Edi Susilo Lingga Metarino Dewi Rahmawati Aji Destiawan
Azngat Zamzami Rizky Nugroho Andik Prasetyawan
Latar Belakang Masalah
Partai
Komunis Indonesia (PKI) merupakan salah satu partai besar yang muncul pada
tahun awal kedua abad ke-20.Kemunculan partai ini memiliki sejarah panjang
dalam masa pergerakan nasional di Indonesia. Partai ini berdiri dengan menggunakan
nama PKI pada tahun 1920. Namun sebelumnya gerakannya sudah terlihat jauh
sebelum organisasi ini terbentuk.Organiasasi yg bersifat “radikal” di Hindia
Belanda pada waktu itu adalah ISDV”INdische Sosiale Democratie Veereningen”
pada tahun 1913.Organiasi yang didirikan oleh Sosialis Belanda ini, Sneevlit.
Pada mulanya bergerak sebagai partai buruh kereta api yang menolak system
out-sorsing. Kemudian partai ini mulai mendapat simpati dari anggota SI
(sarikat Islam) yang bersifat Progesis, di antaranya adalah Semaun,Darsono yang
pada akhirnya mendirikan memisahkan diri dari SI, karena menganggap Organiasi
tersebut tidak progresif serta lebih bersifat Kooperatif terhadap pemeritah
kolonial. Di Eropa pada tahun 1917 telah meletus revolusi di Rusia dan mendirikan
republic yang berhaluan Komunis Aliran Komunis ini mudah mendapat perhatian
dari bangsa yang terjajah, karena dalam menifes dari komunis Rusia yang
dikeluarkan apada tahun 1919 telah dinyatakan bahwa pembebasan-pembebasan
Negara-negara yang terjajah, hanya dapat tercapai dengan pembebasan kaum buruh
di Eropa. Jadi nasib atau kekuasaan dari kaum buruh ditegaskan ada erat
sangkut-pautnya dengan pembebasan dari bangsa-bangsa yang terjajah.
Perkembangan
kaum buruh pada periode ini memang sangat revolusioner, hal ini memang menjadi
salah satu semangat jaman.Yang saat itu dalam kondisi persiapan untuk melakukan
konsolidasi.Kepercayaan PKI untuk segera melakukan pemberontakan terhadap
pemerintah kolonial karena diakibatkan oleh semangat partai yang serupa di di
Rusia yang merupakan basis Komunis di dunia.Pergerakannya di Indonesia menjadi
organiasasi masa yang besar dan berpengaruh pada saat itu.Karena sebagian besar
simaptisan partai ini adalah para kaum buruh dan petani yang merupakan kelas
tertindas saat itu.Kaum buruh pada masakolonial memang memilki kuantitas yang
besar, mengingat intensifnya pemerintah dalam membangun perusahaan di
Indonesia. Buruh tersebut ada yang menjadi pegawai perusahaan, semisal buruh
kereta api, pos, dsb. Namun juga terdapat buruh yang bersifat lepas, semisal
buruh pabrik tebu, pelabuhan yang mereka datang dengan sendirinya tanpa adanya
pelatihan atau keahlian dalam bidang tersebut.
PKI
dalam kongresnya pada tahun 1920 di Semarang mengambil 2 keputusan penting,
yaitu:
1. Keputusan
yang menyatakan dengan tegas bahwa PKI di Indonesia menggabungkan diri kepada
Comunistische Internationale yang dengan singkat di sebutkan Comitern.
2. Pada
kongres ini di putuskan ingin bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda
dengan mengirimkan wakil wakilnya di dalam Badan Perwakilan.
