Datangnya
bangsa asing di kawasan Asia Tenggara mulai berepnagruh pada abad ke XIX,
setalah kedatangan mereka umunya bebrapa abad sebelumnya. Di kawsan Asia
tenggara menurut, dalam kontek kolonialisasi , terbagi menjadi bebrapa bagian,
pemisahan ini umumya terjadi, ketika bangsa Asing tersebut mulai dominan di
suatu tempat di wilayah Asia Tenggara. Serperti di mayala, lebih dominan
Inggris, kemudian Filipina dikuasai oleh Spanyol, dan Indonesia dikuasai oleh
Belanda.kekuasaan inilah yang dapat membentuk sebuah wialayah tersebut di masa
selanjutnya.Pada masa colonial terjadi
beberapa perubahan yang mendasari terbentuknya sebuah sistem baru . hal tersebut
Nampak dari beberapa kebijakan yang dilakukan pemerinatah colonial, yang
sedikit banyak merubah sistem tradisional yang ada. Perubahan tersebut nampak
pada sector perekonomian, sistem social kemduian jug pada sistem politik.
Perubahan tersebut dapat dirasakan oleh negera jajahannya terutama di bagian
wialayah Asia Tenggara. Dalam halk ekonomi, pamerintah menereapkan sistem pajak
yang digunakan untk kepentingan colonial. Pada abad ke XIX, dimana pada saat
itu pemerintahahan menerpkan sistem pajak dan ekonomi pasar bebas, yang
mengijinkan pada pemodal swasta masuk untuk berinvestasi, dengan beberapa usaha
seperti perkebunan. Hal tersebut meninbulkan kemiskinan terhadap petani, karena
umumnya beban pajak dikenakan dengan biaya besar, dan menyulitkan petani.
Menjelang pergantian abad, yaitu sekitar abad ke XX , pemerintah mulai mengubah
sistem perekonomian bebas tersebut menjadi monopoli pemrintahan. Pada periode
ini, pemrintah menganjurkan petani untuk menanam tanaman yang menguntungkan ,
seperti tanaman opium. Salain hal tyersebut, pengaruh hukum juga mempengarui,
dengan diberlakukannya hukum yang sesuai dengan kepentingan pemerintah. Selain
hukum adat yang masih dipertahan masyarakat pada umumnya.
Terjadinya
perubahan antara lain adalah masuknya bidang pendidikan barat di wilayah
jajahannya tersebut. Pendidikan pada saat itu diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga ahli bagi beberapa instasi milik pemerintah. Banyaknya wilayah
administrasi dalam pemrintahan inilah yang pada tahap selanjutnya akan menyerap
banyaka dari orang-orang pribumi yang masuk kedalam sekolah-sekolah yang
didirikan oleh orang Eropa. Pada maualnya perkembangan pendidikan pada daerah
jajahan hanya diperuntukkan bagi masyarakat elite birokrasi atau bangsawan
local, yang menempati jabatan sebagai bupati, demang dsb. Hal tersebut berguna
untuk pemrintah colonial dalam mengawasi pemerintahan yang dijalankan oleh
pejabat-pejabat local tersebut. Selah
satu model pengajaran pada saat ini adalah, bahasa belanda sebagai bahasa dalam
pengajaran. Maka hal tersebut tentu memberikan pengetahuan baru bagi
orang-orang pribumi dalam pengetahuan modern.Hal tersebut tentu akan bekmebang
apabila adanya teanga-tenaga yang memadai dalam proses mengajar tersebut.
Pertama tama, pengajar memang berasal dari orang-orang Eropa, namun pada tahap
perkembangannya pengajar-pengajar pribumi digunakan utnuk membantu dalam proses
pembelajarannya. Perkembangan proses pendidikan ini juga terjadi di beberapa
Negara yang dikuasai asing, sperti Myanmar, Siam dan Indonesia. Hal tersebut
sejalan dengan kebutuhan pemerintah colonial guan membangun sistem birokrasi,
dengan memanfaatkan orang-orang pribumi.
Tidak
hanya pada sistem pemrintahan, banyak sekolah yang juga mnegajarkan bebrapa
keahlian khusus, yang berguna pada saat itu. Selah satunya adalah pelatihan
spesaialis kedokteran hewan, kemudian ilmu Hidrologi dsb. Sebagai contoh
perekmbangan pendidikan sudah mulai ada di negera colonial khususnya Indonesia
adalah dibukanya sekolah teknik di bandung pada tanggal satu april tahun 1943,
waktu pendudukan jepang.[1] Selain itu pada tahun berikutnya juga telah
dibuka sekolah-sekolah yang mempunyai spesifikasi terhadap bidang khusus,
seperti sekolah pertanian, pertukangan, dsb.[2] Hal
tersebut tetu menjadi salah bukti dari pengajaran yang diberikan oleh
orang-orang Eropa, khususnya pada abad ke XX awal.
[1] NIOD,
Pemboekaan Sekolah Teknik Tinggi di Bandoeng,
Koran Asia Raya, edisi : 26 Oktober 1943
[2] NIOD, Sekolah
Pelajaran Tinggi di Djakarta, Semarang, Tegal , Tjilatjap , Koran Aia Raya, Edisi : 17 Oktober 1944
Tidak ada komentar:
Posting Komentar