Urbanisasi yang
terjadi diberbagai kota-kota besar di Asia Tenggara yang urbanisasinya
dipengaruhi oleh beberapa factor yang dipengaruhi oleh peranan kota sebagai
pusat administrasi suatu Negara maupun sebagai pusat perdagangan dan pelayanan
jasa. Dalam hal ini kota-kota dijawa dibentuk oleh stuktur kota tersebut
sebagai kota pedalam atau sebagai kota pesisir. Menurut Wertheim (1980), ada
dua pola utama dalam pembentukan sebuah Negara, sebagai negera pedalaman atau
sebagai kota perdagangan. Pola tersebut sedah terbentuk sejak lama pada masa
prakolonial yaitu ditandai oleh masih berdirinya kerajaan-kerajaan yang
berbasis agama seperti Majapahit atau Angkor,aydhya dan kota-kota dagang
seperti Malaka[1].
Hubungan antara kedua polalah tersbeut
adalah kota dagang sebagai penyedia barang-barang eksport yang biasanya
digunakan oleh kalangan-kalangan elit keranjaan, sedangkan kota pedalaman
sebagai pemasok kebutuhan bahan pangan seperti beras,dn barang-barang lainnya
sebagai konumsi kota dagang. Pada kota dagang terdapat penduduk yang heterogen,
hal tersebut dilatarbelakangi oleh hubungan dagang dengan luar negeri, yang menyebabkan
menetapnya pedagang tersebut kedalam penduduk kota dagang, sebagai conttoh
adalah malaka yang mempunyai beberapa etnis seperti Melayu,India,dan Cina.
Pada masa
kolonial pada mulanya masuk di Asia Tenggara tidak berdampak pada tatanan
structural yang ada. Karena tujuan awal mereka adalah menjadi rempah-rempah dan
memonopoli perdagangan yang ada. Namun setelah diperkenalkannya sistem
perkebunan tanaman bersifat impor atau biasa disebut sebagai sistem tanam
paksa, barulah terjadi perbahan-perubahan social yang ada. Seperti di jawa,yang
menimbulkan perubahan birokrasi barat
sebagai atasan dari struktur pemerintahan tradisional. Sebagai contoh lain
Burma sebagai wilayah jajahan Inggris mempunyai dua kekuasaan pertama di
Rangoon namun masih terdapat kukuasaan yang masih diperintah raja local. Dalam
perubahan yang ada tersebut membuat pola kehidupan yang ada pada kawasan negera
dunia ke tiga ini. Perubahan yang relative cepat terjadi pada awal abad ke 20.
Dalam hal
urbanisasi yang mempengaruhi kawasan-kawasan di Asia Tenggara sendiri adalah
perubahan yang dibawa oleh dampak dari kolonisasi itu sendiri. Seperti dalam
hal pengenalan sistem produksi dengan
menggunakan media tekonologi mesin. Dan proses industrialisasi yang ada
dikota-kota besar, menyebabkan urbanisasi di perkotaan. Dimana tersedianya
beberapa pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan di desa. Proses
industrilasasi tersbebut tentunya
berdampak tersedianya lapangan pekerjaan yang akan dijadikan sebagai
buruh pabrik atau sebagai kuli angkut. Dan berdampak selanjut adalah
berkurangan tenaga kerja yang ada di desa, karena banyak ditinggal penduduknya
mencari penghasilan yang ada dikota
DAFTAR PUSTAKA
Hans-Dieter, E.,Ruodiger,K. 2002. Urbanisasi di Asia
tenggara : Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial. Jakarta : yayasan obor
Indonesia.
[1] Hans-Dieter, E.,Ruodiger,K. 2002.
Urbanisasi di Asia tenggara : Makna dan Kekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial.
Jakarta : yayasan obor Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar