Pada abad ke 19 dan awal abad ke 20 terjadi pemberontakan petani yang ada
di pulau jawa atau biasanya disebut dengan gerakan ratu adil . Gerakan ini
dipelopori oleh para petani di jawa yang terhadap penguasa colonial yang
membebani mereka . Hal itu tidak lain karena pemererintah hanya mengeksploitasi
para petani dan buruh untukmelakukan perintah-perintah yang dikekendakinya .
Hal ini yang menyulut kemarahan petani kemudian timbul gerakan-gerakan social
yang ada , antara lain pencurian terhadpat orang-orang kaya yang dianggap
sebagai kaki tangan para penguasa colonial . Kemduian juga melakukan
pembangkangan pertanian yang dilakukan oleh para petani . Seperi mogok kerja
dll . Hal itu juga terjadi di daerah bangian Malaysia yaitu Sedaka yang juga
terjadi pemberontakan-pemberontakan petani namun lebih bersifat presuasif .
Kondisi social yang terkjdi di dearah Kedah atau sekarang disebut Sedaka hampir sama
dengan kehidupan petani-petani yang ada didaerah Asia tenggara lainnya yang
bercorak agraris . Masyarakat sekitar yang sebgaian besar bermata pencaharian
sebagai petani menggantungkan hidupnya pada sawah-sawah yang ada didaerah
mereka . Mengenai masalah-maslah social seperti kebiasaan-kebiasaan yang mereka
lakukan terhadap orang yang mereka tidak sukai seperti dalam masyarakat desa yang ada mereka
juga suka menggunjing, memfitnah orang yang dianggap musuh mereka bersama ,
memang merupakan hal yang lumprah terjadi akibat perbedaan status social . Mereka
memang cenderung tidak melakukan perlawanan secara radikal dan hanya biasanya
perlawanan mereka bersifak simoblik . Pertarungan tersebut terjadi dalam
konflik antar kelas yaitu si kaya dan si miskin . Perlawanan-perlawnan petani ini merupakan pertarungan jangka panjang ,
antara petani dan pihak yang mencoba menyerobot pekerjaan, makanan, sewa dan
bunga dari mereka. Kebanyakan bentuk pertarungan ini hampir saja menimbulkan
tantangan kolektif langsung. Senjata-senjata yang mereka miliki seperti,
memperlambat pekerjaan, bersifat pura-pura, pelarian diri, pura-pura memenuhi
permohonan, pencurian, pura-pura tidak tahu, menjatuhkan nama baik orang,
pembakaran, penyabotan dan sebagainya. Hal itu keranya efektif sebagai
perlawanan terhadap penguasa yang dilakukakan oleh para petani yang tertindas .
Hal yang dilakukan oleh masyarakat ketika menyindir orang kaya yang berkelakuan
buruk adalah salah satunya Haji Broom yang merupakan represintatif dari orang
kaya yang rakus yang juga telah melanggar ukuran-ukuran yang diterima tentang
perilaku di desa itu itu. Bahkan masyarakat
desa itu mempunyai label-label atau istilah tersendiri untuk para petani kaya
yang dianggap rakus itu. Haji Broom misalnya yang berarti haji sapu, yang
berarti Haji yang suka menyapu bersih atau mengambil hak-hak milik orang miskin
dengan jalan menjadi lintah darat. Kemarahan masyarakat setempat terhadap para
Haji yang tidak mencerminkan status haji yang disandangnya, menguatkan mereka
untuk menambahi label-label yang buruk di belakang status Haji mereka, antara
lain Haji Broom, Haji Sangkut , Haji Merduk , Haji Karut , Haji Kedekut, Haji
Bakhil dan juga menambahi nama yang buruk di belakang nama petani kaya seperti
Kadir Ceti. . Semua nama-nama itu merupakan kritikan keras dari masyarakat
terhadap para haji yang diharapkan seharusnya merupakan orang yang taat
terhadap agama, karena salah satu tujuan utama dari ibadah haji adalah
membersihkan diri dari dosa dan mempersiapkan diri untuk diadili Allah.
Pemerintah
juga melakukan kekuasan untuk menghegemoni para petani , salah satunya adalah
menerapkan tanaman yang harus ditanam oleh para petani . Hal in secara tidak
langsung juga dilakukan oleh para petani . Namun dalam prakteknya mereka juga
menyeleweng dari peraturan pemerintah seprti membiarkan tanaman yang ditanamnya
dan tidak melakukan usaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan panen yang baik
. Sehingga hal tersebut akan menggagu hasil produksi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah . Hal ini ytidak dilakukan secar terang-terangan supaya pemerintah
sadar akan peraturannya tersebut tidak dikendaki oleh para petani . Lain dari
pada itu pemrintah juga mencaplok sebagian tanah-tanah petani dan dijadikan
tanah milik Negara . Hal yang menarik
dari kehidupan petani di Sedaka ini adalah tidak pernah terjadi konfrontasi
terbuka, bahkan upaya-upaya pemboikotan penanaman padi dilakukan dengan sangat
hati-hati, mereka. Menyampaikan pesannya lewat orang lain, akan ketidakpuasan
hati mereka dan mengancam jika suatu saat mesin pemanen rusak, maka jangan
harap dapat mengandalkan buruh-buruh lama untuk membantunya mngatasi kesulitan.
Para penanam padi itu tetap menjaga pilihan mereka. Mereka menghindari untuk
secara terus menerus menolak menanam padi, karena itu akan memancing konflik
terbuka.
Konflik-konflik
terasebut sering terjadi karena adanya kecemburuan social terhadap para orang
yang kaya yang menguasai mereka serta secara tidak langsung mereka harus
mematuhi kehendak para pemilik modal tersebut . Buku ini mengulas secara
terperinci mengenai perlawanan-perlawan yang dilakukan oleh petani atas hegemoni oleh para penguasa . Mereka yang
secara strata social lemah akan melakukan hal-hal yang dilakukan seprti diatas
. Para penguasa hanya mencari keuntungan
dari petani namun tanpa melihat aspek-aspek yang terjadi akibat
penerapan-penerapan yang dibuatnya. Sehingga pemerintah terkesan membiarkan
kesejahteraan petani .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar