Masa
kolonial merupakan masa sulit yang dialami oleh bangsa Indonesia , karena pada
masa ini, kebebasan politik dibatasi gerakannya oleh pemrintah kolonial. Baru
pada awal abad ke 20, pergerakan politik mulai di Indonesia mulai Nampak, hal
tersebut juga merupakan salah satu dampak dari politik etis yang dilakukan oleh
pemrintah kolonial. Kebijakan tersebut juga didukung oleh politik liberal yang
masuk sekitar tahun 1870 atau dimulainya undang-undang agraria. Politik etis
yang diterapkan di inonesia pada tahun 1900 , membawa mempunyai misi yaitu
edukasi, irigrasi dan transmirasi. Salah satu kebijakan tersebut adalah
terbukanya kesempatan pendidikian yang dirasakan oleh kaum pribumi, meski
pendidikan tersebut diperoleh hanya pada kaum elit saja. Kebijakan ini
merupakan upaya untuk mensejahterakan penduduk pribumi. Dari pemberian
pendidkan itu, pada tahap selanjutnya akan memunculkan gerakan-gerakan poltik
yang dilakukan oleh kaum pribumi , yang berkembang pada tahun 1908, ditandai
oleh organisasi Budi Oetomo. Munculnya pergerakan politik ini, pada periode
abad kje 20 ini,akan menjadi cirri dari pergerakan nasional, dimana
oranisasi-organisasi politik memiliki peran dalam kemerdekaan Indonesia .
Munculnya organisasi politik pribumi
Organisiasi
poltik pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah Budi Oetomo.
Organisasi politik ini didirikan oleh dr. Wahdidin S, yang didirikan pada hari
rabu 20 mei tahun 1908 di Jakarta. Yang ditunjuk sebagai ketua dari ornasisasi
ini adalah dr. Soetomo. Ornasiasi ni secara umum terdiri dari orang-orang
terpelajar dari golongan priyayi Jawa dan Madura. Seperti namanya, oranissi ini
bertrujuaingin mengangkat derajat pribumi “boedi oetomo” dengan menuntut kepada
pemerintah Hidia Belanda untuk membuka kesempatan terhadap golongan pribumi
untuk dapat masuk dalam struktur pemrintahan kolonial, seperti menjadi pegawai
pemerintahan. Oraganisasi in dalam cangkupan masanya belum mayeluruh di
wilaayah Indonesia, karena hanya terbatas pada pulau Jawa dan Madura,
organisasi ini jga termasuk organisasi elit, dimana pnedukungnya adalah
Priyayi-priyayi rendahan.[1]
Organisasi
berikutnya adalah sarekat islam yang didirikanpd tahun 1811 di Solo. Organasasi
meruapan organiasi yang dibentuk oleh pedagang-pedagang muslim yang teddapat di
daerajh tersebut, pada mulanya organisasi juga meruapakan bentuk dari
perlaweanan terhadap para pedagang cina. Selain itu gerakan ini banyak
menadapat pengikut dari pedagang-pedagang kecil. Pada perkembngnya organisasi
politik ini mendapat pengikut masa yang banyak,. Karena organisasi ini tidak
membatasi anggotanya, tidak seprti Boedi
Oetomo, yang hanya dari golongan Priyayi. Sehingga dalam waktu singkat
organisasi ini memilki masa yang besar, sebagai gerakan masa.pd tahun 1912
partai ini mendapat pencekalan dari pemerintah kolonial, tetapi setalah in SI
mengubar bebrapa anggaran, sehingga organiasi in dapat menyelanggarakan kongres
pertama mereka pada tahun 1913 di Surabaya. Alam pidato pertamnya ini, SI
mengatakan bahwa SI, bkan merupakan partai politik yang mengehendakai adanya
sebuah revolusi, dan dengan tegas mengatakan bahwa setia dan puas terhadap
pemerintah belanda. Namaun pada kenyatanya organiasi ini menjadi tidak
terkendali diman terdapat pemberontakan-pemberotan oleh petani dan buruh yang
menjadi anggota SI, sehingga dalam perkembangannya organisasi ini menghendaki
adanya sebuah revolusi.[2]
Selain
itu terdapat organisasi politik yang didirikan oleh kaum indo yaitu Douwes
Dekker, pada tahun 1912, yaitu indesche partij. Yang bertujuan untuk membangun
patroitisme semua “indiers” terhadap tanah air, yang telah member lapangan
hidup bagi mereka, agar mereka menadapat dorongan untuk kerjasa atas dasar persamaan ketatatnegaraan untuk
memajukan tanah air “hindia” indesche partij berdiri atas dasar nasionalisme
ntuk kemrdekaan Indonesia.