Dengan disetujuinya perjanjian Renville maka
wilayah Republik Indonesia semakin berkurang dan semakin sempit, ditambah lagi
dengan blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda. Oleh karena itu pada
tanggal 23 Januari 1948 Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada presiden
Republik Indonesia. Presiden kemudian menunujuk Moh. Hatta suntuk menyusun
kabinet. Hatta menyusun kabinet tanpa campur tangan golongan sayap kiri atau
sosialis.[1]
Partai
Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1923 sudah memilki banyak pengikut dari
berbagai golongan masyarakat yang ada, terutama masyarakat kelas bawah.Dalam
perkembangannya PKI mulai melakukan tindakan otensif terhadap pemerintah
kolonial.Peristiwa tersebut terjadi dan meletus di Banten pada tahun
1925-1926.Yang meluas kebeberapa daerah sekitarnya.Peristiwa ini
dilatarbelakangi tindakan kerusuhan yang terjadi antara pemrintah, sararan
pemerontakannya adalah pegawai-pegawai kolonial yang bertugas diwilayah
tersebut. Terjadi pula serangan terhadap bupati yang bersifat kooperatif .dalam
periswita ini, peminpin pemberontakan adalah orang-orang besar atau ulama yang
ingin menumpas kekafiran. Sehingga dalam kasus ini tema yang diangka adalah
perang melawan orang kafir, yang diindentikan dengan orang-orang kolonial
Eropa.
Peristiwa Madiun 1948
Pada
tahun 1947 terjadi perubahan dalam strategi gerakan komunis internasional yang
dipimpin oleh Stalin. Strategi komunis yang menganjurkan front persatuan antara
semua kekuatan anti fasis ditinggalkan dan diganti dengan strategi baru yang
secara tegas membagi dunia dalam dua kubu, yakni kubu imperialis yang anti
demokrasi dipimpin oleh amerika serikat dan kubu Anti imperialis yang
demokratis di pimpin oleh uni soviet. Pergantian strategi itu dijalankan dengan
pembentukan biro informasi komunis yang lazim disebut dengan cominform pada
tanggal 22 september 1947 di warsawa. Perubahan ini sontak membuat para Negara
anggota komunis segera berganti haluan.
Sementara
itu di Indonesia, Amir Syarifudin seorang menteri yang merangkap sebagai
menteri pertahanan menyusun sebuah konsep tentara merah Uni Soviet. Keinginan
dan bayangan Amir Syarifudin akan terwujudnya konsep tentara merah harus kandas
karena konsep itu langsung ditolak secara mentah oleh Jendral Soedirman dan
Jendral Oemar Soemoharjo. Kedua Jendral itu langsung menjelaskan bahwa Tentara
Republik Indonesia (TRI) adalah tentara rakyat dan tentara pejuang, bukan
tentara model asing apalagi model tentara merah.Konsep itu ditolak namun Amir
Syarifuddin sebagai menteri pertahanan masih memiliki wewenang untuk tetap
melanjutkan konsep tersebut.Dia menciptakan pendidikan politik tentara yang
menjadi lembaga yang memberikan pendidikan politik atau sejenis komisaris Dalam
angkatan bersenjata politik di Negara-negara komunis.Tujuan dari perpolit
adalah untuk menanamkan pengaruh komunis dalam kalangan anggota tentara.Untuk
melancarkan tujuannya anggota perpolit diberikan pangkat dalam militer.
Pada
bulan Juli 1947 Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk melebur TRI dan
lascar-laskar lainnya menjadi satu dan berganti nama menjadi TNI. Penggabungan
ini tentunya sangat merugikan bagi kepentingan-kepentingan komunis.Oleh karena
itu orang-orang komunis tetap melakukan usaha untuk tetap memiliki kekuatan
persenjataan yang berada langsung dibawah pengaruh komunis.Untuk mewujudkan
itu, pada bulan agustus 1947 Amir Syarifuddin membentuk TNI masyarakat dan
Direktorat Jendral Angkatan Laut di Lawang dengan pimpinan Atmadji.Atmadji
adalah bekas sekertaris Gerindo.Direktorat ini membentuk tentara Laut Republik
Indonesia (TLRI).Melalui organisasi-organisasi tersebut kaum komunis berusaha
mewujudkan keinginannya untuk membentuk angkatan bersenjata[2].
Namun
mimpi hanya menjadi mimpi, usaha Kaum komunis untuk menguasai TNI dibawah
pengaruh mereka dapat digagalkan oleh Panglima Besar Jendral Soedirman dan
kepala stafnya Letnan Jendral Oerip Soemoharjo.Kegagalan itu seakan menjadi
cambuk bagi kaum komunis.Gagal menguasai melalui jalur kekuatan orang-orang
komunis merubah strategi mereka yakni dengan mencoba menguasai TNI melalui
jalur parlementer.
Pada
akhir desember 1947. Z baharuddin, anggota KNIP dan kawan Separtai Amir
Syarifuddin menyampaikan pada pemerintah Mosi Rasionalisasi Angkatan perang
yang berisi sebagai berikut:
1.
Rasionalisasi dalam kesatuan angkatan
perang
2.
Menteri pertahanan bertanggung jawab
penuh terhadap masalah anggkatan perang, baik dalam hal organisasi maupun dalam
hal siasat
Mosi
ini diajukan dengan tujuan untuk menguasai Angkatan perang sebagaimana telah
lama diidam –idamkan oleh kaum komunis.Dengan mengigat kondisi angkatan perang
saat itu, tampaknya mosi ini sangat cukup simpatik dan rasional. Partai-partai
lain rupanya setuju dengan mosi itu karena mereka tidak memahami apa yang
menjadi tujuan kaum komunis yang sesungguhnya.
Setelah
persetujuan Renvile yang dihasilkan oleh Kabinet Amir Syarifuddin ditolak oleh
KNIP, cabinet Amir syarifuddin jatuh. Peristiwa ini merupakan titik balik dari
gerakan kaum komunis dalam segi politik maupun dari segi militer. Dengan
jatuhnya Amir syarifuddin rencana kaum komunis mengalami kemunduran. Memang
rasionalisasi masih dilanjutkan oleh cabinet selanjutnya, namun dengan konsepsi
yang sangat berbedadari konsepsi komunis.Konsepsi baru ini justru mencegah
berkembangnya kekuatan golongan-golongan komunis.Konsep itu adalah Re-Ra yang
digawangi oleh Moh Hatta.
PKI
tentu saja tidak setuju dengan Re-Ra. Mereka menghimpun kekuatan untuk
menghentikan dan menolak Re-Ra. PKI mengadakan penyusupan dibeberapa partai
dengan tujuan dapat menanamkan ideology mereka.Keberhasilan ditandai dengan
terpecahnya partai sosialis yang dipimpin oleh Sutan Sjahir menjadi dua kubu,
kubu pro komunis dan kubu kontra komunis. Bukan hanya PKI, Amir Syarifuddin
juga mengumpulkan kekuatan golongan kiri untuk menentang Re-Ra. Semua partai
yang pro akan komunis bergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR).
Gejolak PKI Madiun
Pada
saat suasana sedang bergejolak akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh FDR, datang seorang tokoh komunis muda bernama Suripno, ia datang dari
kongres pemuda di Praha, ia datang dengan membawa seorang sekretaris bernama
Suparto, yang ternyata orang tersebut adalah Muso, seorang tokoh pelarian dari
Indonesia dan melarikan diri ke Moskow sejak 1926. Dan kembali ke Indonesia
pada tahun 1935, namun kemudian ia melarikan diri kembali ke Moskow pada tahun
1936. Sejak awal kedatangannya ia lalu mengambil alih pimpinan kaum komunis
Indonesia dan mencetuskan konsepsinya dengan nama “Jalan Baru Republik
Indonesia”, yang berisi:
·
Hanya boleh ada satu partai yang
berlandaskan Marxisme-Lenimisme, oleh karenanya partai-partai yang berada
dibawah naungan FDR, harus rela dijadikan partai yang tugasnya hanya membantu
urusan politik PKI.
·
Partai Komunis harus menyelenggarakan
Front Persatuan Nasional, yang dipimpin oleh Muso sendiri, konsepsi ini dengan
patuh dilaksanakan oleh Amir Syarifudin, Setiadjit dsb., sehingga semua partai
dibawah FDR semuanya tergabung kedalam PKI.
Pada
tanggal 1 September 1948, Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI)
pertama dibentuk dengan Muso sebagai ketuanya menggantikan Sardjono, ia
mengangkat Mr. Amir Syarifudin sebagai sekretaris urusan pertahanan,
Suripso menangani urusan luar negeri, M.H. Lukman seorang tokoh muda PKI
diangkat sebagai Pemimpin Sekretariat Agitrasi Dan Propaganda (AgitProp). Tokoh
lainnya seperti Aidit dipercaya untuk menangani urusan perburuhan, dan Njoto
diangkat untuk menjadi Wakil PKI dalam badan pekerja KNIP.
Semua
tokoh-tokoh yang telah dipilih oleh PKI, kemudian melakukan Pidato-pidato ke
daerah-daerah, seperti di Yogyakarta, Solo, Sragen dan Madiun, dalam orasinya
mereka menggembar-gemborkan tentang janji-janji muluk PKI, dan juga dengan nada
yang membakar emosi massa, bahkan Muso didepan rakyat berpidato dengan nada
mengancam kepada pegawai pemerintah dan tokoh yang berasal dari luar PKI,
aksi-aksi mereka ini bertujuan untuk menurunkan derajat pemerintah RI, dan
SOBSI melaksakan pemogokan di Delangu. Aksi kerusuhan lainnya kemudian
menyusul, misalnya di Solo yang diwarnai dengan penculikan, pembunuhan dan
teror bersenjata. Banyak tokoh yang menentang kemudian dibunuh seperti Kolonel
Soetarto dan dr. Muwardi.
Pasukan-pasukan
yang menentang re-ra karena hasutan PKI kemudian melakukan serangan-serangan terbuka, terutama
setelah TLRI dan Pesindo bergabung didalamnya, pada tanggal 18 September 1948
mereka kemudian melakukan serangan kepada TNI, yang pada waktu itu Fokus
perhatian TNI sedang berada di Solo[3].
PKI dibawah pimpinan Sumarsono dan Kolonel Djokosujono melakukan perebutan
kekuasaan di Madiun dan memproklamirkan berdirinya “Soviet Republik
Indonesia”.Pada tanggal 19 September 1948 Muso membentuk Front Nasional, yang
mengakibatkan pasukan TNI terdesak dan kemudian menyingkir keluar dari Madiun.
Dalam hal ini tentunya apa yang telah PKI lakukan menyalahi Proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan dengan singkat pemberontakan PKI
Madiun yang dipimpin oleh Muso ini telah menguasai beberapa sektor penting
seperti Kantor-kantor pemerintahan, Markas Teritorial Komando Madiun, Kantor
Pos dan Staf Pertahanan Djawa Timur (SPDT), dalam aksinya mereka dengan membabi
buta, penyiksaan dan pembunuhan diluar batas kemanusiaan, mereka membantai
habis orang-orang baik dari golongan pemerintah maupun rakyat biasa yang
menolak dan kontra dengan PKI. Kolonel
Djokosujono kemudian diangkat menjadi “Gubernur Militer”, dan dengan singkat
PKI menguasai Madiun, Kabupaten Purwodadi, dan Kecamatan Cepu.
Setelah
peristiwa ini pemerintah RI kemudian melakukan perundingan dan pidato yang
isinya mempersilahkan rakyat untuk memilih, antara Muso dengan rencana
pembentukan Soviet Indonesia-PKI ataukah memilih Soekarno-Hatta sebagai
pemimpin RI yang sah pada waktu itu, dan rakyat kemudian memilih
Soekarno-Hatta, pemerintah kemudian mengambil langkah sigap dengan mengerahkan
pasukan TNI untuk menumpas PKI dan seluruh antek-anteknya, baik yang berada di
wilayah territorial maupun yang diwilayah pedalaman yang terlibat dengan PKI.
Selayang Pandang Tentang PKI
Seorang
aktivis politik yang berhaluan Marxis berkebangsaan Belanda bernama H.J.F.M.
Sneevliet tiba di Hindia Belanda dari negeri Belanda.Merupakan sebelumnya
pemimpin organisasi buruh angkutan dan anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP). Awal masuk di
Indonesia ia bekerja sebagai anggota Staf Redaksi Warta Perdagangan Soerabajasche Handelsblad, Sebuah surat
kabar millik sindikat perusahaan gula di Jawa Timur. Di semarang terdapat
organisasi buruh kereta api, Vereniging
van Spoor en Tramsweg Personeel (VSTP) dan ia menjadi sekertaris pada Semarangsche Handels Vereniging,
menggantikan pejabat lama D.M.G. Koch. Sneevliet berhasil menamnakan pengarauh
kedalam organisasi VSTP tersebut dan membawa VSTP kearah aktivitas aktivitas
yang radikalatau setidak tidaknya menjadikan VSTP sebagai media penyebarluasan
Marxisme di Hindia Belanda, antara lain melalui surat kabar VSTP, De Volharding (Keyakinan).
Pada tahun 1917 golongan komunis
berhasil melaksanakan revolusi di Rusia.Peristiwa ini kemudia dimanfaatkan
secara maksimal oleh Sneevliet yang dengan terang-terangan menyerukan agar
penganut Marxisme di Indonesia mengikuti Rusia.Selain menyusupi SI, ISDV secara
rahasia juga mengadakan penyusupan ke semua lapisan masyarakat Indonesia,
termasuk kepergerakan kaum buruh dan bahkan dikalangan tentara Belanda.Aktivis
ISDV yang juga menamakan dirinya kaum merah, memperalat serdadu-serdadu dan
pelaut-pelaut untuk berdemokrasi melawan polisi. Demikian juga surat kaabr ISDVmemuat
hasutan hasutan, agar dikobarkan pemberontakan dan dikibarkan bendera merah.
ISDV mendorong pula tokoh-tokoh nasionalis dan organisasi seperti Boedi Utomo,
Insulide dan SI untuk menuntut pemerintahan Hindia Belanda menggantikan
Volksraad dengan parlemen rakyat. Hal ini membuat pemerintahan Hindia Belanda
kemudian mengambil tindakan tegas dengan jalan mengusir Sneevliet dari Hindia
Belanda pada tahun 1918, kemudian menyusul Brandsteder pada tahun 1919, Bears
pada tahun 1921, dan sisa-sisa kelompok radikal lainnya pada tahun 1923.
Setelah PKI merasa bahwa pengaruhnya
didalam tubuh SI cukup besar, maka PKI mulai memanfaatkan pengaruhnya untuk
mengeerakan massa rakyat, dengan mengunakan bendera SI Belanda. Hal ini yang
memang merupakan salah satu tujuan perjuangan SI untuk mengusir penjajah
Belanda, sedangkan tujuan perjuangan PKI adalah mewujudkan masyarakat komunis
di Indonesia. Upaya PKI tersebut berhasil mencetuskan
pergolakan rakyat di beberapa tempat, yaitu pada tanggal 12-14 November 1926 di
Karesidenan Jakarta, tanggal 12-18 November 1926 di Priangan, tanggal 17-23
November 1926 di Surakarta, tanggal 12 November – 15 Desember 1926 di Kediri,
dan tanggal 1 Januari – akhir Februari 1927 di Silukang, Sumatra Barat.
Sejak gagalnya pergolakan rakyat melawan
pemerintahan Hindia Belanda dalam tahun 1926-1927, kegiatan PKI tidak muncul
kembali.Demikian pula setelah pecahnya perang dunia kedua dalam tahun 1939 di
Eropa dan dalam tahun 1941 di Asia Timur, serta di dudukinya Indonesia oleh
pasukan Jepang.Menurut Pandangan gerakan komunisme internasional, dalam perang
dunia ini yang berhadapan adalah musuh musuh komunisme, yaitu kubu kapitalisme
Eropa Barat-Amerika Serikatberhadapan dengan kubu Naziisme-fasisme Jerman,
Italia dan Jepang.Dalam taraf awal, Uni Soviet sebagai “tanah air sosialisme”
mengambil sikap netral dan mengadakan perjanjian tidak saling menyerang dengan
Jerman Nazi.Namun dalam tahun 1940 jerman nazi justru menyerang Uni soviet,
yang secara militer tidak siap menghadapi serangan ini. Uni soviet menerima
bantuan militer dalam jumlah besar dari Amerika Serikat dalam rangka program
“Lend Lease”.
Aktivitas aktivitas PKI mulai muncul
sejak tahun 1947, ketika komunisme internasional kembali kepada doktrin Zhdanov
dan sesuai dengan garis tersebut PKI menentang semua langkah lagkah diplomatic
RI dengan Belanda. Demikian dalm tahun tahun sulit menjelang Proklamasi
Kemerdekaan dan selama perang kemerdekaan, baik gerakan komunisme Internasional
maupun PKI di Indonesia tidak pernah mempunyai sikap yang menguntungkan
Republik Indonesia. Dalam tahun 1948, gerakan komunisme internasional ini
bahkan mendatangkan muso dan suripno yang kemudian melakukan pemberontakan di
daerah Madiun pada tahun 1948.
Pada peristiwa pemberontakan madiun terjadi pertentangan
pertentangan antara partai golongan “Murba” (antara lain anggotanya GRR dan
barisan Banteng) dengan partai-partai dari golongan FDR (Front Demokrasi Rakyat
terdiri dari PKI, partai buruh, Pesindo dan lain-lain). Keduanya menamakan diri
sebagai partai kiri anti imperialis.Pertentangannya antara lain soal pro dan
anti Linggarjati.Selain itu juga pertentangan antara pimpinannya.
AKHIR
PEMBERONTAKAN PKI
Saat jatuhnya madiun maka ini berarati
jatuhnya ideology terhadap adanya pemeberontakan yang dilakukan oleh musu yang
ada dimadiun bahwa suadah bebas dari pemberontakan pki. Bahawa kita ketahui
pemberontakan ini sangat luar biasa dalam perlakauan terhadap ideologin yang
dibuat oleh pki maka banyak hal yang dalam perlakuaknnya terhadap rayata dan
para pemberontakan buruh.
Madiun yang jatuh dan selangkah
demi selangkah pasukan oleh pasukan pemerintah dan TNI banayak nya
pasukan yang mudur dari para pki sendri yang lari kepelosok-pelosok desa karena
sangat takaut terhapap para pasukan yang ada pada tentara pemereintah yang di
suruh mengahancurkan mereka sehingga pasukan pki pimpinnan muso` melakuakn dan
menyerah dengan umumana sebagai berikut. Mereka memeberikan dan mengumumkan
kekalalah yang mereka derita ini adalah lah yang luar biasa terhadap adanaya
sebuah ideology baru yang ada pada masyarakt yang terjadi pada rakyat bahakan
ini sebagai sebauah catatan nasionala yang memilukkan kepada yang ada pada
pemberontakan yang terjadi di madiun sendiri. Karena melihat teman-temanya di
bantai mereka meraa kasihan karena adanya hal m,emilukan pada diri mereka oleh
kareba itu mereka memnyerah dan memenusi snyarat yang kan dimpuni sehingga
mereka dapat lolos dana hidup mereka kan selamata. Syarat yang diajukan sebagai
berikut:
1. Menghadap kepada komandan pasukan
tentara RI yang terdekat dengan membawa bendera merah putih; senjata tidak terhunus,
senapan dan lain-lain senjata agar ditujukan ke bawah.
2. Jika
lebih dari satu
orang, harus dalam
formasi
militer dengan salah satu
yang tertinggi pangkatnya atau tertua menjadi
penanggungjawab.
3. Senjata-senjata yang dibawa harus
diserahkan ke-pada komandan tersebut.
4. Senjata yang
disembunyikan atau yang
diketahui disembunyikan harus diberitahukan tempatnya.
5. Kepada masing-masing komandan
seksi ke atas yang berada di bawah pimpinan kami;
a.
Yang menyerah menurut syarat-syarat
ini dijamin jiwanya dan segera teruskan kepada kami.
b.
Yang tidak memenuhi syarat-syarat ini kejar terus dan perlakukan menurut
perintah order harian kami yang sudah-sudah.
c.
Yang mengkhianati syarat-syarat
ini, yaitu menggunakan syarat-syarat
tersebut sebagai akal menyerang
supaya dibinasakan[4].
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adanay sebuah ideologi baru terhadap kekuasaan yang ada pada peristiwa pada
tanggal 18 September 1948 adalah awal perubahan bagai para pemberontak yang
terkjadi di wilayah madiun banyak hal yang dapat kita liwat peris tiwa apa
sajakah yang terjadi di situ macam apa yang ada pada peristiwa twrjadinya PKI. Kita tau bahwa pki juga merubaha adanya fungsi yang
teradi dalam pemberontakan seperti tempat-tempat
penting di kota Madiun, seperti Kantor Pos, Gedung Bank, Kantor Telepon, dan
Kantor Polisi Dalam gerakan ini kesatuan PKI telah melakukan pembunuhan
terhadap dua orang pegawai pemerintah dan menangkap empat orang militer.
3.2
Saran
Persatuan
dan kesatuan rakyat Indonesia dalam menghimpun kekuatan sangat penting untuk
melawan pemberontakan.
Bahwa perasatuan lah paling besar kaitanya dengan terjadinya awal pembentukan
dan terjadinya hal dalama perannan politk dalam kekuasaan maka dalam peris tiwa
ini dapat kita jadikan sebagai tauladan terhadap adanya perubahan dan
persatauan agar tidak lagi terjadi pemberontakan
DAFTAR PUSTAKA
Menteri /sekertaris negara republik Indonesia. 30 tahun Indonesia
Merdeka 1945-1949. Jakarta: Tirta pustaka.
Susatyo, Rachmat.
Pemberontakan PKI-Musso di Madiun 18-30 September 1948. Bandung: Koperasi ilmu
pengetahuan sosial, 2008
Dr. A.H. Nasution, Sedjarah Perdjuangan
Nasional Indonesia, Jakarta: Mega Book Store, 1966
Dimjati, Muhammad. Sedjarah Perdjuangan
Indonesia, Widjaja, Jakarta: Widjaja, 1951
Pemuda Indonesia dalam Dimensi Sejarah Perjuangan
Bangsa. Jakarta: Sinar Bahagia 1984
[1] Menteri
/sekertaris negara republik Indonesia . 30
tahun Indonesia Merdeka. 1945-1949. Tirta pustaka. hal
[2]
Rachmat Susatyo. Pemberontakan PKI-Musso di Madiun 18-30 September 1948. Koperasi
ilmu pengetahuan sosial.2008. hal 52
[3] Dr. A.H. Nasution, Sedjarah Perdjuangan Nasional Indonesia, Mega
Book Store, Jakarta, 1966, hal. 131-132
[4]
187
Dokumen Semdam VII/Diponegoro No. 18 (10)
II, Sedjarah TNI Periode II
Tahun 1948-1950, disusun oleh Sem Menif 15, hal. 12.
Makasih banyak atas informasinya..
BalasHapusBenar-benar bermanfaat untuk tugas sekolah ^^
Baik Terima kasih, Kalau ingin lebih lengkap dan tertarik dengan sejarah PKI bisa beli bukunya Ruth Mc. Van tentang sejarah munculknya partai komunis indonesia. Salam,
BalasHapus