan penjajahan kolonial.
Dari barisan acara tersebut terlihat bahwa Bupati berada pada tempat terdapan, sehingga dapat dilihat bahwa hal tersebut merupakan sebuah simbol dari kekuasaan raja-raja di mataram, selain itu peran bupati merupakan sebuah pencitraan seorang raja, sehingga Bupati menempati posisi yang utama dalam sebuah pemerintahan. Kedatangan bupati di dalam pendopo kabupaten disambut dengan tarian jurit. Setelah itu terdapat penyerahan benda pusaka dalam prosesi terakir dalam tardisi boyongan adalah meneyerahkan benda pusaka yaitu payung nogo kepada sesepuh di kabupaten Nganjuk, hal tersebut secara simbolis menyiratkan masih diakuinya sebuah benda yang memilki nilai mistis, sehingga benda tersbut dikeramatkan.  
Dalam tradisi boyongan tersebut, banayak elemen masyarakat dari beberapa golongan berbaur untuk melihat acara tersebut. Dari orang tua sampai yang muda. Untyuk golongan pemuda maupun anak-anak, apabila dalam acara ini tidak bertepatan dengan hari libur, umumnya menurut pandangan penulis banyak anak-anaka sekolah dasar yang tidak mengadakan keoiatan pembelajaran pada saat itu. Biasanya para guru mewajibkan anak-anak tersebut melihat acara tersebut. Hal tersebut merukan sebuah upaya yang dilakuakn oleh dinas pendidikan untuk mengenalkan kebudayaan di Nganjuk, sehingga dapat memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan setempat, yang juga menjadi indentitas kedaerahan bagi genegrasi muda.
Acara ini juga  mempunyai peluang sebagai aset pariswisa di Kabupaten Nganjuk, dimana prosesi ini tidak di semua tempat dapat mengadakannya, karena Nganjuk memiliki sejarah yang khas dalam terbentuknya sebuah pemrintahan sekarang ini. Prosesi dapat menjelaskan bagaiaman tradisi semacam ini masih dipertahan di daearah ini, mengingat perubahan perubahan yang terdapat di beberap wilayah kota di Indonesia yang umumnya sudah banyak meninggalkan tradisi yang semakin giat dengan moderbitas, dan menghilangkan nilai-nilai budaya dalam perkembangannya. Dengan diadakannnya  acara tersebut setiap tahun, pemerintah kabupaten Nganjuk juga dapat meningkatkan jumlah wisatawan asing baik, domistik maupun mancanegara, untuk berkunjung di Nganjuk. Sehingga nantinya potens-poptensi di wilayah kabupaten Nganjuk dapat dimninati oleh masyarakt secara luas.


[1] Dikutip melalui media online “hppt ://tanjunganom.tc.provjatim.go.id. tanggal 13 Mei 2012, pukul 12.30.
[2] Nganjuk dan sejarahnya,

Rabu, 16 Mei 2012

Review Buku : Orang Laut, Bajak Laut dan Raja Laut


ORANG LAUT, BAJAK LAUT, RAJA LAUT
( Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX)

Nusantara merupakan sebuah wilayah yang terdiri dari berbagai pulau yag membentang dari timur kebarat.  hal ini dapat mempengarui keadaan yang ada pada masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah yang mencangkup nusantara. Sehingga memunculkan berbagai suku yang kesemuannya memilki ciri khas tersendiri baik dari segi tradisi maupun pola kehidupan sosialnya. Terlepas dari itu semua wilayah nusantara yang sebagian besar berbatasan dengan laut, menghasilkan sebagian masyarakatnya mencari makan dari laut. Hal itu yang melatarbelakangi penulisan yang dilakukan oleh alhi sejarah maritime yang ada di Indonesia, yaitu Adrian B. Lapian. Unutk menulis sebuah buku yang berjudul  Orang Laut,Bajak laut, Raja Laut, yang dukhususkan membahas tentang keadaan laut di Sulawesi pada abad ke XIX.  Buku ini menecritakan pola masyarakat yang ada di laut yang kemudian membaginya menjadi orang laut,bajak laut dan raja laut.
Mengenai kehidupan orang laut sudah berlangsung lama sebelum abad ke XIX, karena mereka memang  sebuah masyarakat kecil yang hidup di laut dan menggantungkan hidupnya dilaut. Mereka belum mengenal organisasi atau sebuah aturan yang ada pada suatu Negara, sistem masyarakatnya masih sangat sederhana, mereka hanya mengenal pemimpin hanya sebatas keluarga, mereka hidup diatas perahu kecil yang hanya dapat menampung sekitar empat sampai lima orang dalam perahu tersebut. Mereka pada umumnya hidup nomaden, yaitu berpindah dari stu tempat ke tempat lainnya, namun pergerakan mereka tidak sampai ke laut lepas, mereka tinggal dipinggir laut, atau sekitar laut dangkal. Mereka hidup dalam perahu-perahu kecil yang dihuni oleh keluarga-keluarga, terdiri dari ayah dan ibu beserta anak-anaknya, umumnya pada masyarakat yang disebut orang laut ini, tidak mempunyai anak yang banyak, karena memang daya tampung dalam perahu tidak memungkinkan mereka mempunyai anak yang banyak. Mereka biasa berkumpul dengan keluarga lain pada saat-saat tertentu seperti ketika ada seorang dari keluarga mereka sakit, pada saat pernikahan yang berlangsung. Umumnya sanak keluarga jauh datang untuk menjenguk atau meramaikan upacara tersebut. Dalam kehidupan yang serba terasing ini, orang laut juga sesekali melakukan kontrak dengan orang-orang yang ada di darat, terutama dalam hal mencari kayu untuk pembuatan perahu, mereka juga biasanya menukarkan ikan mereka dengan kebutuhan pokok lainnya seperti beras, pakaian dan sebagainya.  Orang yang tinggal di darat menganggap orang laut sebagai orang yang primitif yang masih berkebudayaan rendah. Namun mereka juga dapat membatu untuk kebutuhan masyarakat atas konsumsi ikan. Lama kelamaan juga terdapat orang laut yang pindah didarat atau dipinggir pantai untuk tinggal menetap. Karena banyak yang berpikiran wilayah laut semaikn berbahaya dan wilayah untuk mencari ikan semakin terbatas karena juga mendapat saingan dari pencari ikan lain, akibatnya orang laut yang masih mempertahankan pola hidupnya di atas perahu mulai menyingkir dari tempat yang telah ramai tersebut ke wilayah yang masih sepi dari aktifitas masyarakat lainnya.
Selain orang laut yang mencari kehidupan di laut, juga terdapat sekelompok masyarakat yang disebut sebagai bajak laut, mereka hidup dengan cara meramapas barang dari kapal-kapal yang berhasil mereka bajak. Mengenai bajak laut yang terkenal di asia tenggara kushusnya di perairan Sulawesi adalah bajak laut Sulu, Mangindanao, Balangingi, dsb. Bajak laut sering dikatakan sebagai tindak kejahatan karena mereka untuk mendapatkan segala sesuatu meggunakan cara kekerasan dan tidak jarang disertai dengan pembunuhan. Dalam setiap aksinya mereka selalu membawa tawanan yang ada dalam kapal yang mereka bajak ke darat dan menjual awak kapal tersebut kepada orang yang membutuhkantenaga kerja untuk menggarap tanah mereka. Mereka diperkerjakan di ladang milik petani kaya yang memiliki tanah yang luas. Untuk melakukan pelayaran ke tempat yang jauh untuk mencari budak-budak untuk di jual tersebut, para bajak laut ini membutuhkan jasa seorang yang mengetahui keadaan laut. Untuk itu mereka juga berhubungan dengan orang laut yang lebih mahir mengenai keadaan bahari yang ada. Dalam hal ini, terdapat hubungan timbale balik antara keduanya, orang laut juga mendapat perlindungan dari bajak laut, dari ancaman luar. Sedangkan bajak laut sendiri memperoleh tenaga trampil yang bisa digunakan sebagai penunjuk arah.
Sejak awal abad XIX, kekuatan bajak laut di Nusantara mulai berkurang karena mereka diburu oleh pemerintah colonial yang menganggap tindakan mereka sebagai tindakan yang tergolong criminal. Hal tersebut membuat pergerakan bajak lakut semakin terhambat oleh para pesaing asing yang datang di kepulauan nusantara. Pada mulanya mereka memang masih sanggup menghadapai tekanan yang diberikan oleh para bajak laut asing ini, namun lama kelmaan mereka semakin terpojok. Hal tersebut semakin diperkuat oleh peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah colonial.Dengan memberlakukan undang-undang yang mengatur tentang pelarangan bajak laut dan menganggap mereka sebagai penjahat di laut. Untuk itu pemerintah melakukan perburuan terhadap bajak laut, dan mereka yang terbukti salah dan melakukan kejahatan di laut akan dihukum mati. Bajak laut dalam arti pemerintah colonial ini dapat dibagi menjadi dua jenis, pertama yang disebut sebagai pirate yaitu bajak laut yang melakukan kegiatan di laut secara illegal, dan bertentangan dengan hukum yang berlaku. Kemudian yang kedua adalah korsario, atau bajak laut yang dikeluarkan pemerintah untuk membajak bajak laut secara liar, dalam arti bajak laut tipe inni bisa disebut sebagai bajak laut yang legal, yang kegiatannnya memang disetujui oleh pemerintah. Mereka juga bertujuan untuk membajak atau menangkap kapal-kapal yang berlayar di laut territorial mereka.
Kelompok yang terakhir yang dibahas dalam buku ini adalah raja laut. Yang merupakan kelompok yang terorganisir. Mereka dipimpin oleh seorang pangeran atau yang biasa disebut sebagai Kapitan laut. Mereka adalah golongan kelas bangsawan yang bertugas dialut untuk melakukan pembajakan kapal yang telah masuk kedalam daerah territorial mereka tanpa ijin. Mengenai  raja laut ini, umumnya dimiliki oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara yang tergolong maritime yang kegiatannya lebih berorentasi dalam laut. Selain untuk pertahan pada kerajaan, fungsi dari raja laut seprti yang telah disebutkan diatas. Kelompok ini juga tergolong kedalam bajak laut korsario, karena mereka bersifat legal berkerja sama dengan  orang laut dan bajak laut, untuk melakukan kegiatan di laut lepas. Peran raja laut membutuhkan orang banyak dalam setiap kegiatannya. Bajak laut yang biasnya bergabung ini adalah bajak laut yang sebelumnya menempati daerah kekuasaan kerajaan yang sekarang ini sedang berdiri. Bajak laut juga menjadi posisi penting dalam pemerintahan kerjaan itu dapat terlihat jabatan yang ada pada kerajaan Tidore dan Ternate. Pada akhir abad ke XIX, kegiatan mereka mulai terganggu dengan datangnya kekuatan asing yang mulai membatasi kekuasaan laut mereka. Dengan fasititas yang lebih canggih dan menggunakan tenaga uap, membuat kekuatan asing ini berangsur-angsur mulai menenggelamkan kekuasaan pribumi. Dan pada abad selanjutnya perdagangan di laut Sulawesi ini dikuasai oleh kekuatan asing tersebut.

4. Riwayat Penulis : Tentang Adrian B. lapian
Sejarawan ini memberikan banyak sekali kontribusi penting dalam penulisan sejarah Indonesia dan Asia tenggara secara umum. Ia lahir pada tanggal 1 september  1929 di tegal, Jawa Tengah. Tersohor sebagai alhi sejarah maritime yang dengan desertasinya Orang laut,bajak Laut dan Raja laut : Sejarah Kawasan laut Sulawesi Abad XIX dianggap telah membuka lembaran baru dalam penulisan sejarah maritim dan sejarah dikawasan Indonesia. Ia lulus sebagai doctor ke-101 Universitas Gajah Mada (UGM) dengan predikat cum Laude. Ia juga pernah bekerja sebagai jurnalistik ,yang kemudian mengantarnya bekerja di (LIPI). Ketertarikannya terhadap sejarah, terutama sejarah maritim membuat ia menulis skripsi tentang jalan perdagangan maritime ke Maluku pada awal abad XVI. Pada tahun 1988, yaitu saat Konferensi IAHA ke-15, Shahari Thalib, seorang sejarawan Guru Besar  Universitas Malaya, menganugrahkan gelar sebagai ‘’ Nahkoda pertama sejarawan maritime Asia Tenggara’’. Kepakaran Adrian B.lapian semakin menonjol ketika ia terpilih sebagai anggota Unesco Consultative Commite untuk program Intrergral study of the silk road : roads of dialogue, napak tilas jalur sutra via jalur laut yang merupakan ekspedisi maritime pertama Unesco sebagai begian dari dasawarsa pengembangan kebudayaan sedunia (world  decade fro cultural development 1988-1997.

Sekilas Tentang : peradaban Suangai Niil, Tigris, dan Eufrat


     Peradaban sungai Nil

Perdaban sungai nil di mesir,afrika,lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan banjiryang membawa Lumpur,hal ini yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat tersebut.Peradaban tersebut di bangun oleh masyarakat mesir kuno,lembah sungai nil yang subur mendorong mansyarakat untuk bertani.Dan hasil bertani mereka adalah gandum,sekoi,jamawut dan jelaiyaitu sejenis padi padian yangbiji atau bushnya keras seperti jagung.Untuk memenuhi kebuthan, mereka menjual hasil pertanain mereka kepada pedagang funisia,Mesopotamia,yunani.Mereka menganut system kepercayaan yang menyembah para dewa/dewi,seperti dewa anibius yang memberi kehidupan.Kepercayaan mereka yang kedua berkaitan dengan pengawetan mayat yang disebut mummi.Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari kehendak dewa maut,manusia ingin tetap hidup abadi.Agarroh tetap hidup,maka jasad sebagai lambing ro harus tetap utuh.Masyarakat mesir juga mengenal tulisan yang disebut hieroglyph yang berbentuk gambar.Selain itu mereka juga membuat kalender bulan berdasarkan siklus( peredaran) bulan selama 291/2hari.Karena dianggap kurang tetap,kemudian mereka menetapkan kalender berdasrkan kemunculan bintang anjing (sinus).mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan,satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12X30 hari lalu ditambahkan lima hari.


 Peradaban sungai Tigris dan Eufrat
Mesopotamia”tanah diantara dua sungai” yang juga disebut ahli sejarah sebagai yunani kuno dan secara garis besarsama dengan irak modern,sebagian besar terdiri dari daratan boyak bekas endapan.Kekecualianya hanyalah tempat bermuaranya sungai tigris dan eufrat di teluk Persia yang berupa paya dan rawa gelagah.Iklimnya panas dan kering,walaupun sekarang tampak tidak menarik. Bagi sejarah kemajuan manusia tidak ada tempat lain didunia yang mengandung arti lebih mendalam.Ditanah yang diapit dua sungai tersebut manusia untuk pertama kalinyamenjadi beradab.Disinilah sekitar 5000 tahun lalu,suatu bangsa yang dikenal sebagai bangsa sumeria,peradaban sejati didunia dari sumber sumber yang berada jauh didalam kegelapan prasejarah.Para ahlipun menaruh dugaan,bahwa meosoptamia dianggap sebagai tempat revolusi perkotaan manusia dan sebagai revolusi perekonomian manusia juga berlangsung disana.terbukti oleh beberapa temuan,yang membuktikan,bahwa mereka telah cukup maju,sehingga mampu membangun rumah berbentuk persegi panjang dari Lumpur,yang masing masing memiliki beberapa kamar.Mereka juga sanggup pulamelengkapi rumah tersebut dengan tungku serta cerobong,yang juga berlapis tanah liat.Diosekitar ruangan juga ditemukan benda benda yang menjukkan bahwa pereka pengrajin batu yang terampil,seprti ditemukannya kapak batu,yang sisinya sudah terasah,dan dari tulang mereka membuat pusut dan jarum.




KERAJAAN ACEH PADA MASA SULTAN ISKANDAR MUDA


                              Pemerintahan kesultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda adalah pada tahun 1607-1636. Yang sebelumnya ia dipenjara oleh sultan Ali Ri’ayat Syah karena ia tidak setuju terhadap pemerintahannya. Iskandar muda melihat bahwa sultan Ali tidak Cakap dalam menangani masalah perampokan dan bahaya kemiskinan yang di derita oleh rakyat Aceh. Hal itulah yang dilirik oleh Portugis yang melihat bahwa pemerintahan Aceh sedang lemah, dan berusaha menyiapkan armadanya untuk menyerang Aceh. Melihat kondisi tersebut Sultan Iskandar Muda mengirimkan surat kepada Sultan Ali agar membebaskannya, agar ia bisa membantu menyerang Portugis permintaanya itu dikabulkan sehingga Ia dibebaskan. Yang kemudian pada tanggal 4 april 1607 ia berhasil mengusir Portugis dari Aceh.  Setelah peristiwa tersebut Ia berhasil menduduki kerajaan dan menjdi Sultan yang menggantikan Ali Ri’ayat Syah. Pendudukan kerajaan tersebut didukung oleh orang-orang besar. Salah satu keunggulan dari pemerintahan Sultan Iskandar muda adalah keberaniannya untuk melawan para penjajah yang ingin menguasai perdagangan di Nusantara. Hal inilah yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan sultan untuk mengatur perdagangan.
                              Sejak Iskandar Muda naik tahta perubahan-perubahan besar yang terencana berlaku dengan cepat. Terutama kemajuan ekonominya, Ia menyimpulkan bahwa produk-produk hasil bumi Nusantara merupakan bahan yang menjadi rebutan oleh orang-orang Eropa. Bahan komoditi ekspor yang bernilai tinggi diantaranya adalah emas dan lada yang pada saat itu banyak terdapat dikepulauan Sumatra.   Selain itu pada masa pemerintahannya Aceh memiliki kekuaatan militer yang sangat kuat maka tidak heran  Sultan berhasil menaklukan wilayah-wilayah seprti Natal, Pasaman, Tiku, Pariaman. Dengan ini wliayah kekuasaan Aceh akan semakin luas serta dapat menambah tersedianya hasil alam yang laku dijual dipasaran. Wilayah-wilayah tersebut umumnya di berikan kepada orang-orang yang dipercayai Sultan untuk mengurus wilayah tersebut.  Belanda sendiri pun belum mau memusaatkan perhatiannya kepada Aceh setelah Aceh berhasil memukul mundur Portugis. Belanda berfikir bahwa Aceh merupakan kerajaan yang kuat. Selain itu pertikaian yang berlangsung antara Aceh dengan Johor merupakan keuntungan tersendiri bagi Belanda maupun Portugis. Belanda juga ingin membantu Johor untuk melawan Aceh dan dujadikan sebagai sekutu. Setelah berpikiran bahwa perseteruan itu dapat membendung pergerakan Portugis dan belanda dapat menguasai Malaka.
                           Saat Aceh mengetahui bahwa Johor bersekutu dengan Belanda, Maka Aceh berniat untuk melakukan penyerangan terhadap Johor. Pada tahun 1612 Aceh berhasil mengalahkan Johor,pada saat itu Sultan Alauddin dari Johor berhasil melarikan diri. Sebaliknnya Raja Bungsu ditangkap tertangkap juga Raja Siak,ipar  Alauddin. Banyak perwira dan orang-orang bangsawan tertangkap dan dibawa ke Aceh sebagai tawanan.  Terdapat orang-orang belanda juga yang bertugas di pos dagang di Johor.  Perkembangan selanjutnya adalah sultan membebaskan Raja bungsu yang dianggap tida berpihak pada Portugis dan ia juga ,mengikuti perintah Aceh. Sultan juga menikahkannya dengan adhiknya supaya terjalin lebih erat. Semenjak itu Johor menjad daerah kekuasaan Aceh.  Pada tahun  1615 sultan memerintahkan untuk menyerang Malaka, namun pada saat itu portugis sudah siap sehingga serangan Aceh dapat dihentikan.
                              Serangan terbesar Aceh ke Malaka terjadi pada tahun 1629. Pasukan Aceh yang saat itu berkekuaatan 236 kapal denagn 20.000 prajurit. Pertemperan melawan Portugis dimalaka itu sangat berlangsung lama  yang menimbulkan banyak korban,pasukan Aceh dapat mengepung Portugis di Malaka hingga berbulan-bulan. Namun penyerangan di Aceh mengalami kekalahan akibat lemah pengawasan  dari daerah luar (laut) sehingga muncul banyak bala bantuan dari pihak Portugis diantaranya dari Pahang dan juga dari Goa. bahkan kapal besar Aceh pun berhasil dikuasai dan pada saat itu Aceh mengalami kekalahan yang hebat dan menderita banyak korban. Pada saat itulah Aceh megalami guncangan hebat,karena kalah atas peperangan melawan Portugis.
                              Selatah kekalahan tersebut pada 1636 Sultan Iskandar Muda mangkat dari jabatannya dan dingantikan oleh menantunya yaitu Iskandar Tsani yang tidak lain adalah menantunya. Sumber dari barat menyebutkan bahwa lima belas hari sebelum mangkatnya, sultan menghukum putranya sendiri. Putra tersebut dituduh berkelakuan jahat dan tak dapat dikendalikan. Ada yang mengatakan hukuman mati tersebut dijalankan karena putra sultan telah melakukan perzinaan dengan seorang istri penduduk yang kemudian dengan diperlakukannya hukum islam maka putra tersebut dibunuh. Pada masa pemeritah Sultan Iskandar Tsani inilah Aceh mengalami perkembangan dalam ilmu penegtahuan keagamaan.
                             Pada dasarnya pemerintahan yang dipimpin Sultan iskandar muda  mengandung program perluasaan wilayah sebagai berikut :pertama, menguasai seluruh negeri dan pelabuhan  disekitar Selat Malaka. Kedua, mengalahkan Johor supaya tidak tidak dapat lagi ditunggangi oleh Belnda maupun Portugis. Ketiga, mengalahkan Porutgis dan menaklukan Malaka.keempat, mengalahkan negeri-negeri disebelah timur Malaya,sejauh merugikan perdagangan Aceh dan mencapai kemengan dari musuh seperti Pahang dan patani.  Kelima, menaikkan harga jual hasil bumi untuk ekspor dengan jalan memusatkan pelabuhan samudera di Aceh atau mengadakan pengawasan yang ketat sedemikian rupa sehingga kepentingan Raja tidak dirugikan.


PENGERTIAN EKSISTENSIALISME

Pengertian Eksistensialisme Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memiliki misi mengangkat derajat kemanusiaan dan menegaskan kapasitas manusia yang berpusat pada individu karena manusia memiliki akal, kebebasan, kehendak dan alternatif sehingga tidak membutuhkan Sang Pengarah. Konsep ini tergolong dalam sederet orientasi pemikiran yang sangat kontras dan tidak punya pijakan filosofis yang jelas. Karena ketidak-jelasan dan kegalauan tersebut, makanya paham ekstensialisme tidak mendapatkan tempat dalam deretan tatanan teologi dan pemikiran . Penulis mengistilahkannya dengan aliran filsafat, karena ekstensialisme tidak pantas disebut sebagai sebuah filsafat dan paham, ia hanya merupakan sebuah orientasi pemikiran yang mempresentasikan paradigma para pengikutnya yang menjadikan konsep keber-Ada-an manusia sebagai titik awal keberadaan . Eksistensialisme merupakan aliran yang cukup berpengaruh sesudah Perang Dunia II. Awalnya, Eksistensialisme lebih merupakan sebuah gerakan pemikiran daripada sebuah sistem pemikiran. Tokoh yang terkenal antara lain: Nietzsche, Sartre, Albert Camus. Seperti halnya dengan fenomenologi, eksistensialisme dapat lebih mudah dipahami sebagai aliran pikiran yang tumbuh sebagai reaksi terhadap aliran-aliran sebelumnya. Eksistensialisme disisi lain juga dapat dipahami sebagai reaksi kritis terhadap agama dan lembaga-lembaga poltik yang sudah tumbuh sebagai sebuah sistem. Agama telah begitu terperngkap dalam sebuah sistem instituisi dan birokrasi yang sangat determik. Akibatnya agama tidak sesuai lagi dengan pengalaman dasar dan cita-cita manusia. Eksistensialisme seolah-olah menganggap bahwa sistem pemikiran atau pengetahuan yang demikian tidak mendukung kebahagian manusia, bahkan membelenggu manusia. Oleh karena itu, eksistensialisme lebih merupakan suatu aliran yang anti intelektualisme, anti determinisme, antisistem. Eksistensialisme berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu sebagai bagian dari proses hidup dan kehidupan manusia yang tumbuh dan menyejarah. Eksistensialisme menciptakan kebahagiaan, kebebasan, manusiawi, menjauhkan alienasi serta menumbuhkan autentisitas. Karena sifatnya yang antisistem dan anti determinisme itu, maka aliran ini menghadapi maslah-masalah mendasar mengenai hidup manusia. Masalah tersebut adalah kemerdekaan individu, kebersamaan, antara hidup dapat bermakna dan hidup yang serba absurd, antara hidup sebagai kemungkinan-kemungkinan dan hidup sebagai keharusan untuk mengambil pilihan-pilihan. Tercakup pula didalamnya, permasalahan-permasalahan seperti antara kebebasan dan prinsip, antara autentisitas pribadi dan kompromi, serta keterbukaan . 2.2 . Faktor-faktor Kemunculan Eksistensialisme Eksistensialisme lahir sebagai reaksi terhadap hegemoni gereja dan perlakuan menyedihkan terhadap kemanusiaan dengan memakai simbol-simbol agama. Eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh paham sekularisme dan aliran-aliran materealisme lain yang mengiringi kebangitan Eropa, karakternya adalah melakukan penentangan dan pemberontakan terhadap gereja. Paham ini sering juga terpengaruh oleh kaidah Sokrates (kenalilah dirimu lewat dirimu), aliran filsafat Stoicisme, pergerakan yang mengkampanyekan atheisme dan liberalisme. Mimpi buruk Perang Dunia II dan perasaan takut terhadap kefatalannya, menjustifikasi kemunculan aliran eksistensialisme dengan cepat, (malapetaka perang Dunia II dan kehancuran dunia akibat perang merupakan pengalaman pahit yang harus ditelan kemanusiaan, iklim seperti ini sangat mendukung lahirnya paham eksistensialisme dengan doktrin dan interpretasinya, perasaan yang gundah dalam jiwa manusia merasa bahwa alam berjalan menuju kehancuran dan kealpaan) . Untuk itu mereka mengklaim bahwa eksistensi sejati hanya milik manusia, pada gilirannya ia bebas menciptakan dan memilih sesuatu sekehendaknya. Manusia kuasa menciptakan dirinya, apatis, bahkan menentang semua batasan dan aturan yang mengikatnya . Dalam artian, manusia berhak menghantam semua batasan-batasan etika, sosial dan agama. Dengan bersikap egiois dan apatis dalam menilai sesuatu. Sebuah solusi lugu yang memusingkan, yang tidak lain hanya akan menambah hancur kehidupan berupa kemunduran umat manusia, keterbatasan diri dan kurang memahami tujuan hakiki dari hidup dan atas alasan apa sesuatu itu ada . Jadi eksistensialisme sebuah filsafat nihilisme negatif dari A sampai Z yang ingin membunuh karakter berpikir dalam diri manusia, dan melumpuhkan potensi pemanfaatan akal dan logika. Paham ini mengklaim jika kalian ingin solusi, maka bunuhlah akal dan logika dari dirimu apalagi agama dan Sang Pencipta. . 2.3 Tokoh-Tokoh Eksistensialisme • NIETZSCHE Friedrich Wilhelm Nietzsche dilahirkan di Röcken, Prusia, pada tanggal 15 oktober 1844. Nietzsche sangat menaruh perhatian pada masalah moral dan nilai. Memandang bahwa moralitas yang ada di masyarakatnya sering digunakan untuk melayani tujuan-tujuan yang tidak bermoral, Nietzsche pun menyerukan evaluasi ulang terhadap seluruh nilai-nilai. Ia menegaskan, tidak ada penentu akhir atas nilai-nilai itu di luar pengalaman kepuasan (satisfaction). Penolakan Nietzsche terhadap setiap standar moral yang absolut jelas sangat berpengaruh pada Sartre dan Albert Camus. Namun, kecenderungan Nietzsche untuk menolak bahwa manusia bertindak secara bebas, serta pandangan Nietzsche tentang naturalisme biologis, menempatkannya pada jarak tertentu dari eksistensialisme. Nietzsche bahkan mengusulkan suatu seleksi yang drastis untuk tujuan melahirkan manusia-manusia agung ,antara lain dengan jalan eugenika serta memberika pendidikan –pendidikan yag istimewakepada mereka yang kuat dan cerdas. Akan tetapi Nietzche menegaskan bahwa kecerdasan saja tidak cukup untuk menumbuhkan seorang yang agung.Manusia Agung hanya ditumbuhkan oleh gabungan yang harmonis antara 3 hal: Kekuatan ,Kcerasdasan, dan Kebanggaan. Menurut Nietzsche ,Demokrasi adalah suatu gejala yang menunjukkan bahwa suatu masyarakat sudah menjadi busuk, dan tidak mampu lagi melahirkan pemimpin-pemimpin yang Agung .Demokrasi adalah pemerintahan kaum dagang semata-mata.Demokrasi adalah suatu mania belaka, dimna setiap orang sempat bersaing sambil berteriak sama rasa sama rata. • ALBERT CAMUS Albert Camus (1913-60), tidak sering disinggung dalam pengajaran eksistensialisme dewasa ini. Walaupun selalu membantah bahwa dirinya adalah seorang eksistensialis, Camus selalu diasosiasikan dengan sebutan itu. Dalam bukunya The Myth of Sisyphus (1942), Camus tidak memfokuskan diri pada masalah-masalah yang terkait dengan isu kebebasan, tetapi menekankan pada hakikat absurd dari eksistensi, bagaimana manusia menanganinya, dan bagaimana meneruskan kehidupan. Camus merujuk absurditas sebagai jurang antara apa yang diharapkan manusia dalamkehidupan dan apa yang mereka benar-benar temukan. Individu-individu yang mencari ketertiban, harmoni dan bahkan kesempurnaan, menurut Camus, tidak bisa menemukan bukti bahwa hal-hal yang diharapkannya itu eksis. • Jean-Paul Sartre Lahir di Paris tahun 1905, Keluarganya tergolong kelas menengah. Ayahnya tergolong katolik dan ibunya protestan, Jean Sartre terkenal sebagai anak yang fisiknya lemah sekali dan sensitif. Dia dikenal sebagai murid yang cerdas dan sangat berhasrat untuk belajar. Pada usia 21 tahun ia menempuh ujian bacalaureat dan lulus sekedar dengan yudisium saja. Pada tahun 1928 ia menempuh ujian untuk menjadi anggota pengajar. Akan tetapi gagal, namun setahun kemudian dia berhasil lulus. Setelah itu dia menjalani wajib militer sebagai juru rawat. Namun pada tahun 1931-1933 dia menerima jabatan sebagai guru besar filsafat pada lycum di Lehafre. ia menyelesaikan studi di Paris, mendapatkan gelar dalam spesialisasi filsafat tahun 1929, kemudian ditunjuk menjadi Profesor dalam bidang filsafat. Dalam menyampaikan materi kuliah, ia dikenal sebagai seorang dosen yang susah untuk dipahami, baik bahasa maupun maksudnya. Namun herannya lagi, para mahasiswa Jean menganugerahkan mahkota kebesaran dalam pengkultusannya. Ia dikenal sebagai orang yang paling rela berkorban demi paham eksistensialisme. Sartre berupaya meramaikan pangsa pasar pahamnya dengan menggunakan gaya-gaya kesusasteraan, cerita-cerita, penulisan skenario-skenario film dengan memanfaatkan ketenarannya dan gaya bahasanya yang memikat dalam jurnalistik, seolah ia memposisikan diri seperti agama dimana orang-orang mesti meminta padanya. Diantara karya-karyanya: (Ada dan Tiada) yang merupakan karya yang paling fenomenal, lalu (Eksistensialisme sebagai ideologi manusia) sebagai bantahan terhadap buku berjudul (eksistensialisme bukan ideologimanusia),(lalat)dan(pinturahasia). Sartre berkata: “tidak penting keimanan kita terhadap keberadaan Sang Pencipta, namun kita harus memahami bahwa permasalahan bukan terletak pada ada dan tiadanya Tuhan, yang menjadi problem adalah manusia harus mencari jati dirinya yang hilang, ia harus menerima bahwa tidak ada kekuatan di luar dirinya –sebesar apapun kekuatan tersebut- yang mampu melepaskannya dari jati diri” . Ia meneruskan: “sekarang kita ingin menyampaikan bahwa manusia telah ada sebelum segala sesuatu” . Ia menutup ucapannya: “bahwa manusia adalah pancaran khusus di sela-sela alam semesta, ia berhak membangkang pada siapapun, menciptakan dirinya sendiri tanpa harus menunggu Tuhan yang menciptakan, mengatur dan membatasi gerak-geriknya”. Eksistensialisme atheis versi Sartre tidak mengharuskan kepatuhan dalam motif apapun terhadap Tuhan secara mutlak . Sartre dikenal sering membantu pergerakan Zionisme, dukungannya secara transparan terhadap Israel dalam berbagai aspek tanpa memperhatikan penderitaan jutaan rakyat Palestina yang diusir dari negerinya sendiri. Sartre dan kekasihnya Simon De bu Fuar pernah berkunjung ke Mesir akhir abad 20 dan ia menyampaikan ceramah di Universitas Al-Azhar Kairo. 2.4 Eksistensialisme Pilihan ideologi dalam Agama. • Isalam versus Eksistensialisme Eksistensialisme termasuk salah satu dari sekian banyak konsep yang bertentangan dengan prinsip Islam, karena pandangannya yang kontradiktif dengan kehidupan pribadi dan sosial.Titik-titik krusial letak ketidaksepahaman Islam dan eksistensialisme: • Islam adalah agama monotheisme murni yang sudah didesain dalam sesempurna mungkin, Allah Taala adalah Pencipta alam dan semua yang ada dilangit dan dibumi, Dialah yang mengetahui urusan sebelum dan sesudah kejadiannya, Dialah Dzat yang Maha Sempurna, yang Maha Hidup dan tak akan pernah mati dan Dialah Allah yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sementara eksistensialisme tidak mengakui eksistensi Allah dan hanya percaya pada kehidupan inderawi. Sama halnya dengan paham materialisme yang mengantarkan ke jurang atheisme dan kekafiran, sebagaimana diungkapkan oleh Sartre dalam bukunya “Eksistensialisme sebagai Ideologi Manusia” secara transparan dan tanpa tedeng aling-aling. Atas landasan ini, maka setiap muslim yang percaya pada ideologi ini berarti dia telah murtad (keluar) dari Islam dan telah kafir, sehingga layak diperlakukan sesuai dengan aturan-aturan keluarnya seseorang dari Islam yang telah dijelaskan secara detail dalam buku-buku fiqh. Bagi saudara yang ingin tahu lebih banyak seputar hal ini, silahkan buka kembali buku-buku fiqh yang khusus membahas masalah tersebut. • Islam menegaskan bahwa hubungan antara seorang hamba dengan Penciptanya merupakan hubungan yang akan meninggalkan efek positif. Allah Taala menurunkan syariatNya bagi manusia, didalamnya mencakup kaidah-kaidah umum dalam membangun sebuah infrastruktur masyarakat. Dan Allah mewajibkan hukum-hukum yang membuahkan norma-norma dan etika-etika terpuji yang akan menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam jiwa umat manusia, mengarahkan insting-insting hewani manusia dam menyucikan hawa nafsu yang selalu mengarahkan pada kejelekan. Nilai keadilan, kebenaran, kebaikan, keindahan, harga diri, cinta dan kemerdekaan merupakan nilai-nilai yang mustahil mengandung multi interpretasi sesuai dengan perjalanan roda kehidupan, sebaliknya eksistensialisme mengingkari norma-norma permanen yang telah berdiri kokoh, sebagaimana tergambar sekilas dari pandangan Sartre bahwa manusia bebas menentukan nilai dan perilaku yang cocok dengan keinginannya. Kesalahan mainstream ini telah berkolaborasi dengan aliran filsafat lain yang berpaham libertinisme, seperti dalam kehidupan seksual yang telah mengancam Eropa, Amerika dan negara-negara lain di dunia. Paham ini telah menggiring para generasi muda melakukan perilaku-perilaku yang tak senonoh, membangkang terhadap kemanusiaan, hidup dalam kerangka “kebinatangan” yang sangat jauh dari nilai kebaikan, keindahan, cinta dan citarasa. Buktinya, gelombang gaya hidup para generasi muda yang menjalani hidup dengan penuh kegalauan dan ketidakpastian. Hasilnya, mereka berusaha lari dari kenyataan hidup, terjun dalam kehidupan morphin, ganja dan minuman-minuman candu lainnya, disebabkan oleh pengaruh ganja ini akhirnya mereka melakukan kejahatan lain yang lebih beresiko tanpa ada sebuah naluri keagamaan dan kontrol sosial yang mengawasi. Kehidupan semacam inilah yang dirindukan oleh paham eksistensialisme. • Islam lebih memprioritaskan kemaslahatan umum dibanding kepentingan pribadi tapi bukan berarti menyia-nyiakan kepentingan pribadi, Islam mengajarkan individu guna menghormati kepentingan bersama ketimbang egoisme pribadi. Atas landasan ini, hukum dan perundang-undangan Islam secara implisit bersifat sosial-orientid, sementara eksitensialisme lebih mementingkan egoisme pribadi sehingga akan berujung pada kekacauan kehidupan sosial sebagai konsekwensi dari kebebasan masing-masing individu yang tidak menimbang kepentingan bersama. • Dengan berbagai media, Islam berusaha menebarkan bibit-bibit keoptimisan dalam menjalani hidup. Firman Allah Yusuf 87: Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Sebaliknya eksistensialisme menerapkan konsep pesimistis dalam hidup yang menganggap manusia hanya dzat yang sia-sia dan tak punya tujuan. • Islam telah memberikan gambaran ruang lingkup kehidupan manusia, ia bukan makhluk ibarat domba sesat yang berada di tengah gerombolan tak tahu harus kemana, dengan kata lain manusia bukanlah makhluk yang berada di persimpangan jalan dan tak bisa menentukan jalan lurus yang akan menyampaikannya pada tujuan. Berbeda halnya dengan eksistensialisme yang tidak menetapkan aturan-aturan dan solusi-solusi tertentu, karena setiap manusia bebas memilih jalan hidup dan solusi dari segala problematikanya, tanpa harus membutuhkan penunjuk yang akan membimbing dan lampu yang akan menerangi perjalanannya. Ketika Sartre didatangi seorang mahasiswanya yang berada dalam kegalauan pikiran untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi, namun herannya Sartre malah memberikan banyak alternatif terhadap mahasiswanya yang sedang dalam kebingungan agar dia bebas memilih sesuai keinginannya. Karena alasan ini para ideolog melemparkan tuduhan-tuduhan terhadap teori eksistensialisme sebagai teori yang hanya akan menggiring pada kemalasan, kegalauan pemikiran, kegelisahan, kedunguan, kelemahan, kefasikan dan dekadensi moral. 2.5 Dampak Negatif Eksistensialisme sebagai Ideologi Dalam kehidupan Manusia. Eksistensialisme berkonsentrasi dalam masalah terkait individu dan kebanggaan diri sebagai manusia yang merupakan eksistensi permanen, ideologi yang lebih mengedepankan eksistensi individu ketimbang eksistensi masyarakat, ideologi ini beranggapan bahwa manusia punya kebebasan mutlak menentukan posisi dalam hidup, jika ia telah menentukan pilihan maka ia harus bertanggung jawab terhadap akibatnya, manusialah pihak yang paling berwenang menjudge bahwa sesuatu itu baik atau buruk, meskipun sesuatu yang dinilainya baik itu adalah hal buruk dalam pandangan orang lain dan masyarakat. Eksistensialisme menolak norma-norma, nilai-nilai terpuji, kebaikan, keadilan dan tanggung jawab serta berdiri di puncak egoisme sembari meneriakkan: “janganlah kalian mengingkari eksistensi kalian yang hanya akan menjadikan kalian alat bagi orang lain”, eksistensialime condong pada perasaan dan suara hati serta menolak logika dan kebijaksanaan. Dan kita menyakini bahwa penolakan terhadap norma-norma etika dan moralitas, sama halnya dengan menjerumuskan diri ke tengah lautan hawa nafsu dan keinginan-keinginan hewani manusia yang akan mengancam keberadaan umat manusia. Ideologi ini terlalu “hiper” memberikan kebebasan terhadap masing-masing individu yang berakibat menganggu kebebasan orang lain, tidak mau menyatu satu sama lain (gaya hidup hedonis). Gaya hidup ini akan mengembalikan sistem kehidupan “ala rimba”. Ideologi ini menjerumuskan umat manusia dalam jurang kegalauan dan ketidak pastian, paham ini juga mendikotomi antara kehidupan spiritual dan materi, eksistensialisme juga memposisikan manusia sebagai makhluk asing yang hidup dalam kesusahan dan keputus-asaan serta menghalangi manusia dari nilai-nilai positif yag akan membangitkan kepercayan diri, ketenangan dan kedamaian hidup. Eksistensialisme mengingkari semua nilai-nilai budaya, etika dan ilmu pengetahuan hasil temuan manusia, ia bahkan tidak peduli dengan hal-hal ini dengan harapan masing-masing individu kembali ketitik awal dari lembaran hidupnya. Sayangnya, yang dimaksud dari titik awal adalah masa ketika manusia tidak mengakui keberadaan Tuhan (atheism) dan agama. Tentunya paham ini akan berdampak buruk terhadap individu tersebut, karena eksistensialilsme menginginkan individu terlepas dari kehidupan umum dan bukan merupakan bagian dari kehidupan umum. Paham ini merupakan faktor penyebab demoralisasi, pergaulan bebas dan paham ketidak pedulian dalam kehidupan para remaja Barat dan Amerika yang akan bermuara pada gaya hidup hedonisme dan kehilangan kepercayaan diri dalam menghadapi problematika hidup yang sangat kompleks. Tidak benar ungkapan yang menyanggah bahwa ini sebuah kesalah pahaman dalam memaknai eksistensialisme, karena pada kenyataannya bantahan ideologl ini akan eksistensi Allah, penolakannya terhadap nilai-nilai etika dan agama, pemberian kebebasan tanpa batas terhadap insting manusia. Kesemuanya itu menjadi penyebab kemunculan berbagai kerusakan dalam kehidupan generasi muda di Barat . 2.6 Dampak Positif Eksistensialisme sebagai Ideologi Dalam kehidupan Manusia Eksistensialisme berupaya untuk memahami manusia yang berada di dalam dunia,jadi dalam hal ini manusia diberi kebebasan yang sebebas-bebasnya dalam menjalani hidupnya karena pada hakikatnya Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memiliki misi mengangkat derajat kemanusiaan dan menegaskan kapasitas manusia yang berpusat pada individu karena manusia memiliki akal, kebebasan, kehendak dan alternatif sehingga tidak membutuhkan Sang Pengarah. BAB III PENUTUP 3.1 Evaluasi kritis Adanaya metode Eksistensialisme dalam kehidupan manusia seharusnya tidak perlu dijalankan,karena pada dasarnya Manusia merupakan politicon (mahluk sosial) pasti membutuhkan kehadiaran orang lain dalam menjalani kehidupannya. Dalam agama Islam istilah tersebut dimaknai dengan hablum min annas. yang artinya manusia itu harus ada hubungan dengan orang lain dalam menapaki dunia yang sangat luas ini. Ibadah-pun ada dua macam, yakni ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Ibadah mahdah adalah ibadah Vertikal (kepada Allah SWT), sedangkan ibadah gahiru mahdah adalah ibadah yang ada sangkut pautnya dengan lingkungan sekitar, bisa di sebut dengan masyarakat, komunitas, organisasi, dll. Islam sebagai agama fitrah beranggapan bahwa ketergantungan manusia terhadap Tuhan pada hakikatnya ketergantungan manusia pada puncak kesempurnaan. Justru ketergantunganya pada Tuhanlah yang menyebabkan ia menemukan hakikat dan jati dirinya, bukan malah lalai pada dirinya sebagaimana anggapan kaum eksistensialis. John Paul Sartre (1905-1980), dalam bukunya “Asas Filsafat Eksistensialisme” menjelaskan humanisme eksistensialis memiliki kekhusussan-kekhususan pada prioritas eksistensi manusia dari quiditasnya dan prinsip liberitas manusia sebagai sebuah kesempurnaan. Kesalahan fatal para eksistensialis adalah mereka telah mencampuradukkan antara tujuan dan sarana mencapai tujuan. Diakui bahwa kebebasan yang dimiliki oleh mannusia adalah satu bentuk kesempurnaan bagi dirnya, tapi kesempurnaan dalam wacana, sarana dan prasarana dan bukan tujuan. Sehingga dengan kesempurnaan sarana manusia bisa mampu menggapai kesempurnaan tujuan. Tapi para eksistensialis menganggap bahwa kebebasan itu sendiri adalah kesempurnaan mutlak bagi manusia, sehingga ketika manusia berhasil melawan dan menentang kekuatan yang ingin menguasai dan membatasi ruang lingkup gerak dirinya, termasuk melawan kewajiban ilahiyah, mereka menganggap hal itu merupakan bentuk kesempurnaan dan norma-norma kemanusiaan. 3.2 Kesimpulan Jika agenda dari eksistensialisme, agar manusia bisa menemukan jati dirinya, maka hal itu juga didorong oleh Islam selama masih berada dalam ruang lingkup Islam. Manusia tidak diperkenankan untuk berbangga diri dan memupuk sifat egois agar tidak keluar dari jalur misi risalah yang telah digariskan. Dalam hal ini, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menimbulkan kegelisahan dan kebingungan terhadap tujuan keberadaan manusia dalam paradigma yang lurus . Walau bagaimanapun para eksistensialis memoles paham ini tapi ia akan tetap dianggap sebagai musuh dari agama-agama, moralitas dan nilai-nilai etika . DAFTAR PUSTAKA Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Aksara. Salam Burhanuddin. Drs. 2005. Pengantar Filsafat, Jakarta: Bumi Aksara Rapar Jan Hendrik.1996. Pengantar Filsafat, Jogjakarta: Kanisius Tafsir ahmad. Pof,Dr. 1990. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosda Hassan Fuad. Prof,Dr. 1973. Berkenalan dengan Eksistensialisme, Jakarta:Pustaka Jaya Hadiwijoyo, Harun. 1990. Sari Sejarah Filsafat Barat 2.Cetakan Keenam. Yogyakarta: Kanisius

HUBUNGAN ANTARA JEPANG DENGAN ASIA DAN EROPA


Hubungan jepang dengan asia dan eropa dimulai sejak abad 16-18 hubungan itu dimulai dengan perdagangan yang berlangsung antara jepang dengan cina,serta berlanjut dengan Negara negara barat atau Eropa.perdagangan ini dimulai dari utusan jepang yang pembawa upeti yang dikirim ke Sung,terhenti oleh kebnijakn Cina pada tahun 1549,kemudian oleh perang pada tahun 1592 namun tidak lama hubungan itu digantikan dengan hubungan yang lebih berimbang  yakni perdagangan.Yang berlandaskan perdagangan laut secara illegal.Pada masa ini orang juga menyebut sebagai ‘’abad kristen’’ karena pada masa ini orang eropa selain melakukan perdagangan juga melakukan penyebaran agama.Namun anggapan itu salah kiranya karena akhirnya agama Kristen ditolak.
Pada tahun tahun awal abad ke-16,utusan utusan yang dikirim Ashikaga ke Cina dalam pandangan jepang lebih  banyak berguna untuk tujuan berdagang. Sebagian besar pelayaran bertolak dari hataka di bawah perlindungan tuan tahan Quchi.Kapal - kapal yang ikut dalam pelayaran, biasanya terdiri dari tiga buah, berukuran kecil, dan lebih dari separuh penumpang adalah para pedagang yang membayar uang sewa ruang untuk barang.Barang barang yang mereka bawa untuk hadiah untuk istana Ming terdiri atas bahan mentah,dan hasil kerajinan tangan jepang seperti kipas dan tabir pembatas ruang,barang barang dari lacquer,pedang dan baju besi.Barang barang ini akan diserahkan kepada pemerintah Cina,tetapi apabila ditolak akan ditawarkan kepada pasar bebas.Sedangkan hadiah hadiah dari istana Ming yang dibawa pulang mencakup uang logam temabaga dalam jumlah besar-yang sangat diminati oleh orang Jepang,yang secara teratur dipesan karena penting untuk perdagangan dalam negeri.Hadiah hadiah dari Cina lainnya meliputi kain sutra halus dan benda benda seni.Para pedagang juga membawa pulang hasil jualan mereka dalam bentuk uang logam tembaga,tetapi  mereka juga membeli kain sutra jenis standar,yang laris di Jepang.Semua barang ini termasuk barabg impor yang bernilai tinggi,yang menghasilkan laba yang sangat besar.Tidak mengerankan apabila terdapat munculnya para perompak jepang yang disebut(wako) yang ingin merampas barang bawaan para pembawa upeti.Dalam abad ke-15,upaya keluarga Ashikaga dan istana Ming berhasil pada batas tertentu untuk mengendalikan perompak,tepai keputusan istana Ming untuk mengakiri kunjungan utusan resmi jepang setelah tahun 1549,dan memberlakukan pembatasan perdagangan seperti yang diberlakukan pada Negara Negara lain di luar sistem upeti,membuka peluang baru bagi perompak Setelah tahun 1560 upaya upaya istana Ming untuk membangun pertahana untuk menangkis perompak laut mulai membawa haisl,sedangkan dicabutnya larangan berdagang pada 1567 menyebabkan penduduk di pantai selatan enggan melakukan perdaganga dengan wako.

Keadaan ini mendukung upaya portugis untuk memperoleh tempat berpijak di Jepang.Setelah berhasil di Goa dan Malaka,Portugis mula mula mengirim armada kapalnay keperaian Cina pada tahun 1514,teapi hamper tigapulah tahun kemudian serombongan orang Portugis sampai di Tanegashima,sebuah pulau di sebulah teluk Kagoshima.Meraka dating menunpang sebuah jung dari Cina.Setelah itu kapal kapal Portugis sendiri mulai berdatangan dari Kyusu,tetapi baru setalah Cina mengizinkan Portugis mendirikan pemukiman di Macao (1557) dan seorang tanah feodal Jepang menepatkan Nagasaki dibawah yuridis Jesuit (1571) maka pola perdaganag yang teratur mulai muncul.Sejak itu, kedua pelabuhan ini berperan sebagai terminal perdagangan tetap antar Cina dan Jepang, menggunakan kapal kapal Portugis yang memiliki persenjataan lengkap sehingga mampu menangkal serangan.Portugis berlayar setiap tahun dari Cina ke Jepang.Perdagangan ini memberikan keuntungan yang besar bagi Portugis. Namun orang Portugis tidak dibiarkan lama lama menikmati laba mereka dengan aman karena terdapat saingan mereka yaitu Spanyol yang setelah menaklukan Filipina mulai berdagang di Jepang.Belanda juga menjadi saingan Portugis di seluruh perairan Asia.Belanda berhasil mendirikan kantor perdagangan di Hidaro pada tahun 1609. Ketiga pendatang ini menemukan bahwa terlalu tergantungan perdagangan jepang oleh Cina.Oleh karena itu mereka melakukan trik yang hapir sama dilakukan oleh Cina yaitu harus membawa barang barang yang diminati oleh orang Jepang. Daintaranya sutra kasar dan sutra halus,kayu sapon(sappan) dari Siam dan kulit.Sementara itu Spanyol, Belanda dan Inggris mereka memperoleh barang - barang Cina untuk Jepang melalui jaringan dagang yang dibangun pedagang pedagang Cina da Asia Tenggara.Orang Spanyol berdagang dengan masyarakat Cina di Manila,dan mengirimkan labanya ke negerinya dalam bentuk perak lantakan Jepang,hal yang sama yang dilakukan oleh Portugis.Sedangkan orang Belanda,di Batavia menggunakan pedagang Cian yang ada di Indonesia.Barang barang yang dibeli untuk dijual ke Jepang sama dengan barang barang yang dibawa oramg Portugis.seperti sutra,porselen,wangi wangain dsb.Bagian terbesar dari ekspor Jepang untuk membayar barang barang terdiri dari perak lantakan.

Namun pada perdagangan ini juga terlibat kaum perompak(wako)-setidak tidaknya perompak Jepang-sudah tidak punya lagi peluang untuk mencari makan dengan cara merompak karena langkah langkah yang diambil Hideyoshi dan Ming untuk membasmi mereka.Hideyoshi juga mengeluarkan peraturan untuk mengendalikan mereka,dengan mengaruskan mereka berlayar dengan menggunakan surat izin yang ditandai dnegan stempel merahnya (shuin) setiap kali perompak hendak berlayar.Tokugawa Ieyasu penerusnya juga menruskan praktek ini ketika ia masih berkuasa.Menurut perkiraan kapal kapal bercap merah milik perompak ini membawa kembali antara 50 dan 70 persen sutra dan barang barang dagangan ke Jepang,ini berati mereka pesaing berat bagi pedagang Eropa.Untuk membantu mereka dalam memperoleh barang kapal kapal bercap merah ini mendirikan masyarakat jepang di berbagai pelabuhan di luar negeri,yang terbesar adalah yang berada di Manila,yang berpenduduk sekitar 3.000 oarng pada tahun 1606.Pemukiman ini juga tidak bisa bertahan lama karena peraturan dari Iemitsu pada 1635.
Setelah tahun 1639 hanya orang Belnda yang bertahan dari antara para pedagang Eropa dalam perdagangan tidak langsung dengan Jepang dan Cina.Pedagang Inggris sudah mengundurkan diri pada tahun 1623.Sedangkan Bakufu melarang kapal Spayol masuk Jepang karena terjadi sebuah perselisihan pada tahun 1624.Pedagang Portugis menjadi korban dari larangan atas agama Kristen.Karena merek dicurigai membri bantuan kepada para pendeta Jesuit dan pemberontak Jepang,pedagang Portugis diperintahkan meninggalkan Nagasaki selama lamanya pada tahun 1639,dan ketika sebuah utusan dikirim dari Macao pada tahun 1640 yang meminta agar laranagn itu di cabut para pemimpin utusan itu dihukum mati karena tidak mematuhi perintah Shogun.Sedangkan orang belanda yang dianggap sebagai protestan itu meraka tidak termasuk orang Kristen menurut pengertian orang Jepang.Namun lama kelamaan mereka juga dicurigai oleh orang Jepang.itu terbukti pada tahun 1641 mereka dipindahkan dari Hirado kepulau Deshima di pelabuhan Nagasaki,yang semula ditetapkan sebagai pemukiman orang Portugis.Hanya di pulau itu saja orang Belanda boleh berdagang,sejak itu juga gerak gerik mereka selalu diawasi dengan ketat,jumlah jenis dan barang yang boleh mereka beli ditentukan oleh peraturan,dan juga jenis kapal dari jawa yang merapat disana.semua kegiatan dagang harus dilakuakan melalui sebuah kelompok dagang yang memiliki monopoli dibawah pengawasan ketat wakil Bafuku yang ada di situ.

Pembatasan pembatasan itu dipatuhi oleh orang Belanda pada awalnya karena masih memiliki keuntungan yang besar yang diperoleh dari perdagangan itu,tetapi keadaan ekonomi dari tahun ke tahun terus tidak menguntungkan.jepang mengenbangkan industri sutra sendiri,ini mengurangi ketergantungannya dengan Cina untuk semua barang kecuali yang bermutu tinggi.Produksi perak menurun karena tambang tambang perak yang mudah dijangkau sudah tergali semua,setelah tahun 1668 juga ada pembatsan perak yang dibawa keluar Jepang secara resmi.Akibat dari dua perubahan ini,sulit bagi orang Belanda memperoleh laba dan pada abad ke-18 laba sama sekali tidak lagi dapat diperoleh.

Korea dan Ryukyu

Hubungan dengan korea dan ryukyu pada tahun-tahun ini berjalan dalam lingkup kelembagaan yang berpusat di cina yang sudah lama dikenal, yakni dengan sistem upeti. Pada abad ke 15, ashikaga mengakuai shogun sebagai “Raja Jepang”, yang berarti merupakan vassal dari cina, dan membuka jalan untuk berhubungan dengan dinasti Yi, yang menguasai korea bersatu setelah tahun 1392. Keluarga So, tuan-tuan tanah di Tsushima,bertindak sebagai perantara diantara keduanya, dengan mengirimkan utusan ke Korea atas nama Jepang. Mereka juga berdagang barang-barang yang di ekspor jepang ke Ningpo, dan mengimpor kulit, ginseng, dan madu, kain katun, yang menjadi komoditi utama dibanding Sutra.
Pada tahun 1443, dengan harapan dapat mengurangi serangan perompak ke pantai korea, dinasty Yi mengadakan perjanjian yang mengizinkan 200 kapal jepang berkunjung ke Pusan setiap tahun. Upaya-upaya jepang untuk memperluas wilayah perdagangannya sama seperti upaya mereka di pantai cina yang menimbulkan perselisihan hebat dan menjadikan perdagangan terputus beberapa lama (1510-1512), tetapi perdamaian berhasil diwujudkan dan perdagangan berlangsung sepanjang abad-16.
Hideyoshi yang tidak setuju dengan pendapat dinasti So dan para pedagang Tsushima yang menganggap korea penting untuk jepang, merencanakan penyerangan ke Kyushu, dan akan menguasai kyushu sebagai pangkalan militer Korea. Dia menjalankan rencana ini setelah keluarga Shimazu dan Hojo telah dikalahkan, serangan ke luar negeri akan memberi Daimyo jepang sesuatu yang lain dari perang saudara yang membuat mereka sibuk. Hideyoshi juga merencanakan serangan ke cina melalui korea, dan ia akan menjadi Raja Jepang di singasana cina, kemenangan ini juga akan membuka jalan ke India.
Pada bulan april 1592, tiga vasal dari hideyoshi yang memiliki tanah-tanah luas di Kyushu, salah satunya adalah Kato Kiyomasa dari kumamoto, Daimyo Kristen, konishi Yukinaga dari Higo, dan Kuroda nagamasa dari nakatsu, bergabung untuk mengadakan persiapan pengiriman pasukan cadangan ke utara Kyushu, sebuah markas besar didirikan di Nagoya dan di Hizen, kapal-kapal besar diawaki oleh mantan Wako, berjumlah beberapa ribu orang dari jumlah prajurit yang lebih dari 150.000 orang.
Hampir sepertiga pasukan itu mendarat di Pusan pada awal Mei 1592. Pasukan yang dipimpin Kato dan Konishi menaklukkan Seoul pada 12 Juni, setelah itu pasukan jepang terbagi, konishi menaklukkan Pyongyang (23 Juli), kato maju ke utara menuju perbatasa sungai Yalu dengan manchuria, dan Kuroda bergerak ke arah timur laut. Unit lain menyebar menaklukkan korea tengah dan selatan.
Kekuatan korea ternyata diluar perkiraan jepang, di bawah laksamana Korea Yi Sun-sin, jepang hanya berhasil membuka jalan ke laut Pusan, tetapi gagal masuk ke laut kuning, tempat mereka seharusnya memberi dukungan kepada kato dan konishi. Di darat, kebijakan militer Jepang yang sangat keras menimbulkan perlawanan setempat, sehingga jepang kesulitan mengirimkan perbekalan kepada pasukannya di utara. Pada bulan Juli 1592, pasukan kecil cina yang berhasil menyeberangi sungai Yalu berhasil dipukul mundur, sebelum datang pasukan besar yang memaksa Konishi mundur ke Seoul pada Februari 1593. Sisa prajurit jepang yang masih di Pusan bertahan hidup dengan menggarap tanah selama 4 tahun.
      Pada bulan Desember 1596 utusan Cina kembali menunggu Hideyoshi, kali ini di Osaka, mereka sudah siap menobatkannya menjadi raja, saat itulah Hideyoshi menyadari jika ada tipu muslihat yang mengatasnamakan dirinya. Ia marah sejadi-jadinya, dan mengusir utusan Cina itu dari Jepang, dan melakukan persiapan kembali untuk berperang. Banyak pasukan dalam jumlah besar dikirim ke Korea. Konishi dan rekan-rekannya melancarkan serangan kembali pada Agustus 1597, dengan tujuan untuk menguasai empat provinsi di Korea yang dituntut oleh junjungan mereka. Namun serangan itu sangat sulit karena Korea lebih unggul di laut, ada sebuah pasukan besar Cina yang sudah menunggu di medan pertempuran. Jepang berhasil maju ke Seoul sebelum musim dingin tiba, namun di tahun baru pasukan Jepang mendapatserangan yang besar, Konishi melakukan pertahanan di pangkalannya Pusan, berita mengenai kematian Hideyoshi (18 September 1598) menyebabkan operasi militernya dihentikan. Pasukan Jepang yang semula berada di Pusan untuk mempertahankan kekuasaan mulai ditarik mundur ke Jepang.
Pada tahun 1606 terjadi pertemuan antara utusan Korea dengan Tokugawa Leyashu di Fushimi, pertemuan lebih intim lagi dilakukan di Edo dua tahun kemudian, tawanan perang dipertukarkan, perdagangan dipulihkan dengan syarat jumlah kapal dibatasi hanya 20 saja, banyak pemukiman Jepang yang dijaga Samurai didirikan di pinggir Pusan, perutusan Jepang dan Koreadimulai kembali.
Dibalik kedekatan ini ada banyak pemalsuan surat-surat oleh Keluarga So, utusan kepada Hedetada adalah hasil dari surat yang mereka palsukan,dengan tanda tangan Shogun sebagai “Raja Jepang”, sehingga menimbulkan kesan bahwa Jepang puas dengan sistem Upeti, penipuan ini berhasil dijalankan sampai tahun 1635. Pada tahun itu pemalsuan surat ini diketahui oleh Bakufu akibat perselisihan di Tsushima, orang-orang yang terlibat dalam pemalsuan ini dihukum, tetapi tidak berat. Sebuah keputusan Edo yang menganggap bahwa Shogun akan menggunakan gelar yang sama sekali baru, yakni Taikun (Tycoon), dalam urusannya dengan Korea, untuk menghindari kesan bahwa ia bawahan Cina, sebuah utusan Korea mengucapkan selamat kepada Jepang pada tahun 1636 yang menandai akhir sengketa ini.
Munculnya sikap Jepang yang mengakui bahwa Jepang menduduki posisi di Asia Timur yang sebanding dengan posisi Cina. Menulis mengenai dua dunia dengan “Dua Pusat”, para sejarawan menyiratkan ada kesamaan antara kedua pusat tersebut. Beberapa menyebut Jepang Chugoku (Chung-kuo), “Negeri Tengah”  sebutan yang Cina sebagai lambang dari Dunia Konfusius.
Pada abad ke-15,karena adanya pembatasan-pembatasan yang dikeluarkan Ming atas perdagangan dengan jung Cina,  Ryukyu menjadi entrepot bagi jalur-jalur pelayaran pelabuhan Cina dengan Asia Tenggara. Pulau-pulau itu memiliki hak untuk mengirimkan utusan pembawa upeti dan untuk berdagang dengan daratan Cina. Karena Satsuma juga berdagang dengan Ryukyu, Kyushu selatan karena itu memiliki hubungan “rahasia”, tidak saja dengan Cina, tetapi juga dengan jaringan pelayaran yang sampai menjangkau Indonesia.
Ketika Hideyoshi merencanakan merencanakan serangan ke Cina, ia meminta bantuan dari Ryukyu dan Korea. Ia tidak diacuhkan. “Raja” pulau-pulau itu juga tidak menjawab berbagai upaya Satsuma beberapa tahun kemudian untuk membujuk “Raja” mengakui kekuasaan Tokugawa Ieyasu. Akibatnya Jepang melancarkan serangan pada tahun 1609, atas perintah Tokugawa, tetapi dilaksanakan oleh 3000 prajurit dari Satsuma. Setelah itu Kagoshima menempatkan wakil-wakilnya di Ibukota Ryukyu, yang bertugas mengawasi pulau itu.
Dengan cara ini Jepang menikmati di Korea dan Ryukyu manfaat perdangan ini anggota-anggota sistem upeti Cina, tanpa harus menjadi anggota secara resmi. Perdangan langsung dengan Cina terus barjalan secara ilegal menggunakan jung-jung Cina yang berlayar ke Nagasaki, untuk memperoleh pengetahuan mengenai peradaban Cina yang berubah-ubah. Perdagangan dengan Korea dan Ryukyu tidak terlalu penting tetapi memungkinkan Shogun menghilangkan rasa malu karena statusnya sebagai vasal. Ia bahkan punya prestice di wilayahnya, karena itu juga penerima upeti.
Agama Kristen dan Pengucilan Diri
Perdagangan dengan Eropa tidak membawa implikasi politik semaca ini, selain itu meski membawa keping-keping informasi yang berguna mengenai cara membuat Senjata, ilmu hitung artileri, praktik Navigasi dan Kartografi, dan teknik-teknik menambang dan membuat benteng pertahanan, perdagangan Eropa meski ada sumbangannya namun dianggap kecil kepada seni lukis dan seni memasak Jepang. Para pendeta yang ikut berlayar mungkinmembawa dampak keagamaan yang besar, namun hadirnya agama Kristen ditolak pada abad-17 tanpa membuka satu budaya yang penting.
Penyebaran agam Kristen pertama kali tiba di Jepang terdiri dari tiga pendeta Jesuit, salah satunya Francis Xavier, yang tiba di Kagoshima dengan sebuah jung Cina pada tahun 1549, dan ia meninggalkan Jepang di tahun 1551, menuju Goa dengan maksud akan pergi ke Cina, karena itu tidak banyak waktu yang dimilikinya untuk menanamkan pengaruhnya di Jepang. Tetapi dengan mencari hubungan dengan istana raja Kyoto, dan kemudian medapatkan perlindungan dari keluarga Otomo, yang tengah muncul sebagai tuan tanah terkuat di Jepang Barat.  Mereka mendapatkan izin untuk tinggal di Kyoto pada tahun 1560, ini memungkinkan mereka memperoleh peluang untuk mencari hubungan dengan pusat kekuasaan nasional. Mereka berhasil mendapatkan pengaruh di kota itu dan di provinsi-provinsi sekitar. Namun Kyushu, tempat kapal-kapal dagang berlabuh menjadi pangkalan utama mereka.
Pada tahun 1563, dalam sebuah peristiwa yang kemudian ternyata menjadi sebuah peristiwa kunci sejarah agama Kristen di Jepang, mereka berhasil mengajak Omura Sumitada, Daimyo dari bagian Hizen di baratdaya pulau itu menjadi penganut agama Kristen, ia mengizinkan penyebaran agama itu di Nagasaki pada tahun 1571, dan mengeluarkan perintah mewajibkan penduduk di wilayahnya semua menjadi penganut agam Kristen pada tahun 1574, dan meletakkan Nagasaki yurisdiksi Jesuit pada tahun 1580. Otomo Sorin dan seorang daimyo yang lain dibaptis pada sekitar waktu ini, dan diikuti oleh penduduk yang ada dibawah kekuasaan mereka masing-masing, sehingga jumlah penganut Agama Kristen di Jepang naik menjadi 150.000, angka ini konon menjadi dua kali lipat  pada tahun 1600.
Keberhasilan yang dicapai kaum Jesuit disebabkan doktrin-doktrin kuat yang di bidang perdagangan, selain juga dari agama itu sendiri. Daimyo Kyushu yang berkepentingan menjaga perdagangan dengan Cina, melihat beberapa nakhoda Portugis sangat menghormati pendeta Jesuit, yang intinya kkaum Jesuit diberi hak istimewa di pelabuhan itu,seperti di Nagasaki yang merupakan pelabuhan tetap bagi perdagangan setelah perlakuan baik Omura pada kaum Jesuit. Selain itu para kaum Jesuit adalah orang-orang yang berpengetahuan, yang tidak terbatas pada pengetahuan agama tetapi juga berbagai bidang ilmu dan teknologi, termasuk ilmu tetang persenjataan.
Serangan ke Kyushu memberi Hideyoshi pengetahuan awal mengenai agama Kristen. Sebagai peguasa ia, ia menolak peran administrasi kaum Jesuitdi Nagasaki, sangat tidak suka dengan campur tangan mereka di bidang politik, dan merasa tersinggung oleh kabar-kabar mengenai sikap toleran kaum Jesuit terhadap agama lain. Semua ini dirasa cukup bagi Hedeyoshi untuk menerapkan pengendalian yang lebih ketat atas para penyebar kagamaan itu. Kesulitan dihadapi Nobunaga sebelumnya dapat meredam pengaruh sekte Ikko menjadi peringatan mengenai apa yang terjadi bila agama Kristen dibiarkan menyebar.
Segera setelah serangan ke Satsuma berakhir, Hideyoshi mengeluarkan keputusan memerintahkan pendeta Kristen meninggalkan Jepang. Isi dari keputusan itu diawali dengan kata-kata yang sudah berabad-abad digunakan, “Jepang adalah tanah dewa-dewa(kami)”. Dari kata-kata itu secara tidak langsung menuduh pendeta sebagai penghasut penyerangan atas biara dan kuil, dan penghasut “lapisan masyarakat bawah” untuk melanggar hukum. Sehari sebelumnya ia telah melarang perpindahan agama secara massal yang dilakukan atas tuan tanah feodal, karena dianggap dari sisi politik sebagai kegiatan subversif. Pada masa yang datang,pindah agama harus dilakukan secara pribadi atas izin dari wakil penguasa ( untuk samurai) atau dari kepalarumah tangga (untuk orang biasa).
Keputusan ini tidak dimaksudkan sebagai langkah awal melarang agama Kristen, karena gerakan anti Jesuit diambil sepuluh tahun berikutnya. Namun mulai tahun 1593, paderi Dominikan dan Augustinian dari Mania mulai tiba di Jepang. Yakin akan dilindungi dari raja Spanyol, mereka berkotbah secara terbuka, tanpa peduli dengan peerintah Hideyoshi, dan mengesampingkan cara-cara lebih halus yang digunakan paderi Jesuit untuk menyebarkan agama, yakni melalui para penguasa. Merasa disepelekan, Hideyoshi memberi peringatan tajam kepada orang asing itu mengenai keinginannya, pada bulan Februari 1597, dua puluh enam penganut Kristen, termasuk tiga Jesuit dan enam Franciscan disalib di Nagasaki. Peristiwa ini merupakan awal dari pembantaian agama Kristen secara besar-besaran dalam masa kekasaan Tokugawa.
Tokugawa Ieasyu khawatir jika ia terlalu keras memerangi agama Kristen, perdagangan luar negeri akan terancam, tetapi ia juga meragukan kesetiaan mereka, karena diakhir tahun 1614 mereka juga membantu mempertahankan benteng Osaka. Karena itu setelah jatuhnya benteng itu Tokugawa melarang agama mereka dan memerintahkan pengusiran penyebar agama Kristen yang tetap tinggal di Jepang tanpa mengindahkan perintah Hideyoshi, semua rakyat Jepang waktu itu harus mengikuti sekte-sekte dari agama Buddha.
Hidedata dan Iemitsu, shogun kedua dan ketiga Tokugawa, mengambil langkah yang lebih keras lagi setelah Ieasyu meninggal padatahun 1616, dan setelah dua puluh tahun setelah itu, ribuan orang Kristen dan banyak pendeta asing dijatuhi hukuman mati, biasanya disalib atau dipaksa meninggalkan agama melalui penyiksaan. Akan tetapi masih banyak orang-orang Kristen yang bersembunyi dibalik agama Buddha yang mereka jadikan selubung di Jepang pada abad ke-19.
Tidakan terhadap agama Kristen lebih mudah, kerena setelah tahun 1600 agama itu sudah tidak dibutuhkan dalam perdagangan luar negeri.   Krena banyaknya persaingan dari Eropa maupun negara Jepang sendiri, Portugis kehilangan monopoli barang impor dari Cina. Tidak hanya orang-orang Portugis tetapi juga orang Spanyol, Belanda dan Inggris juga turut mengambil bagian dalam impor Cina. Demikian juga dengan pelayaran dengan kapal shuin-sen Jepang sendiri. Jung-jung Cina di Nagasaki, dan jung-jung Jepang di Tsushima dan Pusan merupakan sumber baru persediaan barang. Orang-orang Portugis dan Spanyol yang memiliki hubungan dengan agama Kristen yang di perbolehkan berdagang. Rupanya dengan pertimbangan ini, Hidedata dan Iemitsu merasa bebas untuk mengambil sikap lebih ketat mengendalikan perdagangan luar negeri dan agama Kristen.
Pada tahun 1616, Hidedata melarang perdagangan selain di Nagasaki dan Hirado, membatalkan izin yang lebih longgar yang diberikan kepada orang Inggris sebelumnya. Pada tahun 1636 Iemitsu menetapkan bahwa orang Cina hanya boleh datang ke Nagasaki, dan melarang orang Jepang tinggal diluar negeri  dengan ancaman hukuman mati bagi yang melanggar. Ia dengan demikian mengakhiri perdagangan dengan kapal shui-sen. Hanya orang Cina, Portugis, dan Belanda yang boleh menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri bagi Jepang.
Terjadi pemberontakan Petani besar-besaran pecah di semenanjung Shimabara, tidak jauh dari Nagasaki di awal tahun 1638. Banyak sekali orang Kristen yang ambil alih dalam pemberontakan itu, yang tampaknya terdorong akibat rasa jenuh yang telah dipendam puluhan tahundan hidup dalam pengejaran pemerintah. Orang Portugis yang mempunyai lebih banyak musuh dari pada teman di Jepang karena persaingan dalam dagang, dituduh membantu pemberontak secara langsung dengan senjata, dan secara tidak langsung menyelundupkan pendeta ke Jepang, dan pada tahun 1639 ini dijadikan alasan untuk memutuskan hubungan dagang dengan Macao. Orang Belanda memberi bantuan kepada Bakufu untuk memadamkan pemberontakan itu selamat dari krisis, tetapi mereka dipindahkan dari Hirado ke pulau Deshima di pelabuhan Nagasaki, dikarenakan memudahkan pengawasan.
Pemukiman orang-orang Belanda di Deshima terjadi lebih dari 200 tahun lamanya, dampak mereka bagi perekonomian Jepang tidak besar, tetapi ada dampak lain yang lebih penting setelah tahun 1700, yakni pengetahuan luar negeri yang luas bagi Jepang, sehingga dapat disimpulkan selama masa kekuasaan Tokugawa, Jepang merupakan negeri yang tertutup “sakoku”, tetapi kesimpulan ini tidak menjadi patokan utama, karena dalam kenyataannya masih ada hubungan dengan Korea dan Ryukyu, yang membuka pintu perdagangan ke Cina.
Kadang-kadang ada upaya dari orang Eropa untuk kembali membuka perdagangan, akan tetapi tidak mendapat sambutan sama sekali, langsung ditolak karena dianggap melanggar “ Hukum Adat”, juga ditolak dengan kekerasan. Jepang melihat dunia barat, terutama Eropa melalui tabir permusuhan dan penuh kecurigaan, ketika Jepang harus berhadapan pada abad ke-19 yang dilandaskan pada kemajuan Industri, menjadi acuan bagi Jepang untuk dan rakyat Jepang untuk memberi jawaban atas tantangan dari dunia luar selama beberapa tahun yang sangat menentukan.

Hubungan Jepang dengan Asia dan Eropa dimulai sejak abad 16-18 hubungan itu dimulai dengan perdagangan yang berlangsung antara jepang dengan cina,serta berlanjut dengan Negara Barat atau Eropa. Dimulai dengan hubungan Jepang dengan China sekitar abad 16 . Utusan - utusan yang dikirim Ashikaga ke Cina dalam pandangan jepang lebih  banyak berguna untuk tujuan berdagang.
Hubungan perdagangan China dan Jepang merupakan perdagangan yang illegal. Perdagangan antara dua Negara ini dihubungkan melalui perantara kapal – kapal Portugis. Hal ini menjadi keuntungan dari Portugis, namun pesaing – pesaing Portugis mulai bermunculan. Belanda dan Spanyol memulai aktivitas perdagangannya di Jepang.