Munculnya gerakan Sosialis-Dekokratis
Munculnya
gerakan gerakan yang bersifat sosialis jug mewarnai dalam sejarah berdirinya
partai-partai politik yang bersifat “kiri” pada mas pergerakan ini. Pengaruhnya
mulai terasa dari munculnya (partai social Demoocratie party) SDP yang
merupakan gerakan radkal yang menginginkan revolusi kaum proletar untuk bebeas
dari kapitalisme penjajahan. Pada tahun 1914 juga mncul gerakan partai politik
( (indceshe social Democrattie Veriniging)
ISDV yang etrhimpun dari tenega-tenag intelektual dari Indonesia dan
Belanda. Gewrakan ini juga mempunyai surat kabar yang mengkritik kebijakan
kebijakan pemerintah. ISDV ini pada
selanjutnya juga banyak mempengaruhi SI untuk mendirikan serekat sarekat
pekerja. Hal ersebut nampak dari kongres SI II yang kedua tahun 1917 yang
bercorak “kiri” yang dlatar belakangi oleh penderitaan rakyat yang semakin
berat sebagai akibat dari peperanagn . yang mengatakan dalam pidatonya bahwa’’
kapitalislme dan imperialism dianggap ‘’haram’’ demikian pula segala bentuk
pejajaha. Dala kongres ini juga ditentsng oleh anggota SI borjuis yang kolot.
Pada kongres SI ketiga dibentuklah Radical Concentraci yang merupakan suatu
badan gabungan dmana SI, budi Oetomo, insulinde pasundan dan ISDP bergabung.
Dalam bentuk gabungan ini mengabil revolusi-revolusi dalam gerakannya. Gerakan eralkan
yang revolusioner ini pada akhirnya juga mncul parati gerakan baru yang juga
merupakan partai dari sempalan SI yaitu partai komunis Indonesia PKI.
Lahirnya
partai komunis Indonesia PKI pada tahun 1920 yang merupakan bentuk baru dari
ISDV. Yang juga meruapakan partai berhaluan komunis yang menginginkan perubahan
terhadap pemerintahan kolonial. Pemimpnya adalah semaun yang juga merupakan
anggota SI pihak oposisi. Dalam gerakannya PKI hamper selalu melakukan sebuah
gerakan gerakan yang radikal dalam tujuan poltikya, yaitu dapat dilihat dari
pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926. Masa PKI
banyak terdiri dari kaum buruh dan petani yang memang dalam gerakan parati ini
yang menggunakan teori pertentang kelas, yang merupakan cirri dari gerakan
komunis di Eropa. Dalam pergerakannya PKI banyak mengalami Hambatan, karena
partai ini dilarang oleh pemrintah kolonial karena mengancam stabilitas
pemerintahan kolonial. Yang tersebut terbukti dibubarkannya rapat-rapat PKI dan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpinnya
yang kemudian dibuang di Boven Digul. Gerakan ini mulai surut setelah
pemberontaakn PKI yang dilakuan di
beberapa daerah yang memungkin pemerintah untuk mengawasi secara ketat
aktifitas partai ini.
Secara pergerakan, seprti telihat dari
pemberontakan di Banten pada tahun 1926, terlihat bahwa masa PKI juga terdiri
dari Golongan Ulama dan para Jawara. Para ulama di banten, mengungkapkan
bergabungnya mereka dalam PKI memang didasarkan atas, ketidak adilan yang
dilakukan oleh pemerintah Kolonial. Selain itu mereka juga kurang paus dengan
Sarekat islam yang tidak tegas, dan hanya melakukan politik-poltik dalam
menghadapi kolonialisme, berbegad dengan PKI yang agresif melakukan
perlawan-perlawanan secara nyata terhadap Kolonialisme. Dalam perekrutan
masanya pKI juga menggunakan aksi-aksi propaganda, semisal membesahkan pajak
kepala, kepada petani apabila membantu dalam pemberontakan dan tercapainya
sebuah kemerdekaan.
Terdapat
pula partai berhaluan kiri yang dibentuk pada tahun 1927, di Bandung yaitu
Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai ini dalam aewal berdirinya, mengadakan
tuntutkan diantaranya adalah pengjhapusan kamp di Digul, menuntut kemerdekaan
Indonesia, dalam rapatnyta pada bulan agustus di tahun yang sama, juga menuntut
dibebaskannya Mohammad hatta dan 3 mahasisiwa di negeri belanda lainyya. Pada
permulaan rapat-rapatnya PNi mulai mendapat larangan oleh Gubernur Jendral pada
tahun 1928, larangaran tersebut sebagai dampak dari aksi-aksi propaganda yang
dijalankan PNI, dalam pidato-pidatonya. Dalam perkemabangnya PNI merupakan
sebuah partai yang dapat dibilang menenurskan PKI, dimana mengususng
gerakan-gerakan yang revolusioner. Namaun setalah menggabungkan diri didalam
sarkretariat negeri-negeri Pasifik, PNI mulai mendapat pengawasan yang intensif
dari pemerintah. Sehingga pada tahun 1930 para pemimpin PNI dijatuhi hukuman
penjara masing-masing 1-4 tahun, didalamnya termasuk Ir. Seokarno.
Kesimpulan
Dari
terbentuknya organisasi-organisasi yang berkembang di Indonesia, Kita dapat
melihat dalam beberapa tahun, setelah berdirinya organisasi-organisasi Budi
Oetomo, Sarekat Islam, Indesche partij. Muncul gerakan-gerakan yang bersifat
sosialis, seprti ISDV, ISDP dan PKI, masuknya geraka ini tidak terlepas dari
rovulisi di usia sebagai damapak dari perang dunia ke I, gerakan tersebut
lantas memasuki di wilayah Indonesia, seperti SDP ( social democratie party).[3]
Yang meyebarkan pendapat baru mengenai pertumbuhan kapitalisme dan imperialisme
di daerah jajahan, dalam perjuanganya unuk menuntaskan penjajahan tersebutlah
anggota-anggota SDP yang bekerja di Indonesia turut aktif membantu perjuangan
rakyat Indonesia dan member petunuk-petunjuk mengenai tujuan-tujuan yang harus
dikejar oleh geraan-gerakan rakyat.
Dalam perkebangannya ornasiasi-organisasi
tersebut terdapat tdak kesamaan dalam misi, sperti contoh sarekat islam dan
PKI, hal tersebut dipengaruhi oleh kegiatan tujuan politik, sepperti di tubuh
SI dalam pergerakannya menggunakan unsur-unsur islam dalam menumpas penjajahan
. berbeda dengan PKI yang memperjuangan perjuangan kelas dan pergerakan secara
radikal dalam menyacapai sebuah keputusan. Selain dari bebrapa partai tersebut,
juga terdapat partai PI, Partindo, BTI,. Munculnya partai –partai yang mengusng
agama dalam menjalin anggotanya juga berrmunculan saat massa keerdekaan
seperti, masyumi, partai krisrten Indonesia (PARKINDO), Partai Katolik
Indonesia (PKRI) dsb.
Namun
secara garsi besar munculnya partai-partai politik didukung dari berkembangnya
intelektualitas di dalam beberapa golongan pribumi, sehingga memunculkan
organisasi politk yang mbertujuan untuk membebaskan penjajahan di Indonesia.Dalam
pergerakan partai politik pada periode ini kita dapat melihat bahwa tujuan
mereka secara umum adalah membebaskan diri dari penjajahan yang dilakukan oleh
pemerintah kolonial, yang sangat merugikan rakyat. Ha;l tersebut dapat menjelaskan kita bahwa
periode ini merupakan sebuah upaya dari masyarakat pribumi untuk mendapatkan
hak-haknya dengan berpolitik.
[1] Sejarah
Nasional Indonesia jilid V
[2] Rtgerrs S.J. 2012. “ Sejarah pergerakan Nasional
INDONESIA”. Yogyakarta. Penerbit : Ombak.
[3] Ibid, hal 8-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar